Beri Kuliah ke Kader PDIP, Mahfud Md: Kita Sedang Kehilangan Arah Hukum

Jumat, 14 Juni 2024 13:19 WIB

Mahfud MD saat mengunjungi UII Yogyakarta Rabu, 8 Mei 2024. Dok.istimewa

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud Md., menyoroti kondisi hukum dan demokrasi Indonesia. Dia mengatakan hukum Indonesia sedang kehilangan arah belakangan ini.

"Kita sedang kehilangan arah hukum yang benar, kehilangan sukma hukum. Itu tidak bisa disembunyi-sembunyikan," kata Mahfud saat ditemui wartawan usai menghadiri Sekolah Hukum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) di Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Jumat, 14 Juni 2024.

Guru besar hukum tata negara Universitas Islam Indonesia (UII) itu menerangkan pernyataannya soal permasalahan hukum di Indonesia dapat dibuktikan baik melalui kajian teoritis maupun tinjauan dari praktik konkrit. Kondisi itu, jelas Mahfud, berbahaya bagi kelangsungan hidup bangsa Indonesia.

Lebih lanjut, Mahfud juga menyatakan bahwa demokrasi Indonesia terancam jika hukum tidak diterapkan dengan cara yang benar. "Demokrasi bisa disalahgunakan. Membunuh demokrasi dengan cara demokratis," ujarnya.

Kemudian, Mahfud turut menyoroti soal hukum progresif dan keadilan substantif. Dia mengkritik ahli hukum yang hanya melihat hukum secara normatif dan sekadar menganggap hukum sebagai aturan belaka.

Advertising
Advertising

Namun, Mahfud irit berkomentar saat ditanya soal kondisi hukum dan demokrasi Indonesia jika menantu Presiden Joko Widodo (Jokowi), Bobby Nasution, dan anak bungsu Jokowi, Kaesang Pangarep, maju di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024.

"Kamu tahu jawabannya, kok tanya lagi," tutur Mahfud kepada wartawan.

Dalam paparannya di hadapan calon legislatif PDIP terpilih, Mahfud menyinggung soal pembentukan hukum yang seenaknya untuk kepentingan politik golongan tertentu.

"Hukum dibuat sesukanya, tidak pakai demokrasi, suara rakyat, ataupun aspirasi. Hal yang kayak gini menimbulkan kesewenang-wenangan," kata Mahfud.

Mahfud juga menyinggung soal urgensi keseimbangan hukum dan demokrasi bagi kelangsungan kehidupan bernegara. "Jika hukum dan demokrasi tidak dibangun dan ditegakkan dengan seimbang maka sulit membangun Indonesia Emas 2045. Jangan mimpi," ujarnya.

Kemudian, Mahfud juga menjabarkan hubungan politik dan hukum. Dia mengatakan, kondisi politik yang demokratis dapat disandingkan dengan hukum yang progresif.

Politik demokratis, Mahfud menyampaikan, terdiri dari beberapa ciri, yakni lembaga legislatif menentukan kebijakan hukum, pemerintah bersifat netral dan taat asas, serta kehidupan pers yang bebas. Sementara itu, hukum progresif memiliki ciri-ciri khusus, yaitu pembuatan aturan yang partisipatif, substansinya inspiratif, dan tafsir implementasinya dibatasi.

Sebaliknya, Mahfud juga menjelaskan kondisi politik yang otoriter dan hukum ortodoks-konservatif. Dalam politik otoriter, Mahfud, lembaga legislatif cenderung penurut, pemerintah sering mengintervensi, dan kebebasan pers dibatasi.

"Kalau hukum ortodoks-konservatif, pembuatannya sentralistik (terpusat), substansinya normatif-instrumentalistik, dan sifatnya open interpretative," ucapnya.

Pilihan editor: Kunjungi Pemondokan Jemaah Haji di Makkah, DPR Minta Stok Obat Flu Ditambah

Berita terkait

Jokowi Harap Perusahaan Tak Diskriminasi Pekerja Perempuan karena Cuti Melahirkan

4 jam lalu

Jokowi Harap Perusahaan Tak Diskriminasi Pekerja Perempuan karena Cuti Melahirkan

UU KIA diteken Jokowi pada 2 Juli 2024. Hak ibu yang bekerja namun dalam kondisi melahirkan, berhak mendapatkan cuti dengan ketentuan.

