Pidato Joko Widodo di Sidang Tahunan MPR: Pamer Capaian, Jokowi Minta Maaf, Serahkan Estafet ke Prabowo
Reporter
Hendrik Khoirul Muhid
Editor
S. Dian Andryanto
Minggu, 18 Agustus 2024 08:12 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo alias Jokowi menyampaikan sejumlah pernyataan menarik dalam pidatonya di Sidang Tahunan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) serta Sidang Bersama Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Jumat, 16 Agustus 2024.
Dalam momen “terakhir” dirinya mengikuti sidang tahunan bersama wakil rakyat itu, antara lain Jokowi memamerkan sederet pencapaian, menyampaikan apresiasi kepada jajaran pemerintahan, meminta maaf, hingga menyerahkan estafet kepemimpinan dan harapan rakyat kepada Presiden Terpilih Prabowo Subianto.
Tempo telah merangkum pernyataan Jokowi dalam pidatonya di Sidang Tahunan MPR serta Sidang Bersama DPR dan DPD, berikut ulasannya:
1. Tak pernah membayangkan bakal 10 tahun menjabat
Di awal pidatonya, Jokowi menyebut tahun ini genap 10 tahun dirinya menjabat sebagai Presiden RI. Sebuah tanggung jawab dan kepercayaan besar yang menurutnya tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Juga, sebuah mandat dan amanah besar yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya.
Kepala Negara mengaku, sejak hari pertama dirinya menerima amanah ini, ia sangat menyadari bahwa akan ada banyak gelombang yang harus dihadapi, akan banyak tantangan yang harus diselesaikan. Tapi sedari awal, pihaknya juga yakin dan sangat percaya bahwa ia tidak sendirian. Ada cita-cita dan harapan masyarakat.
“Ada dukungan dan doa dari rakyat yang selalu mengiringi dan menguatkan. Senyum, sapa, dan doa Bapak, Ibu, dan saudara-saudara sebangsa setanah air adalah sumber kekuatan bagi saya,” kata Jokowi
2. Sampaikan terima kasih di momen terakhir ikuti sidang tahunan bersama wakil rakyat
Presiden RI ke-7 yang bakal purnatugas pada Oktober mendatang itu mengatakan sidang tahunan bersama wakil rakyat kali ini adalah kali terakhir dirinya bisa membersamai. Jokowi bersama wakilnya, Ma’ruf Amin, kemudian menyampaikan terima kasih kepada jajaran pemerintahan dan seluruh rakyat Indonesia.
“Yang selama sepuluh tahun ini telah dengan kuat bersama-sama melintasi tantangan demi tantangan, menapaki langkah demi langkah, dan menghadapi terjadinya perubahan demi perubahan, sehingga kita sebagai sebuah bangsa yang besar bisa sampai di titik ini. Titik yang bisa menjadi titik lontar untuk menggapai kemajuan bersama di masa yang akan datang,” katanya.
Selanjutnya: Jokowi Pamer Capaian
<!--more-->
3. Pamer capaian
Dalam kesempatan tersebut, Jokowi memamerkan sejumlah pencapaiannya dalam memimpin pemerintahan Indonesia. Berikut deretan pencapaian yang dipamerkan Jokowi:
- Pembangunan infrastruktur
pembangunan infrastruktur di era pemerintahannya, yang disebutnya sebagai pembangunan Indonesia-sentris. Dalam sepuluh tahun, Jokowi mengaku telah melakukan pembangunan daerah pinggiran, desa, dan daerah terluar.
“Sehingga sampai saat ini, kita telah membangun 366.000 kilometer jalan desa, 1,9 juta meter jembatan desa, 2.700 kilometer jalan tol baru, 6.000 kilometer jalan nasional, 50 pelabuhan dan bandara baru, serta 43 bendungan baru, serta 1,1 juta hektare jaringan irigasi baru,” kata Jokowi.
Jokowi mengklaim, buntut pembangunan itu Indonesia berhasil menurunkan biaya logistik dari sebelumnya 24 persen menjadi 14 persen pada 2023. Sehingga, Indonesia bisa meningkatkan daya saing dari sebelumnya di peringkat 44 menjadi peringkat 27 pada 2024. Negara disebutnya mampu memperkuat persatuan karena akses yang lebih merata dan berkeadilan.
“Selain itu, ketangguhan kita sebagai sebuah bangsa juga terbukti dari daya tahan kita dalam menghadapi pandemi Covid-19, dalam menghadapi perubahan iklim, dan dalam menghadapi geopolitik dunia yang semakin memanas,” tutur eks Gubernur DKI Jakarta itu.
