Muhammadiyah Tunggu Jatah Lokasi dan Waktu Pemberian Izin Tambang dari Jokowi

Minggu, 28 Juli 2024 16:08 WIB

Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah membeberkan alasan utama organisasi kemasyarakatan itu menerima Izin Usaha Pertambangan (IUP) tambang di Yogyakarta Minggu, 28 Juli 2204. Tempo/Pribadi Wicaksono

TEMPO.CO, Yogyakarta - Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah secara resmi telah menerima Izin Usaha Pertambangan (IUP) dari pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Namun, Muhammadiyah belum mengetahui lokasi dan kapan mereka bisa memulai memanfaatkan pengelolaan tambang.

Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Mu'ti mengaku belum menerima detail soal informasi wilayah dan juga belum mengetahui kapan organisasi akan melakukan aktivitas bisnis penambangan.

Abdul Mu'ti membeberkan langkah pertama setelah menerima izin tambang dari pemerintah itu adalah mengkoordinasikan secara terpusat melalui Badan Usaha Milik Muhammadiyah.

"Badan Usaha Milik Muhammadiyah itu selama ini merupakan unit bisnis yang dikelola perusahaan-perusahaan di bawah perserikatan," kata Abdul Mu'ti di sela rampungnya Konsolidasi Nasional Muhammadiyah yang digelar di Universitas Aisyiyah atau Unisa Yogyakarta, Minggu 28 Juli 2024.

Selain Badan Usaha Milik Muhammadiyah itu, Muhammadiyah juga membentuk satuan tugas khusus urusan tambang yang dikepalai
Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Bidang Ekonomi, Bisnis, dan Industri Halal Muhadjir Effendi. Muhadjir merupakan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi.

Advertising
Advertising

"Kami sampai saat ini belum tentukan nama unit bisnis tambang Muhammadiyah ini," kata Mu'ti.

Mu'ti juga menuturkan Muhammadiyah belum mengetahui wilayah mana yang akan diberikan kepada Muhammadiyah untuk aktivitas penambangan ini. Juga soal kapan akan dimulainya aktivitas itu.

"Untuk lokasi dan waktu (aktivitas tambang) itu kami akan bicarakan dengan pemerintah terutama dengan Presiden Jokowi, Menteri Bahlil (Lahadalia - Menteri Investasi) dan
Menteri ESDM," kata Mu'ti.

Mu'ti menambahkan terkait waktu dan lokasi tambang itu semua masih dalam proses pembicaraan dengan pemerintah dan tim yang dibentuk Muhammadiyah.

"Jika tim Muhammadiyah dan pemerintah sudah bertemu dan putuskan soal lokasi (izin tambang), segera kami tetapkan dalam surat keputusan soal pembagian wilayah tambang itu bagaimana," kata dia.

Mu'ti memastikan, konsolidasi nasional yang membahas soal izin tambang dan diikuti 35 pimpinan wilayah Muhammadiyah se-Indonesia ini diselenggarakan bukan karena PP Muhammadiyah merasa ragu-ragu akan keputusan itu.

"Langkah (menerima izin tambang ini) kami ambil sebagai jalan musyawarah, yang mudah-mudah menghasilkan keputusan terbaik, keputusan yang didukung oleh semua pimpinan wilayah Muhammadiyah di Indonesia dan seluruh elemen di Muhammadiyah," kata dia.

Musyawarah itu, kata Mu'ti menjadi sistem dan tradisi yang lama dibangun oleh Muhammadiyah untuk mengambil keputusan-keputusan strategis.

"Itu satu mekanisme demokrasi di mana Muhammadiyah senantiasa memberikan ruang kepada pimpinan persyarikatan memberikan aspirasinya, sehingga ini menjadi keputusan bersama pimpinan pusat dan seluruh warga persyarikatan Muhammadiyah di seluruh Indonesia," kata dia.

Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir membenarkan jika soal izin tambang ini belum dipastikan mana wilayah yang akan diberikan kepada organisasi itu untuk pengelolaannya.

"Belum detail sampai ke sana (lokasi dan waktunya)," kata Haedar.

Haedar menegaskan Muhammadiyah sudah siap untuk mengelola tambang itu sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 2024.

Ditanya soal berapa potensi ekonomi yang diharapkan Muhammadiyah dari tambang itu, Haedar menyatakan tergantung luas wilayah yang akan diberikan pemerintah.

"Itu nanti yang akan mengerjakan adalah tim yang bermitra dengan Muhammadiyah, jadi Muhammadiyah tidak bekerja sendiri melainkan bermitra dengan lembaga-lembaga atau perusahaan-perusahaan yang memiliki pengalaman dalam pengelolaan tambang," kata dia.

