Profil Dokter Padmosantjojo, Ahli Bedah Saraf yang Berhasil Memisahkan Kembar Siam

Kamis, 6 Juni 2024 10:41 WIB

Ilustrasi bayi berkepala dua/kembar siam. ANTARA

TEMPO.CO, Jakarta - Dokter Padmosantjojo mencatat sejarah pada 21 Oktober 1987 dengan memimpin operasi pemisahan kembar siam Yuliana dan Yuliani. Kembar siam asal Riau ini lahir dengan kondisi kraniopagus, atau dempet di bagian kepala. Operasi ini merupakan tantangan besar dan menjadi sorotan dunia medis saat itu.

Operasi melibatkan tim terdiri dari 98 orang dan berlangsung selama 13 jam. Padmo dan timnya harus merencanakan setiap langkah dengan cermat karena risiko yang sangat tinggi. Operasi ini membutuhkan koordinasi yang sempurna antara berbagai spesialis, termasuk ahli bedah saraf, ahli anestesi, dan perawat.

Dikutip dari Majalah Tempo edisi 5 Maret 1988, salah satu tantangan utama adalah memisahkan kepala kedua bayi yang dempet tanpa merusak jaringan otak dan pembuluh darah yang vital. Mereka harus menyayat kulit kepala, mengebor, dan mengerat tengkorak serta selaput otak dengan presisi tinggi.

Dengan usaha keras, Padmo dan timnya berhasil memisahkan kedua bayi tersebut dan menutup tengkorak mereka dengan tulang tiruan dari semen tulang. Keberhasilan ini merupakan pencapaian luar biasa mengingat keterbatasan peralatan medis yang ada pada saat itu di Indonesia.

Profil Dokter Padmo

Advertising
Advertising

Padmosantjojo, atau yang akrab dipanggil Dokter Padmo adalah sosok yang tidak asing dalam dunia kedokteran Indonesia. Ia lahir pada 26 Februari 1938 dan dikenal sebagai dokter spesialis bedah saraf keempat di Indonesia.

Padmo telah mencatatkan namanya dalam sejarah dengan keberhasilannya memimpin operasi pemisahan kembar siam pertama di Indonesia, Yuliana dan Yuliani pada 1987. Namun sebelum itu, karier Padmo telah dimulai pada 1963 ketika ia memutuskan untuk belajar bedah saraf, mengikuti jejak gurunya, Profesor S.K. Handoyo dan Profesor Soewadji.

Keputusannya untuk menjadi ahli bedah saraf tidak terlepas dari pengalaman pribadinya. Pada usia enam bulan, Padmo menderita infeksi jamur di telinga dan wajah bagian kanan yang menyebabkan kelumpuhan otot wajah sebelah kanan. Kondisi ini dikenal sebagai kelumpuhan saraf otak VII tipe perifere. Pengalaman tersebut menginspirasinya untuk menjadi dokter yang dapat menangani herbage penyakit saraf, terutama yang memerlukan tindakan bedah.

Keputusan Padmo untuk terjun ke dunia bedah saraf bukanlah pilihan yang mudah. Saat itu, menjadi spesialis bedah saraf membutuhkan waktu pendidikan yang lebih lama, peralatan operasi yang minim, serta biaya yang tidak sedikit. Bahkan, Kepala Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) pada waktu itu sempat meragukan keputusannya. Namun, ia tetap teguh pada niatnya dan menyusun rencana hidupnya dengan matang.

Padmo dikenal sebagai dokter yang tidak mementingkan materi. Menurut Hilman Mahyuddin, salah satu muridnya, Padmo tidak pernah meminta bayaran dari pasiennya. Prinsip ini bahkan ditiru oleh para muridnya. Namun, di kemudian hari, Padmo menyadari bahwa prinsip tersebut dapat menjadi bumerang setelah pensiun, karena tidak memiliki tabungan yang cukup. Meskipun demikian, Padmo tetap melakoni prinsip ini sampai sekarang, menunjukkan dedikasi dan kepeduliannya terhadap pasien.

Padmo menikah dengan Thea Tarek, seorang gadis asal Sulawesi Utara yang merupakan lulusan Fakultas Administrasi Bisnis Universitas McGill, Kanada.

Thea memahami perjuangan Padmo dan mendukungnya secara finansial. Bahkan, ketika Padmo tidak mendapatkan gaji selama setahun akibat masalah administrasi, Thea yang bekerja di sebuah perusahaan Jerman mampu menghidupi keluarga mereka dengan baik.

