TPNPB-OPM Akui Serang Kampung Timida Tempat Warga Sipil Dibakar, Klaim Incar Militer dan Milisi Indonesia

Editor

Devy Ernis

Minggu, 16 Juni 2024 14:36 WIB

Pasukan TPNPB-OPM menyiapkan prosesi pembakaran mayat Detius Kogoya, personil Komando Daerah Pertahanan (Kodap) VIII Intan Jaya. Detius tewas setelah baku tembak dalam penyerangan di Kampung Madi, Distrik Paniai Timur, Kabupaten Paniai, Papua Tengah, pada 21 dan 22 Mei 2024. Dalam penyerangan itu kelompok bersenjata ini membakar 12 bilik kios dan sejumlah bangunan sekolah. Dok. Istimewa

TEMPO.CO, Jakarta - Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat – Organisasi Papua Merdeka atau TPNPB-OPM mengakui telah melakukan serangan ke Kampung Timida, Paniai pada Selasa, 11 Juni 2024. Serangan tersebut dilaporkan memakan korban seorang warga asal Makassar, Sulawesi Selatan bernama Rusli (40) yang ditembak dan kendaraannya dibakar.

Juru Bicara TPNPB-OPM Sebby Sambom mengklaim serangan itu menyasar militer dan milisi Indonesia. “Kami menyampaikan kepada militer pemerintah Indonesia bahwa sejumlah serangan yang dilakukan oleh TPNPB Kodap VIII Intan Jaya terhadap militer dan milisi Indonesia di Kampung Timida, kami siap bertanggung jawab,” kata Sebby melalui pesan singkat, Ahad, 16 Juni 2024.

Selain itu, Sebby mengatakan TPNPB-OPM juga bertanggung jawab atas adanya aksi kontak senjata pada 14-15 Juni 2024. Diketahui, Tentara Nasional Indonesia (TNI) juga melaporkan adanya kontak dengan kelompok bersenjata di Distrik Dibida, Paniai dalam upaya pengejaran pelaku penyerangan Kampung Timida.

Sebby menyatakan TPNPB-OPM siap menghadapi serangan balasan dari TNI. Namun, dia meminta militer Indonesia untuk menjamin hak-hak warga sipil. “Terkait dengan hal tersebut kami menyampaikan kepada Pemerintah Indonesia untuk segera menjamin hak-hak warga sipil yang terkena dampak konflik bersenjata,” ucap Sebby.

Menurut Sebby, kontak senjata yang terjadi di Distrik Dibida telah membuat warga sipil harus mengungsi. “Pendropan pasukan militer Indonesia berskala besar di distrik telah mengakibatkan ketakutan bagi warga sipil di Distrik Bibida hingga seluruh warga di sana telah mengungsi keluar daerah konflik,” kata dia.

Advertising
Advertising

Sebby mengimbau agar TNI menghindari penggunaan serangan udara dalam konflik di distrik tersebut. “Sebab, TPNPB telah siap melakukan serangan darat di medan perang dan penggunaan helikopter militer indonesia dan drone sejak 14 Juni hingga sekarang di medan tempur tidak seimbang sesuai Hukum Internasional,” ujar Sebby.

Sebelumnya, kelompok bersenjata pimpinan Undius Kogoya diduga kembali beraksi dengan menembak tewas seorang warga bernama Rusli di sekitar Sekolah YPPGI Lepas Kopo, Distrik Paniai Timur, Papua Tengah, pada Selasa, 11 Juni 2024. Korban berusia 40 tahun itu dikatakan sebagai soerang perantau asal Makassar.

Kepala Pusat Penerangan TNI Mayor Jenderal Nugraha Gumilar menyayangkan terjadinya insiden yang dia sebut penembakan terhadap warga sipil tersebut. Ia memerintahkan kepada kelompok bersenjata pimpinan Undius Kogoya agar segera menghentikan tindakan kekerasannya.

"Harus bertanggung jawab, saya sampaikan agar kelompok bersenjata pimpinan Undius Kogoya segera hentikan kekerasan di Papua," ujar Nugraha dalam keterangan tertulisnya, Kamis, 13 Juni 2024.

