Sempat Terseret Kasus Chat dengan Pejabat ESDM, Johanis Tanak Dicecar Komitmen Pimpin KPK

Rabu, 18 September 2024 11:38 WIB

Suasana tes wawancara untuk menjadi pimpinan KPK. Tes berlangsung di Gedung 3 Kementerian Sekretariat Negara, Selasa, 17 September 2024. Sumber: Istimewa

TEMPO.CO, Jakarta -

Johanis Tanak Dicecar Soal Komitmen di KPK

Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Johanis Tanak menjalani tes wawancara dalam seleksi calon pimpinan KPK periode 2024-2029. Johanis Tanak dihadapkan dengan 11 pewawancara saat seleksi berlangsung di Kementerian Sekretariat Negara, Jakarta Pusat, Rabu, 18 September 2024.

Johanis Tanak pernah menjadi sorotan Dewan Pengawas KPK sehubungan dengan dugaan pelanggaran kode etik. Dia ditengarai bertemu dengan seorang tersangka korupsi, serta melakukan komunikasi atau chat melalui aplikasi perpesanan dengan pejabat di Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM). Komunikasi tersebut diduga berhubungan dengan penanganan kasus korupsi tunjangan kinerja di lingkungan Direktorat Jenderal Minerba ESDM. Namun kasus yang menimpa Johanis Tanak ini disebut dinyatakan tidak melanggar etik, pada September tahun lalu.

"Para pejabat yang bersikap antikorupsi, umumnya crash landing, menjadi korban. Apakah bapak (Johanis Tanak) siap untuk menjadi korban, dari tugas sebagai pimpinan KPK?" kata Taufiequrachman Ruki, selaku panelis, di ruang seleksi wawancara. Ruki merupakan Ketua KPK periode pertama, 2003-2007.

Advertising
Advertising

Ruki menegaskan, menjadi pimpinan KPK bukan sekadar menjalani sebagai pekerjaan atau pengabdian. Namun tugas sebagai pimpinan KPK akan berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Tidak menutup kemungkinan akan ada kebiasaan atau lingkungan pertemanan yang bakal dibatasi.

"Salah satu contoh saja, hubungan yang bapak lakukan dengan seseorang ternyata dalam paradigma KPK itu dianggap melanggar kode etik. Artinya ada bagian-bagian dari sisi kehidupan bapak yang harus dihentikan," ujar Ruki.

Menanggapi hal itu, Johanis Tanak mengatakan, menjadi korban ataupun kehilangan kawan adalah risiko sebagai pimpinan KPK. Dia memastikan siap untuk menghadapi tantangan ini. "Saya berani menghadapi, dan saya bukan baru pertama juga menangani perkara tindak pidana korupsi di republik (Indonesia) ini," ujar Tanak, sembari menyebut, "Itu sudah bagian dari risiko dan saya harus siap hadapi."

Dia juga mengatakan tidak ada manusia yang bebas dari kesalahan dan rasa khilaf. Meski begitu, dia memastikan akan meminimalisir risiko tersebut. Dia juga berharap jika terpilih menjadi pimpinan KPK selanjutnya, segala kekurangan yang sempat diperbincangkan di lembaga antirasuah akan diperbaiki.

Pilihan Editor:

Wawancara 10 Capim KPK Masuki Hari Kedua, Sesi Pertama Disebut Memuaskan

Berita terkait

Korupsi Dana Hibah Pemprov Jatim, KPK Periksa 35 Pokmas dalam Tiga Hari di Kota Malang

6 jam lalu

Korupsi Dana Hibah Pemprov Jatim, KPK Periksa 35 Pokmas dalam Tiga Hari di Kota Malang

KPK memeriksa 35 kelompok masyarakat di Malang dalam pengusutan kasus dugaan korupsi Dana Hibah Pemprov Jatim.