- Ekonomi Indonesia tumbuh
Menurut Jokowi, Indonesia merupakan satu dari sedikit negara yang mampu pulih lebih cepat, bahkan terus bertumbuh. Pertumbuhan ekonomi negara ini terjaga di atas lima persen, walau banyak negara tidak tumbuh, bahkan melambat. Wilayah Indonesia Timur seperti Papua dan Maluku, kata dia, justru mampu tumbuh di atas enam persen dan Maluku Utara mampu tumbuh di atas 20 persen.
- Inflasi terkendali serta angka kemiskinan dan stunting turun
Kepala Negara mengatakan inflasi di Indonesia di era pemerintahannya terkendali di kisaran 2-3 persen saat banyak negara mengalami kenaikan yang luar biasa, bahkan ada yang mencapai lebih dari 200 persen. Pihaknya juga menyebut angka kemiskinan ekstrem mampu pemerintah turunkan dari sebelumnya 6,1 persen menjadi 0,8 persen pada tahun 2024.
“Angka stunting (kekerdilan pada anak) juga mampu kita kurangi dari sebelumnya 37,2 persen menjadi 21,5 persen pada 2023. Tingkat pengangguran juga mampu kita tekan dari sebelumnya 5,7 persen menjadi 4,8 persen pada 2024,” kata eks Wali Kota Solo ini.
- Pemerintah gelontorkan dana Rp 759,3 triliun per tahun untuk lindungi masyarakat ekonomi bawah
Guna melindungi masyarakat ekonomi bawah, Jokowi mengungkapkan dalam sepuluh tahun terakhir pemerintah telah menggelontorkan dana Rp 759,3 triliun per tahun. Kata Jokowi, ini adalah untuk pembangunan yang dicita-citakan bersama. Pembangunan yang menyentuh semua lapisan masyarakat.
“Pembangunan yang memberi dampak bagi masyarakat luas. Pembangunan yang membuka peluang untuk tumbuh bersama,” kata dia.
Rinciannya, Rp 361 triliun untuk anggaran Kartu Indonesia Sehat atau KIS yang digunakan untuk membiayai layanan kesehatan lebih dari 92 juta peserta JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) per tahun. Lalu Rp 113 triliun untuk anggaran Kartu Indonesia Pintar (KIP) untuk membiayai pendidikan lebih dari 20 juta siswa per tahun, mulai dari SD sampai SMA/SMK.
Kemudian sebanyak Rp 225 triliun untuk anggaran Program Keluarga Harapan (PKH) untuk meningkatkan ekonomi sekitar 10 juta keluarga kurang mampu per tahun. Serta Rp 60,3 triliun anggaran Kartu Prakerja, yang selama lima tahun telah dimanfaatkan untuk menambah keahlian 18,8 juta pekerja yang tersebar di seluruh Indonesia.
- Langkah besar hilirisasi
Jokowi mengatakan Indonesia telah mengambil langkah besar untuk meningkatkan produktivitas dan nilai tambah dengan tidak lagi mengekspor bahan mentah, tetapi mengolahnya dulu di dalam negeri. Walau banyak negara lain menggugat, menentang, bahkan berusaha menggagalkan, tetapi sebagai bangsa yang berdaulat, sebagai bangsa yang besar, Indonesia tidak goyah, bahkan terus maju untuk melangkah.
Langkah tersebut, kata Jokowi, dimulai dari nikel, bauksit, dan tembaga yang akan dilanjutkan dengan timah, serta sektor potensial lainnya, seperti perkebunan, pertanian, dan kelautan. Sampai saat ini telah terbangun smelter dan industri pengolahan untuk nikel, bauksit, dan tembaga yang membuka lebih dari 200.000 lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan negara lebih dari Rp 158 triliun selama delapan tahun ini.
“Kita ingin kekayaan yang ada di negeri ini, anugerah Allah Swt. Untuk negeri ini, dapat dikelola sebesar-besarnya untuk kepentingan rakyat, dapat dimanfaatkan semaksimalnya (mungkin) untuk kesejahteraan rakyat. Oleh sebab itu, kita juga telah mengambil kembali aset kita yang selama puluhan tahun dikelola oleh pihak asing, yang selama puluhan tahun diambil manfaat besarnya oleh pihak asing, seperti Freeport, Blok Rokan, dan Newmont. Alhamdulillah, semua itu bisa kita ambil alih kembali,” tutur Presiden.
