GAM Culik Tujuh Pelajar, TNI Bantah Tuduhan Mata-mata
Reporter
Editor
Jumat, 18 Juli 2003 09:56 WIB
TEMPO Interaktif, Langsa:Gerakan Aceh Merdeka (GAM) wilayah Peureulak mengaku telah menculik tujuh pelajar, enam diantaranya wanita, karena terbukti digunakan menjadi mata-mata intelijen TNI dan Polri. Penculikan siswa SLTP dan SLTA itu dilakukan sejak dua minggu lalu, sebelum Panglima GAM Teungku Abdullah Syafi’ie tewas Selasa silam. GAM meminta bantuan lembaga swadaya masyarakat atau NGO di Aceh untuk menjadi jembatan dan mendampingi para orang tua korban dalam pembebasan mereka. “Mereka terbukti menjadi intelijen TNI/Polri,” ujar juru bicara GAM wilayah Peureulak, Teungku Ishak Daud, seperti dikutip Antara Sabtu (26/1). Diantara korban penculikan di antaranya bernama Rosmawar, 17, dan Padilah Hanun, 18. Keduanya pelajar Sekolah Menengah Kejuruan Peureulak. Satu lagi siswa SMP Peureulak, Kabupaten Aceh Timur, bernama Muzakir Ilyas, 14. Juru bicara TNI di Aceh, Mayor Inf. Zaenal Mutaqin, membantah pihaknya telah mempergunakan ketujuh remaja itu untuk menggali informasi bagi kepentingan operasi dan intelijen TNI. “Mereka keliru, kami tidak pernah memanfaatkan anak sekolah, karena TNI punya satuan intelijen sendiri,” tegas Zaenal kepada Tempo News Room. Ia justru mengkampanyekan kecaman terhadap penculikan itu yang dinilainya sebagai tindakan sewenang-wenang GAM dengan tidak mengindahkan hak asasi manusia. “Apalagi dari tujuh korban yang ditahan itu, enam diantaranya wanita,” katanya. Zaenal yakin tindakan itu justru akan semakin menyudutkan GAM di mata internasional. (Zainal Bakrie)
Berita terkait
Antropometri Bisa Deteksi Dini Stunting pada Bayi, Apakah Itu?
3 menit lalu
Antropometri Bisa Deteksi Dini Stunting pada Bayi, Apakah Itu?
Antropometri bisa mendeteksi dini stunting pada bayi. Alat apakah itu?
Dirut Garuda Indonesia Sebut 100 Penerbangan Terganggu, Imbas Percikan Api di Pesawat Jemaah Haji Makassar
14 menit lalu
Dirut Garuda Indonesia Sebut 100 Penerbangan Terganggu, Imbas Percikan Api di Pesawat Jemaah Haji Makassar
Dirut Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menyebut, 100 penerbangan terganggu imbas insiden percikan api di pesawat calon jemaah haji pada 15 Mei 2024 lalu.