Alasan Pengamat Sebut Gerakan Anak Abah Tusuk 3 Paslon Berbahaya bagi Demokrasi
Reporter
Tempo.co
Editor
Sapto Yunus
Jumat, 13 September 2024 22:39 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Gerakan anak abah tusuk 3 paslon belakangan ramai di media sosial. Kampanye yang disinyalir diinisiasi pendukung Anies Baswedan ini mengajak pemilih di Jakarta agar mencoblos tiga kotak suara sekaligus dalam pemilihan gubernur atau Pilgub Jakarta 2024.
Menurut Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia (PPI) Adi Prayitno, gerakan ini berbahaya bagi demokrasi di Indonesia. Dia berpendapat aksi coblos tiga pasangan calon (paslon) itu muncul dari gerakan Anak Abah alias pendukung Anies sebagai ekspresi kemarahannya lantaran tokoh yang mereka dukung tidak bertarung dalam Pilgub Jakarta.
“Sebagai sebuah gerakan politik, sebagai bentuk kemarahan, nggak ada persoalan,” kata Adi di Jakarta pada Kamis, 12 September 2024 seperti dikutip dari Antara.
Hanya, kata dia, kemarahan atau kekecewaan ini tidak beralasan dan berbahaya bagi demokrasi di Indonesia. “Sehingga diharapkan gerakan tersebut tidak berlanjut sampai pemilihan kepala daerah berlangsung,” ujarnya.
Jika gerakan tersebut berlanjut dan berlangsung sampai masa pencoblosan 27 November 2024, gerakan itu akan berpengaruh terhadap legitimasi pemenang Pilgub Jakarta.
Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah itu mengatakan, bila semua pendukung Anies turut andil dalam gerakan tersebut, persentase suara sah untuk pemenang Pilgub Jakarta akan turun signifikan.
Adi mencontohkan, bila partisipasi pemilu di Jakarta berada pada angka 75 persen dan jumlah total pendukung Anies sebanyak 30 persen, maka legitimasi bagi pemenang pemilu maksimal hanya 45 persen. “Itu berbahaya bagi demokrasi,” kata dia menegaskan.
Karena itu, Adi berharap ekspresi kemarahan dan kekecewaan pendukung Anies itu tidak terus berlanjut. “Semoga saja gerakan coblos tiga paslon itu hanya sebatas emosi sesaat dan tidak banyak yang melakukan,” tuturnya.
Adi menyebutkan, selain Komisi Pemilihan Umum (KPU), seluruh peserta pemilu di Jakarta bertanggung jawab untuk meyakinkan pemilih Anies bahwa mereka layak untuk dipilih dan mendapat suara sah. Dia menambahkan tiga bakal calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta saat ini merupakan figur yang baik dan memiliki komitmen kuat untuk membawa Jakarta menjadi lebih baik.
“Sebaiknya, sekali pun pemilih Anies ini kecewa, pilihlah di antara tiga paslon itu. Yang kira-kira dinilai kinerjanya masih bisa diharapkan untuk memperbaiki Jakarta,” ujarnya.
Dia pun yakin di antara tiga pasangan calon gubernur dan wakil gubernur yang ada itu pantas untuk dipilih. Ketiga bakal pasangan calon tersebut adalah Ridwan Kamil-Suswono, Pramono Anung-Rano Karno, dan Dharma Pongrekun-Kun Wardana (independen).
Selanjutnya, KPU DKI Jakarta ajak masyarakat tidak golput…
<!--more-->
Menanggapi viralnya gerakan anak abah tusuk 3 paslon, KPU DKI Jakarta mengajak masyarakat menggunakan hak pilihnya dan tidak melakukan golongan putih atau golput. Ketua Divisi Teknis KPU Jakarta, Dody Wijaya, mengatakan pihaknya berharap warga Jakarta justru berbondong-bondong datang ke tempat pemungutan suara (TPS).
“Ini kesempatan momentum pasca-Jakarta tidak lagi menjadi ibu kota maka masa depan Jakarta itu berada di tangan masyarakat,” kata Dody saat ditemui di kantor KPU DKI Jakarta pada Jumat, 13 September 2024.
Dody mengatakan, jika masyarakat tidak hadir ke TPS saat pencoblosan pada 20 November mendatang, suaranya juga tidak dihitung sebagai pemenang.
Dia memberikan contoh, apabila ada 100 warga, 50 orang melakukan golput dan 50 orang lainnya tidak hadir ke TPS, kemudian setelah dihitung terdapat 20 suara yang tidak sah, maka yang menentukan kemenangan adalah 30 suara lainnya. “Kalau di Jakarta ditambah 50 persen plus satu dari total suara sah,” ujar Dody.
Artinya, kata dia, gerakan golput atau gerakan coblos semua paslon ini tidak punya makna dalam Pilgub Jakarta 2024. Dody mengatakan justru gerakan ini tidak mempengaruhi kemenangan paslon.
“Malah dalam hal sederhana lebih mudah paslon untuk menang karena hanya memperebutkan tadi, kira-kira 30 suara dalam analogi 100 suara tadi,” kata Dody.
Adapun Anggota KPU DKI Jakarta Astri Megatari mengatakan pihaknya akan melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam Pilgub Jakarta 2024 sehingga dapat menggunakan hak pilihnya dengan baik dan benar.
“Kami yakin dan kami optimistis bahwa warga Jakarta sekarang cerdas-cerdas, kritis-kritis dan semuanya bisa menilai ketiga paslon ini dengan pikiran dan pandangan yang terbuka,” kata Astri.
ALFITRIA NEFI P | ANTARA
Pilihan editor: Titip Isu Kemerdekaan Palestina ke Komisi I DPR, Ini Kata Retno Marsudi