- Pencapaian di bidang teknologi, digitalisasi, elektrifikasi, dan komunikasi
Di sektor teknologi dan digitalisasi, Jokowi mengatakan untuk pertama kalinya Indonesia memiliki INA Digital. Sebuah digitalisasi layanan pemerintah yang terintegrasi untuk mempercepat dan mempermudah layanan bagi masyarakat. Di bidang elektrifikasi, cakupan kelistrikan terus pemerintah perluas hingga mencapai 99 persen pada 2024. Demikian juga dengan cakupan internet yang terus ditingkatkan hingga mencapai 79 persen pada 2024.
- Modernisasi hukum
Di bidang hukum, Jokowi mengatakan setelah 79 tahun merdeka, akhirnya Indonesia memiliki Kitab Undang-Undang (UU) Hukum Pidana yang baru sebagai upaya memodernisasi hukum Indonesia, serta UU Cipta Kerja yang merevisi 80 UU dan 1.200 pasal sebagai upaya menderegulasi peraturan yang tumpang tindih.
“Kita juga sudah memiliki UU Tindak Pidana Kekerasan Seksual untuk memberikan perlindungan yang nyata, yang lebih kuat, terutama bagi perempuan dan anak-anak,” katanya.
Selanjutnya: Jokowi Minta Maaf dan Serahkan Estafet ke Prabowo
<!--more-->
4. Apresiasi jajaran pemerintahan
Jokowi mengatakan pihaknya sangat mengapresiasi dukungan dan kerja sama seluruh lembaga negara dalam menopang lompatan kemajuan Indonesia. Mulai dari MPR RI, DPR RI, DPD RI, Badan Pemeriksa Keuangan atau BPK RI, Mahkamah Konstitusi (MK) RI, hingga Mahkamah Agung (MA) RI, serta Komisi Yudisial (KY) RI.
5. Sampaikan permintaan maaf
Jokowi mengatakan sepuluh tahun bukanlah waktu yang cukup panjang untuk mengurai semua permasalahan bangsa. Pihaknya mengaku sangat menyadari bahwa sebagai pribadi yang jauh dari kata sempurna, sebagai insan yang tumbuh dalam segala keterbatasan, dan sebagai manusia yang jauh dari kata istimewa, sangat mungkin ada yang luput dari pandangannya.
“Sangat mungkin ada celah dari langkah-langkah yang saya ambil dan sangat mungkin banyak kealpaan dalam diri saya,” katanya.
Berikut pernyataan Jokowi minta maaf:
“Saya dan Prof. Dr. (H.C.) K.H. Ma’ruf Amin mohon maaf. Mohon maaf untuk setiap hati yang mungkin kecewa, untuk setiap harapan yang mungkin belum bisa terwujud, untuk setiap cita-cita yang mungkin belum bisa tergapai. Sekali lagi, kami mohon maaf. Kami mohon maaf. Ini adalah yang terbaik, yang bisa kami upayakan bagi rakyat Indonesia, bagi bangsa dan negara Indonesia.”
“Saya tahu bahwa hasil yang kita capai pada saat ini belum sepenuhnya tuntas mencapai hasil akhir, belum sepenuhnya sesuai dengan harapan dan keinginan Bapak (dan) Ibu semua. Namun, saya yakin dan percaya dengan persatuan dan kerja sama kita, dengan keberlanjutan yang terjaga, Indonesia sebagai negara yang kuat dan berdaulat akan mampu melompat dan menggapai cita- cita Indonesia Emas 2045.”
6. Serahkan estafet kepemimpinan dan harapan rakyat kepada Prabowo
Terakhir, kepada Presiden terpilih Prabowo Subianto, Jokowi mengatakan pihaknya akan menyerahkan tongkat estafet kepemimpinan pada Oktober mendatang. Seiring itu, Jokowi juga menyerahkan semua harapan dan cita-cita masyarakat Indonesia, dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote, dari pinggiran, dari daerah terluar, dari desa, dari pusat-pusat kota kepada Prabowo.
“Semoga Allah Swt., Tuhan Yang Maha Kuasa, senantiasa memberikan petunjuk dan kemudahan bagi bangsa Indonesia dalam kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto pada pemerintahan periode mendatang,” kata ayah dari Wakil Presiden Terpilih Gibran Rakabuming Raka ini.
HENDRIK KHOIRUL MUHID | MELYNDA DWI PUSPITA
Pilihan Editor: Jokowi Minta Maaf di Sidang Tahunan MPR, Sebelumnya Mohon Maaf di Zikir Kebangsaan