3 Poin Deklarasi Oposisi Ganjar Pranowo terhadap Pemerintahan Prabowo
Reporter
Sultan Abdurrahman
Editor
Andry Triyanto Tjitra
Selasa, 7 Mei 2024 09:36 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Calon presiden nomor urut tiga Ganjar Pranowo menyatakan tidak akan bergabung alias oposisi dengan pemerintahan presiden dan wakil presiden terpilih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Ganjar menyampaikan sikapnya itu dalam acara halalbihalal sekaligus pembubaran Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud di Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat pada Senin kemarin, 6 Mei 2024.
Pernyataan itu dia sampaikan dalam sambutan terakhirnya kepada TPN Ganjar-Mahfud sebelum resmi bubar. Ganjar mengklaim sikap itu muncul dari perasaannya yang tidak pernah berhenti mencintai Indonesia.
Tidak akan bergabung
Maka dari itu, kata Ganjar, dia akan mengawal pemerintahan dengan benar. “Saya declare pertama, saya tidak akan bergabung di pemerintahan ini,” kata Ganjar di hadapan tim kampanyenya.
Bakal lakukan kontrol
Mantan Gubernur Jawa Tengah mengatakan bakal melakukan kontrol terhadap pemerintahan yang akan datang.
“Tapi saya sangat menghormati pemerintahan ini dan kami akan melakukan kontrol dengan cara yang benar,” ucap dia.
Ganjar menyampaikan bahwa kontrol dari luar pemerintahan harus dilakukan dengan benar agar moralitas politik tetap terjaga. Dia menyatakan semua pihak baik pemerintah maupun oposisi adalah sama-sama terhormat.
Tak perlu mencibir
Ganjar berujar, tidak perlu ada saling mencibir antara pemerintah dan oposisi. “Karena mencibir kita yang paling benar adalah di jalur yang pas, apa itu? Jalur parlemen. Itulah cara yang paling bagus kita bisa melakukan tindakan-tindakan yang pas untuk melakukan suatu kontrol,” kata politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP itu.
Selanjutnya: Cerminan sikap PDIP
<!--more-->
Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto menyatakan deklarasi Ganjar tersebut sebagai cerminan sikap partai banteng.
“Ya tentu saja (mencerminkan sikap partai), karena ini merupakan sikap kenegarawanan, sikap yang sangat baik bahwa Pemilu pun tidak pernah melunturkan sikap dari PDI Perjuangan, PPP, Perindo, dan Hanura,” kata Hasto menyebutkan partai-partai pengusung pasangan Ganjar-Mahfud di Pilpres 2024.
Tanggapan itu dia sampaikan usai acara halalbihalal sekaligus pembubaran TPN Ganjar-Mahfud di Menteng, Jakarta Pusat pada Senin, 6 Mei 2024.
Apalagi, kata Hasto, Indonesia saat ini sedang menghadapi berbagai persoalan. Di antaranya masalah pangan, investasi, lapangan pekerjaan, hingga pertarungan geopolitik global dan dampak perubahan iklim.
“Semua membutuhkan uluran gotong royong dari seluruh komponen bangsa. Itulah energi yang akan diberikan,” ucap Hasto.
Politikus PDIP asal Yogyakarta itu mengklaim sikap tersebut juga yang mendorong Ganjar dan Mahfud untuk tetap berdedikasi kepada bangsa dan negara meski tidak bergabung dengan pemerintahan Prabowo-Gibran. Menurut Hasto, ruang pengabdian itu memiliki dimensi yang luas.
“Misalnya di dalam memperjuangkan tegaknya supremasi hukum, memperkuat meritokrasi agar berjalan, berlembaga, dan terlebih saat ini juga sedang dilakukan persiapan pilkada serentak,” ujar dia.
Dia pun menyampaikan bahwa Pemilu 2024 menjadi pelajaran berharga bagi demokrasi di Indonesia. Khususnya, kata Hasto, tentang bagaimana kedaulatan yang ada di tangan rakyat tidak boleh dirampas dengan cara apa pun.
Diketahui, perjalanan Ganjar bersama Mahfud Md sebagai kandidat kepresidenan usai setelah Komisi Pemilihan Umum (KPU) menetapkan hasil Pilpres 2024. Duet Ganjar-Mahfud ini kalah suara dari pasangan pemenang Pilpres 2024, yaitu Prabowo-Gibran.
SULTAN ABDURRAHMAN
Pilihan Editor: Ini Alasan Ganjar Deklarasi Jadi Oposisi