Baca Selengkapnya

Jadi Panelis Eksternal, Laode Syarif Dalami Upaya Calon Perbaiki Dewas KPK

8 jam lalu

Jadi Panelis Eksternal, Laode Syarif Dalami Upaya Calon Perbaiki Dewas KPK

Laode pribadi ingin Dewas KPK nanti melakukan pengawasan ketat. Pengawasan bertujuan untuk mengantisipasi sebelum terjadinya masalah.

Baca Selengkapnya

ICW: Insiatif Kaesang Datangi KPK Tak Perlu Diglorifikasi

8 jam lalu

ICW: Insiatif Kaesang Datangi KPK Tak Perlu Diglorifikasi

ICW menilai kehadiran Kaesang ke KPK merupakan kewajiban warga negara, tak perlu diglorifikasi.

Baca Selengkapnya

Pansel KPK Cari Sosok yang Bisa Revitalisasi Dewas KPK

8 jam lalu

Pansel KPK Cari Sosok yang Bisa Revitalisasi Dewas KPK

Dalam tes wawancara ini, Pansel KPK mengundang dua orang pewawancara tamu.

Baca Selengkapnya

Ketua IM57+ Institute Tanggapi Klarifikasi Kaesang di KPK: Jangan Terus-terusan Publik Dibodohi

8 jam lalu

Ketua IM57+ Institute Tanggapi Klarifikasi Kaesang di KPK: Jangan Terus-terusan Publik Dibodohi

Ketua IM57+ Institute menanggapi klarifikasi anak Jokowi, Kaesang Pangarep ke KPK, soal dugaan gratifikasi jet pribadi yang ditumpanginya.

Baca Selengkapnya

Diperiksa Lagi sebagai Saksi, Ketua DPRD Maluku Utara Ditanya soal Abdul Gani Kasuba sebelum Jadi Gubernur

9 jam lalu

Diperiksa Lagi sebagai Saksi, Ketua DPRD Maluku Utara Ditanya soal Abdul Gani Kasuba sebelum Jadi Gubernur

KPK kembali memeriksa Ketua DPRD Maluku Utara Kuntu Daud sebagai saksi dalam kasus korupsi eks Gubernur Maluku Utara Abdul Gani Kasuba .

Baca Selengkapnya

Cara Gusrizal Jaga Muruah KPK: Tidak Semua Pelanggaran Etik Diekspos ke Publik

10 jam lalu

Cara Gusrizal Jaga Muruah KPK: Tidak Semua Pelanggaran Etik Diekspos ke Publik

Calon Dewas KPK, Gusrizal, menyampaikan sejumlah hal untuk mengembalikan kepercayaan publik terhadap KPK

Baca Selengkapnya

Respons KPK Usai Disebut Tak Menindaklanjuti Ratusan Hasil Analisis PPATK

11 jam lalu

Respons KPK Usai Disebut Tak Menindaklanjuti Ratusan Hasil Analisis PPATK

KPK disebut tidak menindaklanjuti 150 hasil analisis dan hasil pemeriksaan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK). Apa kata KPK?

Baca Selengkapnya

Profil Nadya Gudono, Kakak Ipar Kaesang Pangarep yang Diduga Ikut 'Nebeng' Pesawat Jet ke Amerika

11 jam lalu

Profil Nadya Gudono, Kakak Ipar Kaesang Pangarep yang Diduga Ikut 'Nebeng' Pesawat Jet ke Amerika

Kaesang Pangarep diduga mengajak kakak iparnya, Nadya Gudono, saat menggunakan jet pribadi ke Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Nebeng Jet Pribadi Teman ke AS, Kaesang Tak Tahu Biaya per Penumpang

13 jam lalu

Nebeng Jet Pribadi Teman ke AS, Kaesang Tak Tahu Biaya per Penumpang

Kaesang tak tahu biaya yang dihabiskan untuk perjalanan menggunakan jet pribadi. Tim hukum menggunakan perkiraan harga tiket kelas bisnis.

Baca Selengkapnya