Akademisi Dorong Metode Nikson Nababan Bangun Desa Diterapkan Nasional

Rabu, 17 April 2024 13:40 WIB

INFO NASIONAL – Sejumlah akademisi mengapresiasi metode yang diterapkan Bupati Napatuli Utara, Nikson Nababan. Penggunaan data presisi yang menjadi dasar pembangunan desa di Tapanuli Utara semestinya dicontoh pemerintah daerah lainnya, bahkan perlu diadaptasi oleh pemerintah pusat dan diterapkan secara nasional.

Pernyataan itu terungkap saat peluncuran buku “Desa Kuat, Kota Maju, Negara Berdikari” karya Nikson Nababan di Pojok Toleng, Gedung Tempo, Jakarta, Selasa, 16 April 2024.

Dalam sesi diskusi untuk mengupas isi buku, tiga pembicara yakni Prof. Dr. Drs. H. Khasan Effedy M. Pd, Sarman Simanjorang SH., serta Dr. Sofyan Sjaf, SPT, M. Si mengakui paparan Nikson dalam buku berisi 226 halaman sangat cocok menjadi landasan pembangunan desa.

Sarman meyakini model pembangunan yang dipakai Nikson bisa diadopsi oleh kepala pemerintah daerah yang lain sehingga dapat menghindari penyalahgunaan Dana Desa. “Saat ini banyak yang disalahgunakan. Kenapa, karena mungkin desa tidak siap menggunakan dana tersebut,” ujar Direktur Eksekutif Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) itu.

Sarman menyebut sejumlah temuan di daerah yang membuktikan penyalahgunaan dana. Salah satunya banyak sekolah yang kosong. Masalah ini terjadi karena pemimpin daerah melakukan pembangunan mengikuti tren atau tuntutan regulasi, bukan berdasarkan data kebutuhan masyarakat.

Advertising
Advertising

“Berarti data tidak valid, hanya membangun untuk gagah-gagahan. Karena itulah dibutuhkan data yang presisi agar pembangunan tidak sia-sia,” ucap Sarman.

Kebutuhan atau needs ini menjadi salah satu model yang dipakai Nikson Nababan dalam bukunya. Adapun secara lengkap model yang dipakai bupati kelahiran 1972 itu disebut NIKSON, akronim dari Needs, Innovation, Knowledge, Synergy, Operation and Norm.

Model ini berlandaskan pada data yang presisi. Artinya, proses penyusunan perencanaan pembangunan didasarkan pada diagnosa masalah yang tepat. Guna mendapatkan diagnosa yang tepat tentu didasarkan pada data yang rinci, data by name, by address and by coordinate.

Sofyan Sjaf menyebut permasalahan di pemerintahan selama ini adalah tidak valid-nya data yang dikumpulkan. “Kalau seandainya data kita baik-baik saja maka tidak mungkin terjadi ketimpangan. Agregat kemiskinan di desa adalah agregat di kabupaten. Kalau ada perbedaan berarti ada yang missed atau luput,” kata Dekan Fakultas Ekologi Manusia IPB University itu. “Data kita sekarang juga belum memanfaatkan koordinat. Sedangkan metode yang dipakai Pak Nikson dengan drone bisa memetakan dengan tepat.”

Sedangkan Profesor Khasan Effedy sebagai Guru Besar IPDN (Institut Pemerintahan Dalam Negeri) menyatakan ketidakakuratan data yang selama ini terjadi, selain menyebabkan pembangunan yang mubazir, juga membuka peluang korupsi.

Kebijakan pemerintah pusat menggelontorkan dana desa sekitar Rp 1 miliar kepada setiap desa, menurut Profesor Khasan, sejatinya memiliki tujuan positif, memindahkan pusat pembangunan dari kota ke desa.

Pembaharuan ini berlangsung sejak era reformasi. Sebelumnya, di era Order Baru, pembangunan berlangsung dari pusat atau top-down, sehingga terjadi ketimpangan pembangunan. Desa-desa tertinggal, sedangkan perkotaan semakin maju imbas perekonomian desa disedot ke kota.

