Tanggapan Demokrat dan Muhammadiyah Soal Kabinet Prabowo-Gibran

Reporter

Tempo.co

Editor

Sapto Yunus

Kamis, 25 April 2024 08:53 WIB

Pasangan calon presiden dan Wakil Presiden terpilih, Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka hadir dalam rapat Rapat Pleno Terbuka Penetapan Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Terpilih Pemilu Tahun 2024 di Gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jakarta, Rabu 24 April 2024. KPU menetapkan Prabowo-Gibran sebagai calon presiden dan wakil presiden terpilih periode 2024 - 2029. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menetapkan pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai presiden dan wakil presiden terpilih pemenang Pilpres 2024 pada rapat pleno di Kantor KPU, Jakarta Pusat pada Rabu, 24 April 2024. Salah satu topik yang menjadi perhatian publik setelah penetapan tersebut adalah tentang rencana susunan kabinet pemerintahan Prabowo-Gibran.

Berikut respons Partai Demokrat sebagai pengusung Prabowo-Gibran di pemilihan presiden atau Pilpres 2024 dan organisasi keagamaan Islam, Muhammadiyah, perihal kabinet mendatang.

1. Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono: Telah Membuat Komitmen dengan Prabowo

Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY, mengatakan partainya sudah membuat komitmen dengan presiden terpilih Prabowo Subianto soal posisi dalam pemerintahan mendatang. AHY mengaku menyerahkan keputusan posisi dalam kabinet sepenuhnya kepada Prabowo.

“Terkait dengan posisi di kabinet dan berbagai posisi lainnya di pemerintahan mendatang, kita telah membuat komitmen dengan Bapak Prabowo Subianto, mari kita percayakan sepenuhnya kepada beliau,” ujar AHY dalam konferensi pers di Kantor DPP Demokrat, Jakarta Pusat, Rabu, 24 April 2024.

Advertising
Advertising

Dia kemudian meminta berbagai pihak untuk tidak membebani Prabowo mengenai posisi dalam kabinet. “Jangan bebani Pak Prabowo dengan tuntutan-tuntutan yang berlebihan. Kita harus disiplin,” tuturnya.

Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) ini juga berpesan untuk mempercayakan sepenuhnya kepada dia selaku Ketua Umum Partai Demokrat dalam memilih kader-kader terbaik Demokrat untuk membantu Prabowo-Gibran.

“Percayakan juga sepenuhnya kepada saya untuk pada saatnya memilih kader-kader terbaik Partai Demokrat untuk membantu Bapak Prabowo Subianto,” kata dia.

Namun AHY tidak menyebutkan nama-nama kader yang akan mengisi posisi kabinet Prabowo-Gibran. “Yang jelas kita ingin Partai Demokrat semakin mengambil peran, baik di eksekutif maupun legislatif, baik di tingkat pusat maupun daerah. Sehingga setelah ini mari kita semua move on and move forward.”

2. Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir: Itu Hak Prerogatif Presiden Terpilih

Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir, mengaku belum ada pembahasan soal formasi atau susunan kabinet pemerintahan Prabowo-Gibran yang telah ditetapkan sebagai pemenang Pilpres 2024.

<!--more-->

Haedar mengaku dia juga belum memikirkan perihal akan menaruh tokoh-tokoh Muhammadiyah dalam jajaran kabinet Prabowo-Gibran.

"Belum (persiapkan kader), Prabowo sendiri baru mau memegang posisi Presiden pada 20 Oktober. Jadi masih perlu waktu kita untuk terus mempersiapkan masa depan Indonesia," ucapnya di Tangerang, Rabu, 24 April 2024 seperti dikutip Antara.

Dia mengungkapkan belum bertemu langsung dengan Prabowo. Apa lagi, lanjutnya, mengenai adanya pembahasan jajaran kabinet pemerintahan.

"Kalau urusan-urusan yang bersifat kabinet tentu itu menjadi hak prerogatif Presiden terpilih," ujarnya.

Dia menjelaskan kadernya atau tokoh-tokoh dari Muhammadiyah sejak dulu sudah membangun bangsa, sehingga tokoh atau kader yang ada di Muhammadiyah sudah tersebar di berbagai posisi dan tempat, serta berkhidmat untuk kehidupan bangsa di berbagai struktur termasuk di lingkungan masyarakat.

"Jadi dipastikan kami selalu memiliki kader-kader terbaik untuk membangun bangsa dan negara. Jadi kita jangan berpikir terlalu aspek teknis mengenai kabinet, karena itu bukan ranah dan wilayah Muhammadiyah, tapi itu sepenuhnya ranah di presiden terpilih," tuturnya.

