KSAD: Belum Ada Perintah Tambah Pasukan TNI di Lebanon

Minggu, 13 Oktober 2024 18:40 WIB

Anggota pasukan penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNIFIL) mengamati perbatasan Lebanon-Israel, saat mereka berdiri di atap menara pengawas di kota Marwahin, di Lebanon selatan, 12 Oktober 2023. REUTERS/Thaier Al-Sudani

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Staf TNI Angkatan Darat atau KSAD Jenderal Maruli Simanjuntak menyatakan belum mendapat instruksi dari Panglima TNI untuk menambah pasukan militer yang ditugaskan dalam United Nations Interim Force in Lebanon atau UNIFIL. Meski begitu, dia menyebut serangan militer Israel yang melukai dua prajurit TNI di Lebanon bakal dibahas dan dievaluasi oleh Mabes TNI.

"Kalau saya (TNI AD) hanya posisi bersiap. Kalau memang butuh untuk menambah pasukan ke sana, tentu disiapkan," kata Maruli di Jakarta, dilansir dari Antara pada Ahad, 13 Oktober 2024.

Setidaknya ada 1.000 prajurit TNI yang bertugas sebagai Pasukan Perdamaian PBB di Lebanon. Seribuan prajurit TNI tersebut bertugas di berbagai satuan UNIFIL.

Di antaranya Satgas Maritime Task Force, Satgas Batalion Mekanis TNI, dan Satgas Pendukung Markas. Mereka juga ditugaskan di Satgas Indo Force Protection Company, Satgas Koordinasi Sipil-Militer TNI, Satgas Military Community Outreach Unit, dan Satgas Level 2 Hospital.

Sebagian besar prajurit TNI yang tergabung dalam UNIFIL itu beroperasi di darat. Sedangkan Satgas Maritime Task Force menjalankan tugasnya di laut.

Advertising
Advertising

Maruli mengatakan, bahwa pasca insiden itu TNI masih dalam posisi memantau sekaligus menunggu kondisi terkini yang terjadi di Lebanon. Sebab, ujarnya, prajurit TNI di Lebanon tergabung dengan pasukan dari negara lain, sehingga TNI tidak bisa mengintervensi lebih jauh.

"Kalau cedera personil kemarin tentu jadi bahan evaluasi. Kami coba memikirkan agar tidak terjadi hal yang lebih fatal lagi ke depannya," ucap Maruli.

Kepala Pusat Penerangan atau Kapuspen TNI, Mayor Jenderal Hariyanto menyatakan bahwa seluruh pasukan TNI yang bertugas di Lebanon dalam keadaan aman. Menurut dia, prajurit TNI yang tergabung dalam Pasukan Perdamaian PBB di wilayah itu tetap melakukan kegiatan sesuai dengan ketentuan Force Commander UNIFIL.

Hariyanto berujar, TNI tidak bisa mengintervensi insiden serangan militer Israel di Naqoura yang melukai dua prajurit militer Indonesia. "Peristiwa serangan Israel kepada aset UNIFIL, sepenuhnya kewenangan UNIFIL untuk melakukan protes atau keberatan kepada pihak yang dianggap melanggar mandat UN 1701," ujarnya ketika dihubungi, Jumat, 11 Oktober 2024.

Antara berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Pilihan editor: Pramono Anung: Jakarta Tetap Jadi Pusat Pemerintahan Meski Ada IKN

Berita terkait

52 Warga Palestina Tewas Diserang Israel, Jumlah Korban Jiwa di Gaza Tembus 42.200 Orang

2 jam lalu

52 Warga Palestina Tewas Diserang Israel, Jumlah Korban Jiwa di Gaza Tembus 42.200 Orang

Hampir 98.500 warga Palestina terluka akibat serangan Israel sejak 7 Oktober 2023, kata Kementerian Kesehatan Gaza

Baca Selengkapnya

Netanyahu: Pasukan Perdamaian PBB di Lebanon Jadi 'Perisai Manusia' bagi Hizbullah!

3 jam lalu

Netanyahu: Pasukan Perdamaian PBB di Lebanon Jadi 'Perisai Manusia' bagi Hizbullah!

Netanyahu menuduh pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon selatan bertindak sebagai "perisai manusia" bagi Hizbullah.

Baca Selengkapnya

Netanyahu Desak PBB Pindahkan Pasukan Perdamaian di Lebanon dari Zona Tempur

3 jam lalu

Netanyahu Desak PBB Pindahkan Pasukan Perdamaian di Lebanon dari Zona Tempur

5 personel pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL) terluka akibat serangan pasukan Israel

Baca Selengkapnya

AS Kerahkan Sistem Pertahanan Udara THAAD ke Israel, Tangkal Serangan Rudal Iran?

4 jam lalu

AS Kerahkan Sistem Pertahanan Udara THAAD ke Israel, Tangkal Serangan Rudal Iran?

Militer Israel pada Sabtu mengatakan bahwa Amerika Serikat mengerahkan sistem pertahanan antirudal balistik THAAD di Israel

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Indonesia Ungkap Alasan Tolak Evakuasi dari Lebanon

5 jam lalu

Mahasiswa Indonesia Ungkap Alasan Tolak Evakuasi dari Lebanon

Mahasiswa Indonesia mengungkap alasan menolak evakuasi dari Lebanon.

Baca Selengkapnya

WNI Ungkap Kondisi Lebanon Terkini usai Serangan Israel

5 jam lalu

WNI Ungkap Kondisi Lebanon Terkini usai Serangan Israel

Salah seorang WNI mengungkap kondisi Lebanon usai serangan Israel dua pekan lalu.

Baca Selengkapnya

Iran Larang Pager dan Walkie-Talkie dalam Penerbangan Komersial

9 jam lalu

Iran Larang Pager dan Walkie-Talkie dalam Penerbangan Komersial

Iran mengumumkan pelarangan membawa perangkat komunikasi elektronik, seperti pager dan walkie-talkie, dalam penerbangan penumpang komersial

Baca Selengkapnya

34 Negara Tuntut Jaminan Keamanan bagi Personel UNIFIL di Lebanon

12 jam lalu

34 Negara Tuntut Jaminan Keamanan bagi Personel UNIFIL di Lebanon

Sebanyak 34 negara yang berkontribusi kepada UNIFIL menyerukan perlindungan bagi pasukan perdamaian PBB di Lebanon

Baca Selengkapnya

Pemenang Nobel Perdamaian 2024 Sebut Kehancuran Gaza seperti Jepang 80 Tahun Silam

12 jam lalu

Pemenang Nobel Perdamaian 2024 Sebut Kehancuran Gaza seperti Jepang 80 Tahun Silam

Pemenang Hadiah Nobel Perdamaian 2024 memperingatkan bahwa kondisi Gaza saat ini seperti Jepang 80 tahun yang lalu.

Baca Selengkapnya

Bahaya Bom Uranium yang Diduga Digunakan Israel untuk Serang Lebanon

13 jam lalu

Bahaya Bom Uranium yang Diduga Digunakan Israel untuk Serang Lebanon

Israel diduga lakukan serangan bom uranium ke Beirut, Lebanon. Bom jenis ini telah dilarang secara internasional

Baca Selengkapnya