Rektor Paramadina: Anies dan Ahok Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada Jakarta
Reporter
Hendrik Yaputra
Editor
Juli Hantoro
Sabtu, 11 Mei 2024 06:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Rektor Universitas Paramadina sekaligus pendiri INDEF, Profesor Didik J. Rachbini, mengatakan, Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, sangat mungkin berpasangan dalam Pemilihan Kepala Daerah atau Pilkada Jakarta 2024.
Alasannya, kata dia, citra politik Anies tidak seperti saat Pilkada DKI 2019. Dalam pemilihan presiden 2024, Anies tampil dengan citra nasionalis religius biasa. Sedangkan, Ahok selama ini dianggap sebagai seorang nasionalis.
“Gagasan politik menyatukan Anies dan Ahok di Jakarta adalah eksperimen yang baik dan berani untuk membersihkan pencitraan politik menuju polarisasi radikal agama atau radikal sekuler,” kata Didik dalam keterangan resmi yang diterima, Jumat 10 Mei 2024.
Menurut Didik, Anies memang seorang religius. Namun, religius Anies tidak garis keras seperti yang dipersepsikan dalam Pemilihan Gubernur atau Pilgub DKI Jakarta 2019.
Sementara itu, Ahok memang temparamental, yang kadang-kadang tabu di dalam politik. Namun, sesungguhnya Ahok adalah seorang nasionalis dilihat dari sejarah karier politiknya.
Didiek mengatakan, memang sempat ada pertarungan politik radikal Anies dan Ahok di Pilkada 2019. Banyak pihak yang takut kemenangan Anies akan menguatkan intoleransi di Jakarta. Namun, citra itu dalam beberapa tahun lenyap ketika Anies hadir dalam Pilpres dengan partai pendukung dari partai-partai nasionalis.
“Tim pemenangan di kanan kirinya juga datang dari kaum nasionalis, dengan latar belakang agama yang lengkap,” kata Didik.
Menurut dia, tidak ada lagi pertarungan citra radikal agama dan radikal sekuler, anti NKRI, dan rasisme dalam Pilpres 2024. Politik dan demokrasi itu pertanda baik, paling tidak dilihat dari sisi persepsi citra. "Kecuali masalah etika dan nepotisme Jokowi," kata Didik.
Menurut Didik, Anies dan Ahok pasti berpikir positif terhadap gagasan ini. Apalagi, Anies masuk Jakarta mempunyai peluang menang sangat besar jika tidak kita katakan hampir 100 persen. Anies punya prestasi di Jakarta, meskipun banyak kritik juga.
Menurut Didiek, jika Anies tidak masuk politik dalam dalam 5 tahun ke depan, namanya bisa hilang dari peredaran. Sebab, Anies bukan pemimpin partai politik seperti Prabowo Subianto atau Jusuf Kalla pada masanya.
"Masuk dalam politik di Jakarta adalah peluang baik bagi karier Anies dan untuk bangsa," ujar dia.
Pilihan Editor: Pendaftar PPS Pilkada 2024 Masih Minim, KPU Jakarta Bakal Jemput Bola