DEFARA DHANYA PARAMITHA | ANTARA

Pilihan editor: Respons Parpol di Luar KIM Soal Peluang Gabung ke Koalisi Pemerintahan Prabowo-Gibran

Berita terkait

Yusril Yakini Prabowo Tidak Mengulangi Kabinet 100 Menteri Era Soekarno

11 menit lalu

Yusril Yakini Prabowo Tidak Mengulangi Kabinet 100 Menteri Era Soekarno

Yusril meyakini Kabinet 100 Menteri di era Presiden Soekarno tak akan berulang dalam pemerintahan Prabowo-Gibran

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Disebut Dukung Ide Koalisi Gagasan untuk Bangun Bangsa

46 menit lalu

Anies Baswedan Disebut Dukung Ide Koalisi Gagasan untuk Bangun Bangsa

Co-Founder Paramadina Public Policy Institute, Wijayanto Samirin, menyebut Anies Baswedan menyetujui ide soal koalisi gagasan.

Baca Selengkapnya

Soal Isu Kementerian Bertambah Jadi 40, Yusril: Saya Belum Dengar Resmi dari Prabowo

2 jam lalu

Soal Isu Kementerian Bertambah Jadi 40, Yusril: Saya Belum Dengar Resmi dari Prabowo

Yusril Ihza Mahendra menyebut belum ada pembicaraan resmi soal wacana jumlah kementerian bertambah dalam Koalisi Indonesia Maju

Baca Selengkapnya

Yusril Sebut Adanya Kader di Eksekutif Bisa Bantu Dongkrak Suara di Pemilu Berikutnya

4 jam lalu

Yusril Sebut Adanya Kader di Eksekutif Bisa Bantu Dongkrak Suara di Pemilu Berikutnya

Yusril mengatakan perlu strategi yang jitu untuk menempatkan kadernya sebagai kepala daerah dan kabinet untuk dongkrak suara di pemilu berikutnya

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Revisi UU Kementerian Negara Mengonfirmasi Kabinet Gemoy Prabowo-Gibran

6 jam lalu

Pengamat Sebut Revisi UU Kementerian Negara Mengonfirmasi Kabinet Gemoy Prabowo-Gibran

Susunan kabinet Prabowo-Gibran tengah menjadi perbincangan karena disebut ingin menambah jumlah kementerian lewat revisi UU Kementerian Negara.

Baca Selengkapnya

Pansel KPK Tuai Perhatian dari Sejumlah Kalangan, Istana dan DPR Beri Respons

7 jam lalu

Pansel KPK Tuai Perhatian dari Sejumlah Kalangan, Istana dan DPR Beri Respons

Pembentukan Pansel Capim KPK menuai perhatian dari sejumlah kalangan. Pihak Istana dan DPR beri respons ini.

Baca Selengkapnya

5 Faktor yang Bikin Politik Uang Terus Eksis di Indonesia

23 jam lalu

5 Faktor yang Bikin Politik Uang Terus Eksis di Indonesia

Anggota Komisi II DPR dari Fraksi PDIP, Hugua usulkan politik uang atau money politics dilegalkan. Apa sebab politik uang eksis di Indonesia?

Baca Selengkapnya

Kabinet Gemuk Prabowo-Gibran Bebani Anggaran

1 hari lalu

Kabinet Gemuk Prabowo-Gibran Bebani Anggaran

Penambahan jumlah kementerian di kabinet Prabowo-Gibran harus mempertimbangkan kemampuan fiskal karena bakal membebani anggaran.

Baca Selengkapnya

Kader PDIP Usul Politik Uang Dilegalkan, Ini Aturan Larangan Money Politics dan Sanksi Bagi Pelanggarnya

1 hari lalu

Kader PDIP Usul Politik Uang Dilegalkan, Ini Aturan Larangan Money Politics dan Sanksi Bagi Pelanggarnya

Anggota Komisi II DPR yang juga Kader PDIP, Hugua usulkan politik uang dalam Pemilu dilegalkan. Bagaimana regulasi money politics dan sanksinya?

Baca Selengkapnya

Soal Gaya Hidup Pejabat KPU yang Disindir DPR, Feri Amsari: Kita Jadi Mengerti Kenapa Kecurangan Pemilu Dibiarkan

1 hari lalu

Soal Gaya Hidup Pejabat KPU yang Disindir DPR, Feri Amsari: Kita Jadi Mengerti Kenapa Kecurangan Pemilu Dibiarkan

Pakar hukum tata negara Feri Amsari merespons gaya hidup pejabat KPU yang sempat disindir DPR, yakni menyewa private jet hingga bermain wanita.

Baca Selengkapnya