Viral Gurauan Siswa SMP Singgung Palestina, Berujung Minta Maaf dan Wajib Lapor
Reporter
Tempo.co
Editor
Andry Triyanto Tjitra
Kamis, 13 Juni 2024 09:24 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta menyatakan, lima siswa SMP yang viral bergurau terkait tragedi yang terjadi di Palestina akan dibina dan diwajibkan lapor selama satu minggu.
"Untuk para siswa kami kenakan wajib lapor ke sekolah selama satu minggu kepada guru BK (Bimbingan Konseling)," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Disdik DKI Jakarta Budi Awaluddin di Jakarta, Rabu, 12 Juni 2024.
Budi mengatakan, Disdik DKI Jakarta sudah melakukan koordinasi dengan instansi terkait, seperti dari Kepolisian, Kementerian Agama, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Kesbangpol, dan lainnya.
Menurut dia, selain diberikan kewajiban melapor kepada guru BK, kelima siswa SMP tersebut juga diberikan pembinaan selama satu minggu terkait nilai-nilai kebangsaan dan toleransi kepada sesama.
Ia menjelaskan bahwa pihaknya menyiapkan tim Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk (DPAPP), Kanwil Kemenkumham, Kepolisian dan juga dari Kesbangpol untuk melakukan pembinaan kepada kelima siswa tersebut selama satu minggu di sekolah.
"Selama satu minggu akan kita berikan pembinaan kepada kelima siswa tersebut," tuturnya.
Budi menambahkan selain kepada siswa yang terlibat, pihaknya akan melakukan pembinaan kepada seluruh sekolah, orang tua dan juga seluruh siswanya dengan melakukan kegiatan pembinaan.
Kegiatan tersebut, kata Budi, nantinya akan disampaikan nilai-nilai pengembangan karakter dan juga kebangsaan kepada para siswa dan juga guru, serta orang tua.
"Agar pembinaan kebangsaan ini melekat kepada diri kita sehingga toleransi kerukunan persatuan dan kesatuan itu terjalin di sekolah," katanya.
<!--more-->
Minta maaf
Budi menambahkan, kelima siswa yang bercanda terkait kondisi Palestina dan videonya tersebar luas meminta maaf atas tindakannya tersebut.
Menurut Budi, aksi yang dilakukan oleh kelima siswa dari empat sekolah di DKI Jakarta itu merupakan tindakan yang tidak disengaja, karena mereka hanya bercanda tanpa mengetahui akibat ke depannya.
Ia menjelaskan setelah video yang mereka buat itu ramai atau viral di media sosial, kelima siswa tersebut langsung dipanggil oleh Disdik untuk dimintai keterangan.
"Kami atas nama orang tua dan siswa mengucapkan permohonan maaf yang sebesar-besarnya," kata Budi.
Pada saat dipanggil, kata Budi, kelima siswa tersebut sangat tertekan dengan apa yang telah terjadi, sehingga mereka meminta bantuan agar bisa menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Indonesia.
"Mereka sangat menyesali apa yang telah terjadi. Dan mereka sempat menangis semua, dalam kondisi yang ketakutan dan mereka memohon kepada kita agar bisa dibantu terkait hal ini," tuturnya.
Budi menambahkan bahwa setelah dipanggil dan dimintai keterangan, kelima siswa tersebut mengaku hanya bercanda dan tidak sengaja hanya saja apa yang diucapkan terekam dan tersebar di dunia maya.
"Kalau lihat dari apa yang mereka sampaikan itu tidak sengaja. Anak-anak kan biasa bercanda. Cuma memang karena kondisi terekam akhirnya tersebar. Mereka sangat-sangat menyesali kondisi yang telah terjadi," ujarnya.
Sebelumnya, viral video di media sosial menunjukkan ada empat siswa sedang makan di sebuah restoran cepat saji, dan satu lainnya merekam momen mereka sedang makan ayam goreng, namun dinarasikan dengan yang tidak sepantasnya.
Akibat video tersebut, banyak warganet yang menyayangkan perilaku lima remaja itu, karena tidak memiliki empati terhadap masyarakat Palestina yang sedang menjadi korban aksi Israel.
AISYAH AMIRA WAKANG | ANTARA
Pilihan Editor: Siswa SMP 216 yang Bergurau Soal Palestina Dapat Sanksi Wajib Lapor