Pengamat Singgung Agenda Rezim Jokowi Lewat Revisi UU Wantimpres

Sabtu, 13 Juli 2024 20:40 WIB

Presiden Joko Widodo bersama Wakil Presiden Maaruf Amin, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Menteri Pertahanan sekaligus Presiden Terpilih Prabowo Subianto menghadiri upacara peringatan HUT Bhayangkara ke-78 di Silang Monas, Jakarta, Senin 1 Juli 2024. Jokowi memberikan semangat kepada Polri untuk terus menjunjung tinggi keberanian dan berinovasi, solidaritas, dan kehormatan Polri dalam menjaga Pancasila dan NKRI serta selalu melayani masyarakat dengan sepenuh hati. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat politik dari Universitas Indonesia, Chusnul Mariyah, menyoroti kemungkinan Presiden Joko Widodo atau Jokowi tetap berkuasa melalui revisi Undang-Undang Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) menjadi Dewan Pertimbangan Agung (DPA). Revisi ini disebut membuka peluang bagi Jokowi untuk menjadi anggota DPA setelah masa jabatannya berakhir pada Oktober 2024.

Chusnul menekankan, ada kepentingan Jokowi untuk meneruskan kekuasaan melalui kolaborasi antara oligarki politik, ekonomi, dan sosial. "Rezim Joko Widodo tidak dapat dilihat hanya dia sebagai aktor tunggal, tapi lebih dilihat dalam konsep kelompok rezim Joko Widodo," kata Chusnul kepada Tempo, Jumat, 12 Juli 2024.

Kemungkinan masuknya Jokowi sebagai anggota DPA diperkuat dalam temuan Koran Tempo edisi Kamis, 11 Juli 2024. Sumber Tempo dari internal Komisi III DPR RI menduga kuat RUU Wantimpres disiapkan untuk menampung Jokowi usai mantan Gubernur DKI Jakarta ini purnatugas sebagai presiden. "Itu diduga buat Pak Jokowi," kata sumber ini.

Chusnul menjelaskan, agenda terselubung ini dipersiapkan oleh kelompok elite yang membekingi Jokowi. "The regime is the government of the day," ujar aktivis Muhammadiyah ini.

Kelompok rezim Jokowi, kata dia, terafiliasi ke dalam tiga kelompok. Chusnul menuturkan, mereka adalah yang berkuasa secara formal dengan dukungan dari koalisi partai politik pemerintah atau yang kini dikenal Koalisi Indonesia Maju. Selain itu, rezim ini juga didukung oleh kelompok pebisnis dan para bandar.

Advertising
Advertising

Terakhir, Chusnul menyebut rezim Joko Widodo ditopang oleh apa yang dia sebut sebagai "oligarki sosial", yakni kelompok yang menjadi mesin politik rezim tersebut. "Mereka memperpanjang kekuasaan dengan segala cara," tegas Chusnul.

Upaya memperpanjang kekuasaan, lanjut Chusnul, antara lain dilakukan dengan merekrut aktor-aktor politik dalam pemilihan presiden, legislatif, maupun pemilihan kepala daerah atau Pilkada 2024.

Sebelumnya, Anggota Badan Legislasi DPR RI, Luluk Nur Hamidah, mengatakan keanggotaan DPA nantinya bisa diisi oleh para mantan presiden. Hal ini diklaim untuk mengapresiasi para pemimpin negara yang telah selesai bertugas.

"Jadi, ada Pak SBY, Ibu Megawati, atau Pak Jokowi misalnya. Mungkin juga ada perwakilan dari keluarga Gus Dur," kata Luluk di Kompleks Parlemen, Senayan, Rabu, 10 Juli 2024.

RIO ALPIN | SAVERO ARISTIA WIENANTO

Pilihan Editor: Alasan Kaesang Bilang Ridwan Kamil Layak Maju di Pilgub Jakarta Lawan Anies Baswedan

Berita terkait

Sudah Teken Keppres Pemberhentian Pramono Anung, Jokowi: Penggantinya Masih dalam Proses

1 jam lalu

Sudah Teken Keppres Pemberhentian Pramono Anung, Jokowi: Penggantinya Masih dalam Proses

Presiden Jokowi membenarkan telah mengeluarkan keppres pemberhentian Pramono Anung sebagai Seskab. Ia menyebut penggantinya masih dalam proses.

