Istilah KKB Jadi OPM, Alissa Wahid: Pemerintah Jakarta Gunakan Pendekatan Nasionalis Sempit

Reporter

Hendrik Yaputra

Editor

Juli Hantoro

Senin, 29 April 2024 17:35 WIB

Tokoh Gerakan Nurani Bangsa (GNB) Alissa Wahid mengikuti pertemuan dengan Ketua Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Hasyim Asy'ari Jakarta, Rabu 31 Januari 2024. Gerakan Nurani Bangsa yang digawangi para tokoh bangsa mendatangi Komisi Pemilihan Umum. Salah satu pembahasannya adalah mengenai netralitas bagi penyelenggara negara pada pemilihan umum (pemilu) 2024. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta - Koordinator Nasional Jaringan Gusdurian, Alissa Qotrunnada Wahid, mengatakan, pengubahan istilah kelompok bersenjata di Papua menjadi Organisasi Papua Merdeka atau OPM, menunjukkan pemerintah gunakan pendekatan nasionalisma sempit dalam mengatasi masalah Papua.

Putri sulung Presiden ke-4 Indonesia, Abdurrahman Wahid ini menduga TNI mengganti penyebutan itu karena sudah kewalahan mengatasi kelompok pro-kemerdekaan Papua. Penyebutan itu diduga sebagai pintu masuk pendekatan militer lebih besar.

"Dugaan kurang baiknya ada kepentingan politis. Perubahan ini membuka pintu pendekatan militerisasi lebih besar," kata Alissa dalam diskusi di Jakarta, Senin 29 April 2024.

Menurut Alissa, pendekatan militer sudah terbukti tidak mampu mengatasi masalah di Papua. Pendekatan itu justru akan terus membuat kekerasan dan pelanggaran HAM terus terjadi di Papua.

Di samping itu, Alissa mengatakan, pemerintah Indonesia selalu menggunakan cara pandang Jakarta Sentris mengatasi masalah Papua. Seharusnya, Pemerintah Indonesia mendengarkan aspirasi warga Papua. Pemerintah harus membuka dialog dengan masyarakat Papua yang berkonflik.

Advertising
Advertising

Namun, sebelum mendengarkan aspirasi, Pemerintah Indonesia harus mengakui martabat manusia Papua yang merdeka dan berdaulat.

"Judulnya dialog saja tak tepat. Harus ada pengakuan terhadap martabat warga Papua. Sehingga bisa mendengarkan dengan hati tulus. Tapi kalau fokus pada dialog kemanusiaan tanpa cara pandang yang tepat, maka tidak selesai," kata Alissa.

Tanpa adanya pengakuan itu, masyarakat Papua tidak akan percaya dengan pemerintah pusat. Menurut Alisa, tanpa adanya kepercayaan itu, masalah Papua sulit diselesaikan.

"Tugas pemerintah membangun kepercayaan dengan mengurangi kekerasan," kata Alissa.

Sebelumnya diberitakan, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto telah menginstruksikan stafnya untuk mengganti istilah Kelompok Separatis Teroris (KST) dan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) dengan Organisasi Papua Merdeka (OPM) kembali.

Berdasarkan surat perintah tertanggal 5 April 2024, Panglima TNI memerintahkan kepada Komando Daerah Militer XVII/Cendrawasih dan Komando Daerah Militer XVIII/Kasuari untuk menggunakan kembali sebutan OPM dalam konteks tersebut.

Pilihan Editor: Minta Maaf ke Senior di TNI, Prabowo: Saya Waktu Muda Sering Nakal

Berita terkait

Dadan Hindayana Ungkap Alasan Struktur Badan Gizi Nasional Didominasi Purnawirawan TNI

4 hari lalu

Dadan Hindayana Ungkap Alasan Struktur Badan Gizi Nasional Didominasi Purnawirawan TNI

Setidaknya ada lima dari delapan jabatan di struktur pelaksana atau pejabat eselon 1 di Badan Gizi Nasional yang dihuni oleh pensiunan TNI.

