Sejarah Lubang Buaya, Saksi Bisu Gugurnya Pahlawan Revolusi dalam Tragedi G30S

Editor

Laili Ira

Senin, 30 September 2024 13:43 WIB

Patung 7 pahlawan di Monumen Lubang Buaya. Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Saat memperingati peristiwa Gerakan 30 September 1965 Partai Komunis Indonesia atau G30S/PKI, nama Lubang Buaya tidak luput dari perhatian.

Pasalnya, Lubang Buaya menjadi saksi bisu pembantaian secara keji enam perwira dan satu kapten Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) yang mendapatkan gelar Pahlawan Revolusi sekaligus Pahlawan Nasional.

Tujuh pahlawan itu meliputi Jenderal Ahmad Yani, Letjen Suprapto, Letjen Siswondo Parman, Letjen Mas Tirtodarmo Haryono. Mayjen Donald Ignatius Pandjaitan, Mayjen Sutoyo Siswomiharjo, dan Kapten Pierre Tendean. Lantas, bagaimana asal-usul Lubang Buaya?

Sejarah Lubang Buaya

Melansir jurnal.medanresourcecenter.org, Lubang Buaya merupakan nama jalan sekaligus kelurahan di Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur.

Kelurahan yang berbatasan langsung dengan Kelurahan Halim Perdana Kusuma di sisi utara, Kelurahan Pinang Ranti di sisi barat, Jati Rahayu Pondok Gede (Bekasi) di sisi timur, dan Kelurahan Setu di sisi selatan tersebut dikenal sejak tragedi G30S.

Advertising
Advertising

Namun, penamaan Lubang Buaya dilakukan jauh sebelum peristiwa kelam yang merenggut nyawa tujuh Pahlawan Revolusi. Nama Lubang Buaya dipelopori oleh Pangeran Syarif bin Syeikh Abdul Rahman atau Datok Banjir yang merupakan seorang ulama .

Dinamakan Lubang Buaya karena kala itu dipercaya terdapat banyak buaya yang terlihat dan tidak terlihat atau siluman buaya putih di Kali Sunter. Konon katanya, Datok Banjir juga diyakini memiliki kemampuan supranatural, sehingga Lubang Buaya terlihat seperti lautan saat pasukan Belanda menyerbu kawasan tersebut.

Kronologi Penemuan Jenazah Korban G30S di Lubang Buaya

Mengutip buku Sintong Panjaitan, Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando, Sintong bersama beberapa personel Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) tengah bersiap diberangkatkan ke Kuching, Malaysia untuk menjadi relawan pada 1 Oktober 1965. Namun, rencana itu gagal karena dia dipanggil secara mendadak oleh Feisal Tanjung.

Bersama para komandan kompi, dia lalu menghadap Komandan RPKAD Kolonel Sarwo Edhie Wibowo. Mereka diperintahkan untuk mencari sejumlah perwira tinggi di tubuh TNI yang menghilang.

Mereka juga diperintahkan untuk memulihkan situasi di Jakarta, terutama merebut kembali kantor Radio Republik Indonesia (RRI) di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, serta Pangkalan TNI Angkatan Udara (Lanud) Halim Perdanakusuma di Jakarta Timur. Kedua tempat itu sempat dikuasai pemberontak PKI.

Kisi-kisi lokasi keberadaan para perwira TNI yang diculik datang dari Agen Polisi Dua Sukitman. Pada 1 Oktober dini hari, dia juga ditangkap oleh Pasukan Pasopati. Kala itu, Sukitman tengah berpatroli di sekitar rumah Jenderal DI Pandjaitan di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Beruntungnya, dia melarikan diri ke Markas Komando RPKAD di Cijantung, Jakarta Timur. Pada 3 Oktober 1965, RPKAD menerima laporan dari Sukitman itu. Para prajurit TNI dibawa ke Lubang Buaya yang saat itu masih sepi penduduk.

Di Lubang Buaya, tercatat hanya ada 13 rumah yang berdiri dengan jarak berjauhan. Tak mudah bagi pasukan RPKAD menemukan lokasi penyekapan para perwira, terlebih Sukitman tidak tahu persis tempatnya.

Dibantu warga, pasukan Sintong menyisir seluruh tempat di desa itu hingga menemukan gundukan tanah yang diduga sebagai timbunan baru, tetapi gagal. Para perwira TNI dicurigai telah dibunuh dan jasadnya dibuang ke sumur. Kecurigaan tersebut muncul setelah seorang warga menunjukkan sumur tua yang sudah ditimbun di bawah area pohon pisang.

“Jangan-jangan, para korban yang dicari diceburkan ke sumur itu,” kata Sintong dalam bukunya.