Pembangunan model tersebut sejatinya bertentangan dengan konsep membangun negara yang dicetuskan oleh para pendiri bangsa atau founding fathers. Dalam Pembangunan Nasional Semesta Berencana atau dikenal dengan konsep Pembangunan Semesta, justru tertuang upaya mensejahterakan desa.

Saat reformasi, kesadaran untuk membangun desa kembali mencuat, salah satunya melalui penerbitan Undang Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa. Sebab itu, kemudian muncul kebijakan pemberian Dana Desa, dengan harapan pemerintah desa (supra desa) lebih memahami pembangunan yang tepat untuk desa tersebut.

Perkaranya, ujar Profesor Khasan, desa ternyata belum siap menerima dana yang cukup besar ini. Alih-alih menjalankan roda pembangunan, justru membuka peluang korupsi. “Misalkan sumbangan dari pemerintah (pusat) 100 ribu rupiah, nanti sampai ke desa hanya 24 ribu rupiah” ujarnya.

Ketidaksiapan desa terjadi karena tidak tersedianya data yang akurat. Karena itu, gagasan Nikson dalam bukunya patut mendapat apresiasi. “Metode NIKSON mencoba mengangkat persoalan desa, tidak hanya terukur pada persoalan finansial, tapi menjadikan rakyat yang madani,” kata Profesor Khasan.

Ia bahkan mendorong model NIKSON ini dibawa ke tingkat yang lebih tinggi. “Harus ada peran dari Kemendagri,” ujarnya. Selama ini, ia melanjutkan, terjadi gap di tingkat pemerintahan bawah. “Sruktur pemerintahan di desa putus. Hanya sampai kepala desa. Lalu putus di tingkat RT dan RW. Maka itu, Kemendagri harus mulai memetakkan ini.”

Adapun, buku “Desa Kuat, Kota Maju, Negara Berdikari” merupakan hasil desertasi Nikson Nababan untuk meraih gelar S3 di IPDN. Nikson bercerita, sebagai anak enam dari tujuh bersaudara, ketertarikannya untuk membangun daerahnya sudah terpatri sejak memilih universitas.

Ia berkuliah di STPDN (sebelum berganti nama menjadi IPDN) kemudian setelah lulus menjadi wartawan, yang semakin mengakrabkan dirinya dengan berbagai permasalahan yang dihadapi penduduk desa.

Saat dilantik menjadi Bupati Tapanuli Utara pada 2014, salah satu janji kampanyenya adalah menggelontorkan dana sebesar Rp 60 juta per desa. Ia juga mencermati anggaran daerah sehingga penggunaannya lebih terukur.

Berkat model NIKSON yang ia terapkan, selama dua periode memimpin dirinya mendapat 67 penghargaan di tingkat nasional dari berbagai institusi. Grup Tempo Media termasuk di antaranya, mendapuk Nikson dengan penghargaan pada 2023 untuk kategori Percepatan Infrastruktur.

Nikson menegaskan pentingnya membuat data yang presisi karena dapat melakukan berbagai penghematan. Salah satunya yakni menghemat biaya survei yang selama ini kerap dilakukan ketika pemerintah ingin membangun sesuatu. “Semua harus by data, jadi nggak perlu lagi survei yang dapat menghabiskan anggaran,” ujarnya.

Ia berharap buku yang ia tulis dapat menjadi inspirasi untuk membangun Indonesia secara menyeluruh. “Kalau ini jadi kebijakan nasional yang bersumber dari big data, kita bisa hitung semua dengan presisi. Dengan peluncuran buku ini, saya berharap bisa memberikan wacana bagi Indonesia tentang membangun Indonesia,” kata dia. (*)

Berita terkait

Targetkan Pertumbuhan Bisnis Rendah Emisi, Ini Prioritas Pertamina NRE

3 jam lalu

Targetkan Pertumbuhan Bisnis Rendah Emisi, Ini Prioritas Pertamina NRE

Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) memimpin transisi energi dan dekarbonisasi di Pertamina Group dengan fokus pada pengembangan bisnis rendah emisi.