Pilihan Editor: Unpad Tak Naikan UKT, tapi IPI di Sejumlah Program Studi untuk Mahasiswa Baru Naik Tahun Ini

Berita terkait

Ketua MPR Ingatakan Urgensi Pembentukan Matra ke-4 Angkatan Siber TNI

7 jam lalu

Ketua MPR Ingatakan Urgensi Pembentukan Matra ke-4 Angkatan Siber TNI

Bersama Lab 45, Ketua MPR Bamsoet kembali mengingatkan urgensi pembentukan angkatan siber di tubuh TNI untuk meghadapi ancaman militer di era digital

Baca Selengkapnya

TPNPB Sebut Nasib Egianus Kogoya Ditentukan Hasil Sidang Istimewa

9 jam lalu

TPNPB Sebut Nasib Egianus Kogoya Ditentukan Hasil Sidang Istimewa

Sebby mencurigai Egianus Kogoya dan milisinya telah menerima suap dari Edison Gwijangge untuk membenaskan Philip Mark Mehrtens.

Baca Selengkapnya

Diskriminasi Terhadap Warga Papua jadi Isu Advokasi Paling Berisiko Mendapatkan Ancaman

15 jam lalu

Diskriminasi Terhadap Warga Papua jadi Isu Advokasi Paling Berisiko Mendapatkan Ancaman

Ada 2.652 korban dari diskriminasi terhadap warga Papua sepanjang November 2014 hingga Desember 2023.

Baca Selengkapnya

Kemlu RI Pastikan Pasukan TNI Siap Evakuasi WNI dari Lebanon

2 hari lalu

Kemlu RI Pastikan Pasukan TNI Siap Evakuasi WNI dari Lebanon

Kemlu menyatakan bahwa pasukan TNI yang tergabung dalam Pasukan Perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL) siap siaga untuk membantu operasi evakuasi WNI

Baca Selengkapnya

IShowSpeed Pamitan dari Siaran Langsung di Asia Tenggara, di Indonesia Cetak Sejarah

2 hari lalu

IShowSpeed Pamitan dari Siaran Langsung di Asia Tenggara, di Indonesia Cetak Sejarah

YouTuber IShowSpeed berpamitan dari siaran langsungnya di Asia Tenggara. Siaran langsung di Indonesia mencetak sejarah.

Baca Selengkapnya

Cara dan Syarat Daftar Rekrutmen Perwira Prajurit Karier TNI 2024

2 hari lalu

Cara dan Syarat Daftar Rekrutmen Perwira Prajurit Karier TNI 2024

Pendaftaran rekrutmen perwira prajurit karier TNI 2024 dibuka, ketahui ketentuan dan mekanisme mendaftarnya.

Baca Selengkapnya

Wamentan Sudaryono Minta Australia Bantu Olah Lahan Rawa 2 Juta Hektare untuk Program Cetak Sawah

2 hari lalu

Wamentan Sudaryono Minta Australia Bantu Olah Lahan Rawa 2 Juta Hektare untuk Program Cetak Sawah

Wakil Menteri Pertanian Sudaryono mengusulkan agar Australia bisa mendukung pengelolaan lahan rawa 2 juta hektare untuk program cetak sawah.

Baca Selengkapnya

Hal-hal yang Mengemuka Pasca-Pembebasan Pilot Susi Air

2 hari lalu

Hal-hal yang Mengemuka Pasca-Pembebasan Pilot Susi Air

Meski pilot Susi Air Philip Mark Mehrtens telah dibebaskan, persoalan tak serta-merta selesai di Tanah Papua.

Baca Selengkapnya

Joni Pemanjat Tiang Bendera Lulus Seleksi Bintara TNI AD

2 hari lalu

Joni Pemanjat Tiang Bendera Lulus Seleksi Bintara TNI AD

Sebelum dinyatakan lulus seleksi, pendaftaran Joni sebagai calon Bintara TNI AD sempat ditolak.

Baca Selengkapnya

Pesan Haris Azhar Usai MA Tolak Kasasi Jaksa di Kasus Lord Luhut

2 hari lalu

Pesan Haris Azhar Usai MA Tolak Kasasi Jaksa di Kasus Lord Luhut

MA menolak kasasi yang diajukan oleh jaksa dalam perkara 'Lord Luhut' dengan terdakwa dua aktivis HAM, Haris Azhar dan Fatia Maulidiyanti

Baca Selengkapnya