Menurut Majalah Tempo edisi 8 April 2018, keluarga Padmo juga menunjukkan perhatian besar terhadap masa depan Yuliana dan Yuliani. Keluarga dokter tersebut menyekolahkan si kembar hingga perguruan tinggi. Yuliana saat ini sedang menempuh program doktor di Institut Pertanian Bogor, sementara Yuliani bekerja sebagai dokter umum di Padang dan bercita-cita mengambil spesialisasi bedah saraf.

Padmosantjojo telah meninggalkan jejak yang tak terhapuskan dalam dunia kedokteran Indonesia. Ia tidak hanya menjadi pionir dalam bidangnya, tetapi juga memberikan teladan tentang pentingnya dedikasi, ketekunan, dan kepedulian terhadap sesama.

Pilihan Editor: Tim Dokter RSAA Malang Berhasil Pisahkan Bayi Kembar Siam

Berita terkait

Usia Ideal Anak untuk Operasi Penyakit Jantung Bawaan Menurut Pakar

7 jam lalu

Usia Ideal Anak untuk Operasi Penyakit Jantung Bawaan Menurut Pakar

Spesialis bedah toraks kardiovaskular menjelaskan usia ideal anak menjalani operasi apabila didiagnosa penyakit jantung bawaan.

Baca Selengkapnya

Profil RS Polri Kramat Jati, Tempat Forensik dan Tes DNA Mayat di Kali Bekasi

3 hari lalu

Profil RS Polri Kramat Jati, Tempat Forensik dan Tes DNA Mayat di Kali Bekasi

RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, meminta keluarga korban mayat di Kali Bekasi membawa barang-barang pribadi untuk tes DNA.

Baca Selengkapnya

Korban Cungkil Mata di Gunung Putri Akan Jalani Operasi di RSCM

4 hari lalu

Korban Cungkil Mata di Gunung Putri Akan Jalani Operasi di RSCM

Peristiwa sadis ini terjadi di sebuah acara komunitas di Gunung Putri. Korban sempat dirawat di RSUD Cibinong Bogor.

Baca Selengkapnya

Babak Baru Kasus Bullying PPDS Undip: Sejumlah Mahasiswa Diperiksa, Menkes Heran Dilaporkan

12 hari lalu

Babak Baru Kasus Bullying PPDS Undip: Sejumlah Mahasiswa Diperiksa, Menkes Heran Dilaporkan

Tim hukum Undip memberikan pendampingan ke sejumlah mahasiswa PPDS yang dimintai keterangan polisi soal kasus bullying.

Baca Selengkapnya

Tim Hukum Undip Berikan Pendampingan Mahasiswa PPDS yang Diperiksa Polda Jateng

12 hari lalu

Tim Hukum Undip Berikan Pendampingan Mahasiswa PPDS yang Diperiksa Polda Jateng

Tim hukum Undip memberikan pendampingan ke sejumlah mahasiswa PPDS yang dimintai keterangan oleh Polda Jateng soal kasus bullying.

Baca Selengkapnya

Rektor Unpad Merespons Kasus Perundungan Mahasiswa Calon Dokter Spesialis

16 hari lalu

Rektor Unpad Merespons Kasus Perundungan Mahasiswa Calon Dokter Spesialis

Unpad telah membuat regulasi untuk mencegah kasus perundungan, termasuk memuat sanksi.

Baca Selengkapnya

Kasus Terbaru Bullying Mahasiswa Calon Dokter Spesialis, FK Unpad Beri Sanksi 7 Senior

17 hari lalu

Kasus Terbaru Bullying Mahasiswa Calon Dokter Spesialis, FK Unpad Beri Sanksi 7 Senior

Lagi-lagi bullying peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis. Kejadian 2023 dan baru dilaporkan.

Baca Selengkapnya

BNPT Laksanakan Operasi Pengamanan Pembukaan PON XXI di Aceh

18 hari lalu

BNPT Laksanakan Operasi Pengamanan Pembukaan PON XXI di Aceh

Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) yang telah melaksanakan serangkaian tahapan operasi pengamanan di pembukaan PON XXI 2024.

Baca Selengkapnya

Tekan Kasus Kematian Kanker, Bio Farma Luncurkan Fasilitas Produksi Radiofarmaka

19 hari lalu

Tekan Kasus Kematian Kanker, Bio Farma Luncurkan Fasilitas Produksi Radiofarmaka

Dengan Bio Farma melakukan inisiatif ini, Menkes bilang rumah sakit tinggal beli PET Scan-nya saja.

Baca Selengkapnya

Penyebab Paus Fransiskus Hanya Hidup dengan Satu Paru-paru

20 hari lalu

Penyebab Paus Fransiskus Hanya Hidup dengan Satu Paru-paru

Meski hanya memiliki satu paru-paru, Paus Fransiskus sanggup melakukan perjalanan jauh ke berbagai penjuru dunia.

Baca Selengkapnya