Baca Selengkapnya

DEEP Desak Presiden Jokowi Segera Lantik Iffah Rosita Jadi Komisioner KPU

7 jam lalu

DEEP Desak Presiden Jokowi Segera Lantik Iffah Rosita Jadi Komisioner KPU

DEEP mendesak Presiden Jokowi segera melantik Iffah Rosita sebagai komisioner KPU menggantikan Hasyim Asy'ari yang dipecat karena tindak asusila.

Baca Selengkapnya

Jokowi Bela KPU yang Disebut Mahfud Tak Layak Gelar Pilkada

7 jam lalu

Jokowi Bela KPU yang Disebut Mahfud Tak Layak Gelar Pilkada

Presiden Jokowi mengungkit sebelumnya KPU sudah sukses menggelar Pilpres dengan baik dan lancar.

Baca Selengkapnya

Jokowi Beri Restu Kaesang Maju Pilkada: Orang Tua Hanya Mendoakan

8 jam lalu

Jokowi Beri Restu Kaesang Maju Pilkada: Orang Tua Hanya Mendoakan

Jokowi memberikan restu kepada putranya Kaesang Pangarep untuk maju pemilihan kepada daerah atau Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Jokowi Batal Pindah Kantor ke IKN Bulan Ini, Terkendala Infrastruktur Belum Siap

8 jam lalu

Jokowi Batal Pindah Kantor ke IKN Bulan Ini, Terkendala Infrastruktur Belum Siap

Awalnya Jokowi merencanakan untuk pindah kantor ke IKN pada Juli 2024.

Baca Selengkapnya

Jokowi Tak Mau Paksa Pindahkan Ibu Kota ke IKN: Bisa Setelah Oktober

8 jam lalu

Jokowi Tak Mau Paksa Pindahkan Ibu Kota ke IKN: Bisa Setelah Oktober

Presiden Jokowi masih melihat situasi di lapangan soal rencana pindah ibu kota ke IKN. Ia menyatakan tak ingin memaksakan sesuatu yang belum selesai.

Baca Selengkapnya

Dekan FK Unair Dipecat: Tanggapan Menteri Kesehatan hingga Petisi Dukungan Kebebasan Berpendapat

9 jam lalu

Dekan FK Unair Dipecat: Tanggapan Menteri Kesehatan hingga Petisi Dukungan Kebebasan Berpendapat

Rektor Unair Mohammad Nasih terus disorot setelah kabar pemecatan terhadap Dekan FK Unair Budi Santoso

Baca Selengkapnya

Terkini: Pemerintahan Jokowi Delapan Kali Dapat Opini WTP BPK, Prabowo Tanggapi Pengelolaan Uang Negara

9 jam lalu

Terkini: Pemerintahan Jokowi Delapan Kali Dapat Opini WTP BPK, Prabowo Tanggapi Pengelolaan Uang Negara

Terkini Bisnis: OJK beri opini WTP atas laporan keuangan pemerintahan Jokowi. Prabowo tanggapi masalah pengelolaan uang negara.

Baca Selengkapnya

Jokowi Lepas Bantuan Kemanusiaan ke Papua Nugini dan Afghanistan Rp 35,5 Miliar

10 jam lalu

Jokowi Lepas Bantuan Kemanusiaan ke Papua Nugini dan Afghanistan Rp 35,5 Miliar

Presiden Jokowi melepas bantuan kemanusiaan ke Papua Nugini dan Afghanistan dari Lanud Halim Perdanakusuma.

Baca Selengkapnya

Kritik Fasilitas Mewah Komisioner, Mahfud Md Nilai KPU Tak Layak Jadi Penyelenggara Pilkada 2024

10 jam lalu

Kritik Fasilitas Mewah Komisioner, Mahfud Md Nilai KPU Tak Layak Jadi Penyelenggara Pilkada 2024

Mahfud Md mengungkap soal komisioner KPU punya 3 mobil dinas mewah. Juga penyewaan jet untuk alasan yang berlebihan. Apa kata KPU?

Baca Selengkapnya