Pilihan editor: Biaya IPI Jalur Mandiri Universitas Brawijaya 2024, Prodi Kedokteran Capai Rp 225 Juta

Berita terkait

NPWP Milik Keluarga Jokowi dan Sri Mulyani Diduga Bocor, Total 6 Juta Data Dijual Rp 150 Juta

21 menit lalu

NPWP Milik Keluarga Jokowi dan Sri Mulyani Diduga Bocor, Total 6 Juta Data Dijual Rp 150 Juta

NPWP milik Jokowi, Gibran, Kaesang, Menkominfo, Sri Mulyani dan menteri lainnya juga dibocorkan.

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi Sahkan Pemberlakuan Visa Bebas Kunjungan, Ini Daftar 13 Negaranya

2 jam lalu

Presiden Jokowi Sahkan Pemberlakuan Visa Bebas Kunjungan, Ini Daftar 13 Negaranya

Presiden Joko Widodo atau Jokowi secara resmi memberlakukan bebas visa ketika berkunjung ke Indonesia bagi 13 negara.

Baca Selengkapnya

Sama-sama Anak Pejabat, Ini Perbedaan Kasus Mario Dandy dan Kaesang Menurut KPK

3 jam lalu

Sama-sama Anak Pejabat, Ini Perbedaan Kasus Mario Dandy dan Kaesang Menurut KPK

KPK menjelaskan perbedaan antara kasus Mario Dandy dan dugaan gratifikasi penggunaan jet pribadi Kaesang Pangarep

Baca Selengkapnya

Apa Itu Sedimen yang Dibuka Keran Ekspornya, tapi Diklaim Jokowi Bukan Pasir Laut?

13 jam lalu

Apa Itu Sedimen yang Dibuka Keran Ekspornya, tapi Diklaim Jokowi Bukan Pasir Laut?

Jokowi mengklaim tidak membuka keran ekspor pasir laut. Menurut dia, komoditas yang diizinkan diekspor adalah hasil sedimentasi. Apa beda keduanya?

Baca Selengkapnya

Kaesang Datangi KPK dan Mengaku Nebeng Jet Pribadi Teman, Ini Kata Jokowi sampai IM57+ Institute

13 jam lalu

Kaesang Datangi KPK dan Mengaku Nebeng Jet Pribadi Teman, Ini Kata Jokowi sampai IM57+ Institute

Jokowi menyebut Kaesang ke KPK karena semua warga sama di depan hukum, IM57+ Institute minta motif pemberian tumpangan jet pribadi didalami.

Baca Selengkapnya

Ma'ruf Amin Sampaikan Pamit: Tinggal Menghitung Hari, Maaf atas Kekurangan Selama Menjabat

13 jam lalu

Ma'ruf Amin Sampaikan Pamit: Tinggal Menghitung Hari, Maaf atas Kekurangan Selama Menjabat

Menjelang berakhirnya masa jabatan, Wapres Ma'ruf Amin menyampaikan salam perpisahan dan memohon maaf atas segala kekurangannya selama menjabat.

Baca Selengkapnya

Kadin Indonesia akan Beri Sanksi Peserta Munaslub yang Dianggap Ilegal

13 jam lalu

Kadin Indonesia akan Beri Sanksi Peserta Munaslub yang Dianggap Ilegal

Dewan Pengurus Kadin melakukan penyelidikan, pemeriksaan, dan kajian mengenai penyelenggaraa Munaslub. Siapkan sanksi bagi peserta Munaslub Kadin.

Baca Selengkapnya

Kaesang Mengaku Bukan Pejabat tapi Gunakan Fasilitas Negara yang Melekat, Apa Saja?

14 jam lalu

Kaesang Mengaku Bukan Pejabat tapi Gunakan Fasilitas Negara yang Melekat, Apa Saja?

Kaesang menyebut kedatangannya ke KPK bukan sebagai pejabat, tetapi dia menikmati beberapa fasilitas negara. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Tes Wawancara Capim KPK Selesai, Pansel Bakal Pangkas 10 Nama

14 jam lalu

Tes Wawancara Capim KPK Selesai, Pansel Bakal Pangkas 10 Nama

Pansel bakal memilih 10 nama Capim KPK yang selanjutnya diserahkan ke presiden untuk kemudian menjalani fit and proper test di DPR

Baca Selengkapnya

Basuki Hadimuljono Soal Keppres Pemindahan Ibu Kota yang Belum Diteken Jokowi: Tanya Beliau

17 jam lalu

Basuki Hadimuljono Soal Keppres Pemindahan Ibu Kota yang Belum Diteken Jokowi: Tanya Beliau

Soal pemindahan ibu kota dari Jakarta ke IKN, Jokowi mengatakan kesiapan ekosistem menjadi hal yang mesti diperhitungkan sebelum meneken Keppres

Baca Selengkapnya