Sumpah Pemuda, Simak Pesan Penting Penjabat Bupati Sumba Barat Daya
Senin, 28 Oktober 2024 20:45 WIB
INFO NASIONAL - Sumpah Pemuda diperingati setiap 28 Oktober. Penjabat Bupati Sumba Barat Daya, Yohanes Oktovianus mengingatkan sejarah Sumpah Pemuda berangkat dari Hari Kebangkitan Nasional yang diperingati setiap 20 Mei. Hari Kebangkitan Nasional diperingati untuk mengenang berdirinya organisasi Boedi Oetomo pada 1908.
Hari Kebangkitan Nasional menjadi momentum orang-orang Indonesia, khususnya para pemuda menyadari sesungguhnya tanpa adanya persatuan dan kesatuan serta tujuan yang pasti, maka negara ini akan tidak jelas arahnya ke mana. "Ini adalah sebuah peristiwa di mana semua orang menyamakan persepsi kita harus bersatu," kata Yohanes yang akrab disapa John, ini kepada Tempo pada Senin, 28 Oktober 2024.
Kesamaan kesadaran tentang berbangsa dan bernegara itu, menurut Yohanes, diperkuat melalui komitmen dari seluruh pemuda Indonesia yang tergabung dalam Jong Java, Jong Celebes, dan organisasi kepemudaan lainnya saat itu. Komitmen tersebut termanifestasi lewat Sumpah Pemuda yang diikarkan pada 28 Oktober 1928. Sumpah Pemuda menjadi sebuah pernyataan persatuan, baik tanah air, bangsa, maupun dalam berkomunikasi, sepakat menggunakan Bahasa Indonesia
Bicara tentang Sumpah Pemuda, Yohanes juga ingat pidato Bung Karno pada upacara peringatan Hari Pahlawan, 10 November 1961. Saat itu Bung Karno menyampaikan, "beri aku seribu orang tua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya. Beri aku sepuluh pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia."
Pidato Bung Karno berarti pengakuan pemuda memiliki kekuatan yang sangat besar. "Para pemuda harus banyak belajar, berkresi, dan berinovasi untuk mengisi kemerdekaan. Oleh karenanya, pemuda harus mengisi diri untuk berkarya bagi bangsa dan negara," katanya. Saat ini, menurut Yohanes, pemuda harus menyadari dan memanfaatkan revolusi teknologi, revolusi informasi, dan siap berkompetisi.
Mengeai pembangunan para pemuda di Kabupaten Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur, Yohanes menyampaikan tiga kunci keberhasilannya:
- Penanganan stunting
Yohanes mengatakan anak-anak sebagai calon pemuda harus terbebas dari stunting. "Angka stunting harus turun supaya kualitas sumber daya manusianya bagus," katanya.
- Mengatasi kemiskinan dan kemiskinan ekstrem
"Kemiskinan itu membuat akses kita lemah," kata Yohanes. Supaya para pemuda tidak terjebak dalam kemiskinan maupun kemiskinan ekstrem, Pemerintah Kabupaten Sumba Barat Daya berupaya mengajak mereka untuk mendalami keterampilan tertentu melalui Balai Latihan Kerja (BLK). Begitu juga apabila ada pemuda yang ingin menjadi petani, maka pemerintah akan memfasilitasi kebutuhan sesuai minat mereka. - Perbaikan pendidikan
Lingkup perbaikan pendidikan, menurut Yohanes, meliputi peningkatan sumber daya guru, kesadaran orang tua untuk menyekolahkan anak, hingga ketersediaan sarana dan pra-sarana. "Para guru harus punya rasa memiliki daerah ini, sehingga muncul semangat membangun sumber daya manusia," ucap Yohanes.
Adapun kesadaran para orang tua untuk menyekolahkan anak, Yohanes melanjutkan, bertujuan agar mereka tidak buru-buru mengawinkan buah hatinya semata demi terlepas dari peran atau tanggung jawab sebagai orang tua. Sedangkan anak yang hendak dikawinkan belum siap untuk berumah tangga.
Begitu pula ketika ada anak yang tidak sekolah. Menurut Yohanes, orang tua kerap menyatakan anak yang tidak mau sekolah. Dengan demikian, anak-anak tidak termotivasi untuk mengenyam Pendidikan. "Perspektif orang tua yang seperti ini tak lepas dari jerat kemiskinan tadi," ujarnya.
Apabila tiga kunci pembangunan sumber daya manusia ini tidak selesai, Yohanes mengatakan, sama seperti lingkaran etan yang berputar-putar antara poin satu dengan lainnya. "Itu sebabnya kami berkomitmen menyelesaikan tantangan ini secara komprehensif," ujarnya. (*)