Manuskrip Tuanku Imam Bonjol yang Ditulis Putranya Naali Sutan Chaniago Jadi Memory of the World UNESCO, Ini Isinya

Jumat, 17 Mei 2024 13:01 WIB

Tuanku Imam Bonjol. Wikipedia

TEMPO.CO, Jakarta - Pada 8 Mei 2024, naskah Tambo Tuanku Imam Bonjol ditetapkan UNESCO sebagai Memory of the World (MoW) for Asia and the Pacific. Penyerahan sertifikat untuk naskah ini dilakukan oleh pemimpin Memory of the World Regional Committee for Asia and the Pacific (MOWCAP), Kwibae Kim kepada Kepala Arsip Nasional, Imam Gunarto. Penyerahan juga didampingi oleh Deputi Bidang Pengembangan Bahan Pustaka dan Jasa Informasi Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Mariana Ginting di Ulaan Baatar, Mongolia.

“Naskah Tambo Tuanku Imam Bonjol merupakan salah satu catatan autentik yang ditulis oleh pribumi tentang ringkasan sejarah Perang Paderi dan Sumatera Barat pada abad ke-19,” ujar Pustakawan ahli pertama Perpusnas, Aditia Gunawan, pada 9 Mei 2024, seperti dikutip Antara.

Manuskrip Tombo Tuanku Imam Bonjol ditulis oleh Naali Sutan Chaniago, putra Tuanku Imam Bonjol. Penulisan naskah ini dilakukan oleh Naali semasa pengasingannya di Manado pada 1841.

Keberadaan naskah Tuanku Imam Bonjol pertama kali dilaporkan Ph. S. van Ronkel melalui artikelnya berjudul “Inlandsche getuigenissen aangaande de Padri-oorlog” (Kesaksian Pribumi mengenai Perang Paderi) dalam jurnal De Indische Gids 37 (II) (1915): 1099-1119, 1243-59. Van Ronkel juga menyebutkan, ia telah menyalin satu naskah berjudul "Tambo Anak Tuanku Imam" yang tebalnya 318 halaman.

Menurut Dosen Filologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas (Unand), Pramono, setelah dibawa Naali Sutan Caniago, naskah tersebut disimpan oleh ahli waris Tuanku Imam Bonjol di Kampung Caniago, Kabupaten Pasaman. Lalu, pada 27 April 1983, naskah tersebut diserahkan oleh ahli waris kepada pemerintah Provinsi Sumatra Barat. Namun, naskah Tuanku Imam Bonjol pernah tidak diketahui keberadaannya selama 23 tahun setelah dipamerkan pada Festival Istiqlal di Jakarta pada 1991.

Advertising
Advertising

Kisah dalam Naskah Tambo Tuanku Imam Bonjol

Naskah itu menceritakan peristiwa sejarah di Minangkabau pada abad ke-19 dan dianggap sebagai autobiografi Melayu pertama dalam pengertian modern. Menurut pustakawan Aditia Gunawan, naskah itu menyajikan narasi global pergerakan Islam Timur Tengah dan Asia Tenggara pada abad ke-18 hingga abad ke-19.

“Naskah ini menyoroti peran aktif perempuan, sebuah ciri yang didukung oleh latar belakang budaya Minangkabau dengan kekerabatan matrilinealnya,” kata Aditia.

Naskah Tambo Tuanku Imam Bonjol juga menceritakan refleksi pribadi Tuanku Imam Bonjol tentang pengorbanan dan efek perang yang berkepanjangan selama 34 tahun. Tuanku Imam Bonjol mengekspresikan penyesalan yang dalam kepada pengikutnya. Penyesalan ini melahirkan pertanyaan dalam dirinya, seperti “Apakah ada banyak aturan di dalam Al-Quran yang telah dilanggar selama perang tersebut?”.

Sejarawan dan dosen Unand, Gusti Asnan menambahkan, naskah Tambo Tuanku Imam Bonjol berisikan tentang sejarah panjang kemerdekaan Indonesia pada masa pemerintahan Hindia Belanda. Keberadaan naskah kuno ini penting karena pada masa Perang Padri informasi di masyarakat didominasi sumber dari pemerintahan Hindia Belanda.