Sintong lalu meminta semua personel terus menggali secara bergantian dengan warga. Mereka semakin yakin bila para perwira ditimbun di sana setelah menemukan potongan kain. Setelah menggali di kedalaman 8 meter, bau busuk semakin tercium yang diketahui berasal dari para jasad Pahlawan Revolusi.

Hendrik Khoirul Muhid, Idris Boufakar, Achmad Hanif Imaduddin berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Pilihan Editor: Kesaksian Tim Evakuasi 7 Jenazah Pahlawan Revolusi Korban G30S, Prajurit Sampai Pingsan

Berita terkait

3 Fakta Peristiwa G30S: Kronologi, Pahlawan Revolusi, dan Misteri Lubang Buaya

6 jam lalu

3 Fakta Peristiwa G30S: Kronologi, Pahlawan Revolusi, dan Misteri Lubang Buaya

G30S terjadi 59 tahun yang lalu merupakan salah satu momen kelam dalam sejarah di Indonesia.

Baca Selengkapnya

30 Ucapan Peringatan G30S/PKI untuk Mengenang Sejarah Kelam Indonesia

10 jam lalu

30 Ucapan Peringatan G30S/PKI untuk Mengenang Sejarah Kelam Indonesia

Berikut ucapan dalam mengengang peringatan G30S PKI.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Peristiwa G30S: Kenapa Sumur itu Dinamakan Lubang Buaya?

11 jam lalu

Kilas Balik Peristiwa G30S: Kenapa Sumur itu Dinamakan Lubang Buaya?

Lubang Buaya identik dengan peristiwa G30S/PKI. Benarkah ada buaya di sumur tersebut?

Baca Selengkapnya

Sejarah Singkat G30S, Kronologi, dan Tokoh yang Gugur

13 jam lalu

Sejarah Singkat G30S, Kronologi, dan Tokoh yang Gugur

Ketahui sejarah singkat G30S, kronologi, serta perwira TNI yang gugur. Operasi ini dipimpin oleh Letnan Kolonel Untung Syamsuri.

Baca Selengkapnya

Peringatan G30S, Ini Profil 10 Pahlawan Revolusi Indonesia

13 jam lalu

Peringatan G30S, Ini Profil 10 Pahlawan Revolusi Indonesia

Mengenal 10 sosok Pahlawan Revolusi yang gugur dalam tragedi G30S/PKI. Ada Jenderal Ahmad Yani hingga Kapten Pierre Tendean.

Baca Selengkapnya

3 Pemeran Utama dalam Film Pengkhianatan G30S/PKI

15 jam lalu

3 Pemeran Utama dalam Film Pengkhianatan G30S/PKI

Sebagai peringatan peristiwa G30S 1965, beberapa stasiun televisi Indonesia menayangkan film Pengkhianatan G30S/PKI .Siapa pemeran utamanya?

Baca Selengkapnya

Cara dan Syarat Daftar Rekrutmen Perwira Prajurit Karier TNI 2024

4 hari lalu

Cara dan Syarat Daftar Rekrutmen Perwira Prajurit Karier TNI 2024

Pendaftaran rekrutmen perwira prajurit karier TNI 2024 dibuka, ketahui ketentuan dan mekanisme mendaftarnya.

Baca Selengkapnya

Refleksi Pemeran Film Kupu-Kupu Kertas: Melek Sejarah Kelam G30S

17 hari lalu

Refleksi Pemeran Film Kupu-Kupu Kertas: Melek Sejarah Kelam G30S

Film Kupu-Kupu Kertas membawa kesadaran bagi para pemerannya untuk memahami konflik ideologi G30S agar tragedi serupa tidak terulang.

Baca Selengkapnya

MPR Cabut Tap MPRS Nomor XXXIII/MPRS/1967, Guntur Soekarnoputra: Terbantahkan Bung Karno Mendukung G30S PKI

19 hari lalu

MPR Cabut Tap MPRS Nomor XXXIII/MPRS/1967, Guntur Soekarnoputra: Terbantahkan Bung Karno Mendukung G30S PKI

MPR RI resmi mencabut TAP MPRS Nomor XXXIII/MPRS/1967 tentang Pencabutan Kekuasaan Pemerintah Negara dari Presiden Sukarno. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

TAP MPRS 33 Dicabut, Guntur Soekarnoputra Tegaskan Sukarno Tidak Mendukung Pemberontakan PKI

21 hari lalu

TAP MPRS 33 Dicabut, Guntur Soekarnoputra Tegaskan Sukarno Tidak Mendukung Pemberontakan PKI

Guntur Soekarnoputra dan keluarga meminta agar nama baik Sukarno direhabilitasi atas tuduhan pengkhianat bangsa.

Baca Selengkapnya