Kata Ahok soal Komunikasi Intens lewat WA dan Beda Prinsip PDIP dengan Anies
Reporter
Savero Aristia Wienanto
Editor
Andry Triyanto Tjitra
Selasa, 6 Agustus 2024 08:16 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Hubungan dua mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dan Anies Baswedan, menjadi perhatian publik baru-baru ini terkait komunikasi intens lewat WhatsApp (WA) di antara mereka dan perbedaan prinsip antara PDIP dengan Anies.
Dilansir dari Tempo, Ahok membantah bahwa dia menjalin komunikasi secara intens dengan Anies. Dia menyebut baru bertemu Anies sebanyak tiga kali sejak bebas dari penjara.
"Saya ketemu Pak Anies setelah saya keluar dari tahanan cuma 3 kali," kata Ahok kepada Tempo usai menghadiri acara Ask Ahok Anything (A3) di Kota Kasablanka, Jakarta Selatan, pada Sabtu, 3 Agustus 2024.
Ahok menuturkan, pertemuan pertamanya dengan Anies terjadi saat pelantikan anggota DPRD DKI Jakarta. Kemudian, jelas Ahok, pertemuan kembali terjadi di salah satu hotel di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan.
"Ya tanya basa-basi, gimana kabar, gimana anak, gitu. Ya sudah pergi. Itu juga buru-buru," ujarnya.
Lebih lanjut, Ahok menyampaikan, pertemuan terakhir dengan Anies terjadi saat mereka menghadiri pesta pernikahan pada pertengahan Juli lalu. Ahok mengaku sempat sempat berfoto dengan Anies.
"Pak Anies nanya, 'nomor teleponnya yang mana nih?'. Terus saya kasih nomor ke Pak Anies. Dia catat. Waktu saya pulang, saya terima (pesan) WA (WhatsApp), 'Test. Anies'," tuturnya.
Ahok menyampaikan, Anies sempat mengajak untuk menjadwalkan pertemuan. Tetapi, kata Ahok, pertemuan itu belum terjadi.
"Sampai hari ini, enggak ada WA," ucapnya.
Pernyataan Ahok ini menanggani Anies yang sebelumnya mengklaim hubungannya dengan Ahok cukup baik. Anies menyebut telah berkomunikasi dengan Ahok melalui WA.
“Saya, Pak Ahok, ya berkomunikasi terus. Kita suka WA-an,” kata Anies di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Senin, 29 Juli 2024.
<!--more-->
Perbedaan prinsip PDIP dengan Anies
Pada kesempatan itu, Ahok yang kini menjabat sebagai Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau DPP PDIP menyatakan, partainya tidak memberikan sinyal positif untuk mendukung Anies pada pemilihan kepala daerah atau Pilkada Jakarta. Dia menilai, ada perbedaan prinsip antara PDIP dan Anies.
"Saya kira, secara prinsip, sulit PDI Perjuangan untuk mendukung Pak Anies," kata Ahok.
Dia menganalogikan keadaan ini dengan berbisnis. "Kalau mau bisnis pakai nurani, kalau mau berpolitik ada prinsip," ujar Ahok.
Saat ditanya soal prinsip yang dimaksud, Ahok enggan menjelaskan. Namun, dia menyebut pernyataannya itu bukanlah keputusan final PDIP.
"Kita lihat aja dulu, kalau tiba-tiba dukung kan enggak tahu juga," tuturnya.
Sebelumnya, Ketua DPP PDIP Puan Maharani mengatakan peluang partainya mengusung Anies Baswedan di Pilkada Jakarta 2024 terbuka cukup lebar.
Saat ini, Puan mengatakan PDIP sedang menimbang-nimbang para calon yang akan diusung di Pilkada DKI, termasuk Anies. "Mungkin saja," kata Puan di Hotel Fairmont, Senayan, Jakarta pada Kamis, 25 Juli 2024.
Puan kemudian ditanya soal apakah peluang pengusungan Anies berada di atas 50 persen. "Bisa di atas, bisa di atas banget," ujar putri Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri itu.
Puan berujar, PDIP juga telah melakukan komunikasi dengan Anies soal rencana pengusungan itu. Menurut dia, komunikasi tersebut dilakukan PDIP dengan Anies secara informal.
Namun, Puan menyatakan PDIP masih mungkin mengusung calon selain Anies. Dia mengatakan, masih ada waktu hingga batas pencalonan di Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada 27-29 Agustus 2024 nanti.
"Jadi masih banyak waktu kita untuk melihat perkembangan yang ada dan dinamika politik yang masih berkembang," kata Puan.
Pilihan Editor: Respons PDIP soal Rencana Koalisi Indonesia Maju Calonkan Ridwan Kamil di Jakarta