Soeharto Diusulkan jadi Pahlawan Nasional, Apa Tanggapan PDIP?

Reporter

Yolanda Agne

Editor

Nurhadi

Senin, 30 September 2024 15:53 WIB

Presiden ke-2 Soeharto. TEMPO/Gunawan Wicaksono

TEMPO.CO, Jakarta - Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Guntur Romli, menentang penyematan gelar pahlawan nasional kepada Presiden Soeharto. “Soeharto tidak bisa diangkat jadi pahlawan karena tak hanya soal tercela, tapi dosa-dosa kejahatan kemanusiaan itu,” kata dia dalam keterangan tertulis, Ahad, 29 September 2024.

Guntur menyebutkan beberapa alasannya menolak rencana penyematan gelar tersebut. Menurut dia, rezim Soeharto terlibat atas kasus kekerasan dan pembunuhan massal pada 1966, 1974, dan 1980 seperti adanya operasi penembakan rahasia atau Petrus, juga kejahatan HAM di beberapa daerah yakni Timor-Timur, Papua, dan Aceh.

Selain kasus kekerasan fisik, Guntur juga menyebutkan adanya pembungkaman terhadap tokoh-tokoh dan gerakan demokrasi yang berupaya melawan rezim Orde Baru, khususnya atas serangan terhadap kantor pusat Partai Demokrasi Indonesia pada 27 Juli 1996 atau dikenal dengan peristiwa Kudatuli tersebut.

Guntur juga menyinggung peristiwa 1998. Saat itu rakyat menumbangkan kekuasaan Soeharto karena terlibat dalam kasus Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) pada rezim Soeharto. “Soeharto cukup tercatat dalam sejarah sebagai Presiden RI ke-2, tapi tidak boleh diangkat sebagai pahlawan nasional,” ujarnya.

Mantan politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) tersebut menambahkan bahwa Soeharto tak dapat mengubah fakta sejarah terkait gerakan reformasi rakyat pada 1998 yang menuntut penangguhan jabatannya sebagai presiden.

Advertising
Advertising

Usulan pemberian gelar pahlawan nasional kepada mendiang Presiden Soeharto disampaikan Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang juga sekaligus politikus Partai Golongan Karya (Golkar), Bambang Soesatyo.

Bambang menyampaikan hal itu dalam acara silaturahmi pimpinan MPR dengan keluarga besar Soeharto, sekaligus menyerahkan surat jawaban untuk penghapusan nama Soeharto dari Ketetapan (TAP) XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme atau KKN.

"Rasanya tidak berlebihan sekiranya mantan Presiden Soeharto dipertimbangkan oleh pemerintahan yang akan datang untuk mendapatkan anugerah gelar pahlawan nasional," kata pria yang biasa dipanggil Bamsoet itu di Ruang Delegasi, Gedung Nusantara IV, kompleks Senayan, Jakarta Pusat, pada Sabtu, 28 September 2024.

ALFITRIA NEFI P | ANNISA FEBIOLA

Pilihan Editor: Nama Presiden Soeharto Dicabut di TAP MPR, Apa Kata Pihak Keluarga?

Berita terkait

Puan Maharani Minta Maaf dan Menangis saat Pimpin Rapat Paripurna Terakhir

14 menit lalu

Puan Maharani Minta Maaf dan Menangis saat Pimpin Rapat Paripurna Terakhir

Selama lima tahun bekerja, Puan Maharani mengaku tidak semua dapat dilaksanakan dengan sempurna oleh DPR.

Baca Selengkapnya

Pembubaran Paksa Diskusi Diaspora di Kemang, PDIP dan PKB Beri Tanggapan

1 jam lalu

Pembubaran Paksa Diskusi Diaspora di Kemang, PDIP dan PKB Beri Tanggapan

PDIP dan PKB mengecam pembubaran paksa diskusi diaspora di Kemang, Jakarta. Kebebasan berpendapat dan berkumpul dinilai masih terancam.

Baca Selengkapnya

Kasus Tia Rahmania, Alasan Calon Legislatif Batal Dilantik, Partai Politik Boleh Ambil Keputusan?

3 jam lalu

Kasus Tia Rahmania, Alasan Calon Legislatif Batal Dilantik, Partai Politik Boleh Ambil Keputusan?

Berkaca dari kasus Tia Rahmania, kader PDIP yang gagal dilantik. Apakah partai politik bisa ambil keputusan?

Baca Selengkapnya

PDIP: Pembubaran Paksa Diskusi di Kemang Upaya Mematikan Gagasan

3 jam lalu

PDIP: Pembubaran Paksa Diskusi di Kemang Upaya Mematikan Gagasan

PDIP juga menyesalkan sikap aparat kepolisian dalam aksi premanisme tersebut.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Peristiwa G30S: Kenapa Sumur itu Dinamakan Lubang Buaya?

4 jam lalu

Kilas Balik Peristiwa G30S: Kenapa Sumur itu Dinamakan Lubang Buaya?

Lubang Buaya identik dengan peristiwa G30S/PKI. Benarkah ada buaya di sumur tersebut?

Baca Selengkapnya

Serba-serbi Menjelang Pelantikan Anggota DPR Selasa Besok

4 jam lalu

Serba-serbi Menjelang Pelantikan Anggota DPR Selasa Besok

Hari ini merupakan rapat paripurna terakhir anggota DPR periode 2019-2024. Selasa besok akan ada pelantikan anggota DPR periode 2024-2029.

Baca Selengkapnya

Nama Presiden Soeharto Dicabut di TAP MPR, Apa Kata Pihak Keluarga?

5 jam lalu

Nama Presiden Soeharto Dicabut di TAP MPR, Apa Kata Pihak Keluarga?

Keluarga mendiang Presiden Soeharto meminta maaf atas kesalahan yang dilakukan Presiden kedua Republik Indonesia itu selama menjabat.

Baca Selengkapnya

PDIP Putuskan Puan Maharani sebagai Calon Tunggal Ketua DPR Periode 2024-2029

5 jam lalu

PDIP Putuskan Puan Maharani sebagai Calon Tunggal Ketua DPR Periode 2024-2029

Said Abdullah menyebut, PDIP akan mengusulkan nama Puan Maharani menjadi kandidat tunggal untuk calon Ketua DPR periode 2024-2029.

Baca Selengkapnya

Sebelum Mundur dari Caleg, Arteria Dahlan Sempat Minta Bertemu Megawati

6 jam lalu

Sebelum Mundur dari Caleg, Arteria Dahlan Sempat Minta Bertemu Megawati

Arteria Dahlan bercerita, dia sempat meminta bertemu dengan Ketua Umum PDIP Megawati Sukarnoputri sebelum menekan surat pernyataan mundur sebagai caleg.

Baca Selengkapnya

Anggota DPRD Babel dari PDIP Imam Wahyudi Ditetapkan Tersangka KDRT

7 jam lalu

Anggota DPRD Babel dari PDIP Imam Wahyudi Ditetapkan Tersangka KDRT

Hingga saat ini, anggota DPRD Bangka Belitung Imam Wahyudi belum bersedia memberikan keterangan tentang kasus KDRT tersebut.

Baca Selengkapnya