Baca Selengkapnya

PHE Aktif Dalam World Water Forum 2024

3 jam lalu

PHE Aktif Dalam World Water Forum 2024

PT Pertamina Hulu Energi (PHE) sebagai Subholding Upstream Pertamina turut aktif berperan serta dalam kegiatan acara forum air internasional terbesar di dunia, yakni World Water Forum (WWF) 2024

Baca Selengkapnya

KKP Salurkan Bantuan Konservasi di Kabupaten Pesisir Selatan

3 jam lalu

KKP Salurkan Bantuan Konservasi di Kabupaten Pesisir Selatan

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus berkomitmen dalam menjaga kawasan konservasi perairan di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat

Baca Selengkapnya

KKP Perkuat Peran Masyarakat Jaga Kawasan Konservasi di Anambas

3 jam lalu

KKP Perkuat Peran Masyarakat Jaga Kawasan Konservasi di Anambas

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Loka Kawasan Konservasi Perairan Nasional (LKKPN) Pekanbaru terus memperkuat peran masyarakat dalam menjaga kawasan konservasi perairan di Kepulauan Anambas, Selasa, 21 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Pegadaian Dukung Inklusivitas Sosial Difabel melalui Konser "Panggung Talenta"

3 jam lalu

Pegadaian Dukung Inklusivitas Sosial Difabel melalui Konser "Panggung Talenta"

PT Pegadaian kembali menunjukkan komitmen dalam peningkatan inklusivitas sosial dengan mendukung pelaksanaan Konser Panggung Talenta

Baca Selengkapnya

Jokowi Ajak Pemimpin Dunia Perkuat Pasokan Air untuk Petani

3 jam lalu

Jokowi Ajak Pemimpin Dunia Perkuat Pasokan Air untuk Petani

Prediksi menyebut pada 2050 sebanyak 500 juta petani kecil sebagai penyumbang 80 persen pangan dunia diprediksi akan mengalami kekeringan.

Baca Selengkapnya

Andika Hazrumy Paparkan Visi Misi Bakal Calon Bupati di FISIP Untirta

4 jam lalu

Andika Hazrumy Paparkan Visi Misi Bakal Calon Bupati di FISIP Untirta

Bakal calon Bupati Serang, Andika Hazrumy memaparkan visi-misi di hadapan civitas akademika Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sultan Ageng Tirtayasa atau Untirta, Selasa, 2024.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Dorong Peningkatan Keterampilan Penggunaan Senjata Api Beladiri

5 jam lalu

Bamsoet Dorong Peningkatan Keterampilan Penggunaan Senjata Api Beladiri

Perkumpulan Pemilik Izin Khusus Senjata Api Beladiri (Perikhsa) akan menggelar Lomba Asah Keterampilan Penggunaan Senjata Api Beladiri Perikhsa 2024, di Lapangan Tembak Perbakin, Senayan, Jakarta, pada 27 Juli 2024.

Baca Selengkapnya

Walkot Pematangsiantar Temui Anak Korban Pencabulan

5 jam lalu

Walkot Pematangsiantar Temui Anak Korban Pencabulan

Wali Kota Pematangsiantar, Susanti Dewayani, temui bocah korban pencabulan untuk memberikan semangat dan motivasi, di RSUD dr Djasamen Saragih, Selasa, 21 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Badan Kerja Sama Gereja Sumut Apresiasi Terobosan Nikson Jadi Bupati Tapanuli Utara

7 jam lalu

Badan Kerja Sama Gereja Sumut Apresiasi Terobosan Nikson Jadi Bupati Tapanuli Utara

Nikson disebut lebih banyak menggunakan waktu di lapangan bersama masyarakat ketimbang di kantor.

Baca Selengkapnya