Dharma Pongrekun: Polusi Udara Jakarta Terjadi karena Manipulasi Iklim
Reporter
Anastasya Lavenia Y
Editor
Juli Hantoro
Sabtu, 2 November 2024 10:40 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Calon Gubernur Jakarta Dharma Pongrekun mengklaim manipulasi iklim sebagai penyebab polusi udara di Jakarta.
“Apa yang terjadi? Inilah namanya climate manipulation. Cuaca yang dimanipulasi. Tolong lihat ke atas, mana ada awan?” kata Dharma kepada awak media saat ditemui di kawasan Johar Baru, Jakarta Pusat, pada Jumat, 1 November 2024. Manipulasi iklim ini, kata dia, merupakan agenda terselubung untuk mendorong warga beralih ke kendaraan listrik.
Dharma enggan menjawab ketika ditanya siapa yang melakukan manipulasi iklim tersebut. Dia pun berjanji akan membongkar informasinya apabila terpilih sebagai gubernur.
Calon gubernur nomor urut 2 di Pilkada Jakarta itu itu menyinggung keberadaan pesawat-pesawat yang menyiramkan zat kimia dari atas Ibu Kota.
“Namanya chemtrail,” kata Dharma. Namun, ia tidak mau mengelaborasi lebih lanjut fenomen chemtrail yang diklaimnya sebagai penyebab polusi udara.
Berdasarkan penelusuran Cek Fakta Tempo, chemtrail merupakan teori konspirasi yang berkembang pada 2022. Teori konspirasi ini muncul dari video TikTok yang memuat narasi bahwa varian Omicron sengaja disebar melalui jejak asap pesawat atau chemtrail.
Chemtrail dipahami sebagai garis-garis asap putih yang ditinggalkan pesawat jet saat melintas di udara. Hal itu terjadi karena partikel dari penyaring knalpot mesin pesawat menghasilkan uap air. Lalu mengembun di sekitar pesawat dan membentuk partikel es di udara.
Plt Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Urip Haryoko menyatakan chemtrail sebagai teori konspirasi. “Isu chemtrails masih diklasifikasi sebagai teori konspirasi,” ujar Urip dalam keterangan tertulisnya yang dikutip Tempo, Jumat, 18 Februari 2022.
Berdasarkan laporan Majalah Tempo edisi 20 Agustus 2023, penyebab utama polusi Jakarta adalah pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara yang berada di sekitar Jakarta, seperti Jawa Barat dan Banten. “Jakarta dikepung industri dan pembangkit,” ucap pendiri Centre for Research on Energy and Clean Air (CREA), Lauri Myllyvirta, kepada Tempo, Rabu, 16 Agustus 2023.
Pilihan Editor: Kampanye Akbar Pramono Anung-Rano Karno Digelar Besok, Ada Anang Hermansyah hingga Iwa K