TEMPO.CO, Jakarta - Ribuan jamaah Thariqat Syattariah di Kabupaten Nagan Raya, Provinsi Aceh pada Senin pagi sudah merayakan Idul Fitri 1445 Hijriah. Mereka melaksanakan Salat Id yang dipusatkan di Masjid Peuleukung, Desa Peuleukung, Kecamatan Seunagan Timur.

"Perbedaan Hari Raya Idul Fitri di tengah masyarakat di Kabupaten Nagan Raya memang sudah lumrah terjadi," kata Kepala Dinas Syariat Islam Kabupaten Nagan Raya, Provinsi Aceh H Wahidin seperti dikutip Antara, Senin, 8 April 2024.

Menurut dia, perbedaan pelaksanaan Hari Raya Idul Fitri di kalangan umat Muslim di daerah tersebut telah berlangung lama atau sudah turun temurun. Meski demikian, Wahidin mengatakan kehidupan masyarakat di daerah tersebut hingga kini berlangsung rukun, aman dan saling menghormati.

"Perbedaan hari raya ini hanya soal keyakinan saja, dan sejauh ini masyarakat Nagan Raya sangat memaklumi perbedaan ini," ujar Wahidin.

Sementara itu, Jamaah Tarekat Naqsabandiyah juga telah melaksanakan salat Idul Fitri di Surau Baru, Pauh, Padang, Sumatera Barat pada hari ini.

Tareqat Naqsabandiyah menetapkan 1 Syawal 1445 Hijriah menggunakan metode hisab Munjid, yakni penghitungan 30 hari sejak awal puasa yang telah digunakan secara turun temurun.

Sebelumnya, Jemaah Masjid Aolia di Gunungkidul juga telah merayakan hari raya Idul Fitri pada Jumat, 5 April 2024.

Para jemaah Masjid Aolia itu melaksanakan salat Id di aula rumah Imam jemaah masjid Aolia Kyai Haji Ibnu Hajar Pranolo yang akrab disapa Mbah Benu di Padukuhan Panggang III, Kalurahan Giriharjo, Panggang, Kabupaten Gunungkidul Jumat pukul 06.00 WIB.

Sebagian jemaah juga menggelar salat id di Masjid Aolia yang berjarak sekitar 30 meter dari rumah Mbah Benu. "Saya tidak tahu jemaah ini datang dari daerah mana saja," kata Mbah Benu, Jumat.

Pilihan Editor: Viral Video Mbah Benu Aolia 'Telepon' Allah, Apa Pendapat NU dan Muhammadiyah?