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi Akan Tutup PON Aceh-Sumut di Stadion Utama Sport Center Sumut Jumat 20 September

2 jam lalu

Presiden Jokowi Akan Tutup PON Aceh-Sumut di Stadion Utama Sport Center Sumut Jumat 20 September

Panitia PON Aceh-Sumut memastikan upacara penutupan digelar di Stadion Utama Sport Center Sumut pada Jumat malam, 20 September 2024.

Baca Selengkapnya

Jokowi Kritik izin Membangun PLTP Butuh 6 Tahun, ESDM SInggung Konflik dengan Masyarakat

2 jam lalu

Jokowi Kritik izin Membangun PLTP Butuh 6 Tahun, ESDM SInggung Konflik dengan Masyarakat

ESDM menyebutkan bahwa mandeknya perizinan PLTP biasa terjadi di tahap eksplorasi dimana sering timbul penolakan dari masyarakat.

Baca Selengkapnya

Hadiri Kongres ISEI di Solo, Jokowi Ungkap Tantangan Hadapi Gejolak Ekonomi Global

2 jam lalu

Hadiri Kongres ISEI di Solo, Jokowi Ungkap Tantangan Hadapi Gejolak Ekonomi Global

Presiden Jokowi menegaskan agar dalam menghadapi gejolak dan ketidakpastian ekonomi global ini Indonesia harus bisa fokus dalam kerja.

Baca Selengkapnya

Sultan Pernah Menolak Jalan Tol Solo-Yogyakarta yang Diresmikan Presiden Jokowi, Ini Alasannya

2 jam lalu

Sultan Pernah Menolak Jalan Tol Solo-Yogyakarta yang Diresmikan Presiden Jokowi, Ini Alasannya

Presiden Jokowi meresmikan Seksi I jalan tol Solo - Yogyakarta-Bandara YIA Kulon Progo di Gerbang Tol Banyudono.. Menyingkat waktu perjalanan ke Yogya

Baca Selengkapnya

Jokowi Resmikan Tol Solo-Yogyakarta Segmen Kartasura-Klaten: Dibangun Sejak 2021, Biayanya Rp 5,6 Triliun

2 jam lalu

Jokowi Resmikan Tol Solo-Yogyakarta Segmen Kartasura-Klaten: Dibangun Sejak 2021, Biayanya Rp 5,6 Triliun

Presiden Jokowi meresmikan Jalan Tol Solo-Yogyakarta-YIA Kulonprogo Seksi I Segmen Kartasura-Klaten, hari ini, Kamis, 19 September 2024.

Baca Selengkapnya

Kesatuan Perempuan Pesisir Indonesia Tolak Kebijakan Tambang dan Ekspor Pasir Laut Jokowi

2 jam lalu

Kesatuan Perempuan Pesisir Indonesia Tolak Kebijakan Tambang dan Ekspor Pasir Laut Jokowi

Kesatuan Perempuan Pesisir Indonesia tergabung dalam koalisi yang nyatakan kebijakan tambang dan pasir laut tak adil serta mencelakakan.

Baca Selengkapnya

Denny Indrayana Sebut UU Wantimpres dan Kementerian Negara yang Baru Disahkan Punya 4 Cacat

3 jam lalu

Denny Indrayana Sebut UU Wantimpres dan Kementerian Negara yang Baru Disahkan Punya 4 Cacat

Undang-Undang Wantimpres dan Kementerian Negara yang baru disahkan DPR dinilai memiliki 4 kecacatan yang rentan digugat ke MK.

Baca Selengkapnya

Kebocoran 6 Juta Data NPWP, Jokowi Perintahkan Mitigasi Secepatnya

3 jam lalu

Kebocoran 6 Juta Data NPWP, Jokowi Perintahkan Mitigasi Secepatnya

Jokowi memerintahkan Menteri Kominfo Budi Arie Setiadi agar segera melakukan mitigasi terkait kebocoran 6 juta data NPWP.

Baca Selengkapnya

Soroti Masalah Ketenagakerjaan, Jokowi: Terlalu Sedikit Pekerjaan untuk Terlalu Banyak Orang

3 jam lalu

Soroti Masalah Ketenagakerjaan, Jokowi: Terlalu Sedikit Pekerjaan untuk Terlalu Banyak Orang

Jokowi mengatakan bahwa ke depan, peluang kerja akan lebih sedikit dibanding jumlah tenaga kerja yang membutuhkan.

Baca Selengkapnya