RACHEL FARAHDIBA R | FACHRI HAMZAH

Pilihan Editor: Amanat Tuanku Imam Bonjol kepada Sang Putra, Manuskripnya Ditetapkan sebagai Memory of the World UNESCO

Berita terkait

Sandiaga Uno Desak Kabupaten/Kota Kreatif Segera Ikuti Ajang UNESCO

2 hari lalu

Sandiaga Uno Desak Kabupaten/Kota Kreatif Segera Ikuti Ajang UNESCO

Menteri Pariwisata Sandiaga Salahuddin Uno mendesak sejumlah kabupaten/kota diIndonesia yang telah ditetapkan sebagai Kabupaten/ Kota Kreatif segera bergerak mengikuti seleksi UNESCO Creative Cities Network (UCCN).

Baca Selengkapnya

KBBI Bakal Dapat Label Oxford, Jumlah Entri Bertambah Jadi 200 Ribu

3 hari lalu

KBBI Bakal Dapat Label Oxford, Jumlah Entri Bertambah Jadi 200 Ribu

Kerja sama dengan Oxford untuk pengembangan KBBI. Pengakuan internasional atas Bahasa Indonesia setelah sebelumnya oleh UNESCO.

Baca Selengkapnya

Bakal Dipindahkan ke Lokasi Baru, PKL Malioboro Siap Mengadu ke UNESCO

4 hari lalu

Bakal Dipindahkan ke Lokasi Baru, PKL Malioboro Siap Mengadu ke UNESCO

Kawasan Malioboro tempat PKL berjualan merupakan bagian dari Sumbu Filosofi Yogyakarta, salah satu warisan budaya dunia UNESCO.

Baca Selengkapnya

UNESCO Hadiahi Sokola Institute Uang 30 Ribu Dolar lewat Confucius Prize for Literacy 2024

4 hari lalu

UNESCO Hadiahi Sokola Institute Uang 30 Ribu Dolar lewat Confucius Prize for Literacy 2024

Sokola Institute telah terpilih sebagai salah satu pemenang UNESCO Confucius Prize for Literacy 2024. Pengumuman dilakukan pada Hari Literasi Sedunia.

Baca Selengkapnya

Kembali ke Jalan, PKL Malioboro Desak Pemda Yogya Buka Dialog Atau Diadukan ke UNESCO

4 hari lalu

Kembali ke Jalan, PKL Malioboro Desak Pemda Yogya Buka Dialog Atau Diadukan ke UNESCO

Aksi ini merupakan bentuk protes para PKL Teras Malioboro 2 terhadap rencana relokasi sepihak yang akan dilakukan Pemda DIY pada awal 2025.

Baca Selengkapnya

Bekas Tambang Emas Kontroversial di Jepang Kini jadi Situs Warisan Dunia UNESCO

8 hari lalu

Bekas Tambang Emas Kontroversial di Jepang Kini jadi Situs Warisan Dunia UNESCO

Tambang Pulau Sado Jepang pernah menjadi penghasil emas terbesar di dunia yang beroperasi selama 400 tahun sebelum ditutup pada 1989.

Baca Selengkapnya

Tren Selfie saat Traveling Ancam Situs Warisan Dunia, UNESCO Beri Peringatan

10 hari lalu

Tren Selfie saat Traveling Ancam Situs Warisan Dunia, UNESCO Beri Peringatan

Tren selfie menyimpan kenangan dari setiap perjalanan, namun lebih penting menjaga keselamatan diri dan tempat yang dikunjungi.

Baca Selengkapnya

Perpustakaan Nasional dapat Penghargaan dari UNESCO

13 hari lalu

Perpustakaan Nasional dapat Penghargaan dari UNESCO

Perpustakaan Nasional Indonesia mendapat penghargaan dari UNESCO berdasarkan rekomendasi dari juri internasional yang terdiri dari para ahli.

Baca Selengkapnya

Udinus Hibahkan Robot Gamelan Bernama Sekar kepada Goethe-Institut

22 hari lalu

Udinus Hibahkan Robot Gamelan Bernama Sekar kepada Goethe-Institut

Robot Sekar dihibahkan setelah melihat banyak gamelan di Unesco, namun tak ada yang mampu memainkannya.

Baca Selengkapnya

Aksi Kawal Putusan MK dari Koalisi Mahasiswa se-Sumatera Barat, BEM KM Unand: DPR Bukan Dewan Penjilat Rezim

25 hari lalu

Aksi Kawal Putusan MK dari Koalisi Mahasiswa se-Sumatera Barat, BEM KM Unand: DPR Bukan Dewan Penjilat Rezim

Mahasiswa se-Sumatera Barat adakan aksi Kawal Putusan MK di depan gedung DPRD Sumbar. BEM KM Unand berharap DPR mendengarkan aspirasi rakyat.

Baca Selengkapnya