Baca Selengkapnya

Mentan Amran Sulaiman Ajak Prajurit TNI Tanam Cabai hingga Ternak Lele di Pekarangan Rumah

4 hari lalu

Mentan Amran Sulaiman Ajak Prajurit TNI Tanam Cabai hingga Ternak Lele di Pekarangan Rumah

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengajak prajurit TNI turut terlibat program pekarangan pangan lestari. Tanam cabai, pelihara ayan, hingga ternak lele

Baca Selengkapnya

TMMD ke-122 Berhasil Bangun Jalan Tembus Antar Desa di Kabupaten Kediri

4 hari lalu

TMMD ke-122 Berhasil Bangun Jalan Tembus Antar Desa di Kabupaten Kediri

TMMD ke-122 merupakan program yang melibatkan sinergi antara pemerintah daerah, TNI, Polri, serta masyarakat.

Baca Selengkapnya

Persiapan Pilkada 2024 Masuk Program Prioritas 100 Hari Pertama, Kemenko Polkam Lakukan Ini

4 hari lalu

Persiapan Pilkada 2024 Masuk Program Prioritas 100 Hari Pertama, Kemenko Polkam Lakukan Ini

Kemenko Polkam memetakan wilayah rawan pada Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Komnas HAM: Ada Lima Pelanggaran HAM dalam Penembakan 3 Warga Papua oleh Militer

5 hari lalu

Komnas HAM: Ada Lima Pelanggaran HAM dalam Penembakan 3 Warga Papua oleh Militer

Komnas HAM menyatakan tiga warga Papua yang tewas ditembak TNI pada Juli lalu tidak memiliki catatan kriminal

Baca Selengkapnya

Ini Kata Peneliti BRIN soal Pentingnya Pelestarian Motif Megalitik Tutari Papua

5 hari lalu

Ini Kata Peneliti BRIN soal Pentingnya Pelestarian Motif Megalitik Tutari Papua

Peneliti BRIN menekankan pentingnya pelestarian motif Megalitik Tutari sebagai sumber inspirasi seni kontemporer Papua.

Baca Selengkapnya

Menhan Sjafrie Gelar Rapat di Mabes TNI, Ini yang Dibahas

6 hari lalu

Menhan Sjafrie Gelar Rapat di Mabes TNI, Ini yang Dibahas

Menteri Pertahanan (Menhan) Letjen TNI (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin menekankan pentingnya jiwa korsa kepada jajaran pejabat TNI.

Baca Selengkapnya

Prabowo Ingin Tingkatkan Pembangunan di Papua, Menteri Transmigrasi: Tidak Harus Mendatangkan Orang dari Luar

6 hari lalu

Prabowo Ingin Tingkatkan Pembangunan di Papua, Menteri Transmigrasi: Tidak Harus Mendatangkan Orang dari Luar

Prabowo ingin tingkatkan pembangunan Papua. Menteri Transmigrasi Muhammad Iftitah Sulaiman Suryanegara: Tidak harus datangkan orang dari luar.

Baca Selengkapnya

Alasan Ketua Komnas HAM Sebut Tugas TNI Tak Bertentangan dengan Pemajuan HAM

7 hari lalu

Alasan Ketua Komnas HAM Sebut Tugas TNI Tak Bertentangan dengan Pemajuan HAM

Ini untuk pertama kalinya Komnas HAM dan TNI memiliki nota kesepahaman.

Baca Selengkapnya

TNI dan Komnas HAM Teken MoU soal Kerja Sama Pemajuan dan Perlindungan HAM

7 hari lalu

TNI dan Komnas HAM Teken MoU soal Kerja Sama Pemajuan dan Perlindungan HAM

TNI menandatangani nota kesepahaman dengan Komnas HAM perihal pemajuan dan perlindungan hak asasi manusia

Baca Selengkapnya