Pengamat Nilai Perpecahan Prabowo dan Jokowi Sulit Terjadi, tapi Bukan Tidak Mungkin
Reporter
Defara Dhanya Paramitha
Editor
Ninis Chairunnisa
Rabu, 29 Mei 2024 12:12 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah menanggapi soal tudingan kelompok relawan Projo soal upaya memisahkan Presiden Joko Widodo alias Jokowi dengan Presiden terpilih Prabowo Subianto.
Menurut dia, perpecahan antara Jokowi dan Prabowo mungkin harapan PDIP. “Tetapi itu akan sulit terwujud, mengingat bagi Jokowi saat ini, Prabowo lebih menguntungkan dibanding PDIP,” ujar Dedi ketika dihubungi, Rabu, 29 Mei 2024.
Kendati demikian, kata Dedi, bukan tidak mungkin Prabowo pisah jalan dengan Jokowi seiring memerintah. “Jika Jokowi melalui Gibran mencoba untuk mendominasi,” ujarnya.
Dedi menyebut, perpisahan di antara keduanya tidak akan terjadi dalam waktu dekat. “Perpecahan itu akan terjadi di Pilpres 2029. Tetapi Jokowi seharusnya mulai menyadari, saat ia kehilangan PDIP, belum tentu ia mendapat tempat sepadan,” kata dia.
Dedi kemudian menyoroti soal corak kekuasaan yang dibangun Jokowi. Menurut dia, hal tersebut memungkinkan untuk mendominasi dan bersiap meninggalkan Prabowo. “Itulah sebab Prabowo akan menjaga jarak, mengupayakan agar tidak terlalu banyak diintervensi," kata dia.
Bendahara Umum Projo, Panel Barus sebelumnya menilai PDIP berupaya memisahkan Presiden Joko Widodo alias Jokowi dengan Presiden terpilih Prabowo Subianto.
Panel menjelaskan upaya partai banteng memisahkan Jokowi dan Prabowo terbaca dalam rekomendasi internal, eksternal, hingga pidato Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, di Rakernas V yang digelar akhir pekan lalu. Bendahara Projo menyinggung ada taktik pukul rangkul dari PDIP.
“Ada strategi belah bambu. Tapi gue yakin upaya itu akan gagal karena pak Prabowo dan Pak Jokowi ini solid. Mereka berdua punya misi yang sama Indonesia ke depan. Bukan cerita masa lalu,” kata Panel dihubungi pada Selasa, 28 Mei 2024.
DANIEL A. FAJRI
Pilihan Editor: Jokowi dan Hadi Tjahjanto Respons soal Dugaan Densus 88 Kuntit Jampidsus