Satu Lagi Korban Kekerasan STPDN Bicara

Reporter

Editor

Jumat, 26 September 2003 13:57 WIB

TEMPO Interaktif, Bengkulu: Satu lagi korban tindak kekerasan di Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri (STPDN), bercerita. Kali ini adalah Tasman Hidayat, 21 tahun, asal Bengkulu. Dia sempat dirawat di rumah sakit beberapa lama, karena patah tulang belakang, dianiaya seniornya. Akhirnya, Tasman terpaksa mengundurkan diri, tak tahan atas penderitaan yang dialaminya. "Anak saya dianiaya tujuh seniornya. Kami terpaksa mengeluarkan uang kurang lebih Rp 40 juta untuk berobat di rumah sakit," kata Suhanuddin Saim, orang tua Tasman Hidayat, Jumat (26/9). Selama dua tahun sejak 2000 hingga 2001, Tasman Hidayat terdaftar sebagai murid STPDN Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat. Namun setelah mengetahui anak mereka disiksa, maka kedua orang tua korban terpaksa memindahkan anaknya ke perguruan tinggi lain. "Untuk apa mempertahankan anak saya disana, tujuan kita menyekolahkan anak bukan untuk disiksa tapi mencari ilmu pengetahuan, katanya. "Bagaimana mau jadi lurah atau camat jika dia sudah cacat." Penyiksaan terhadap Tasman dari para seniornya memang sudah sering terjadi, hanya saja tidak diceritakan kepada kedua orang tuanya. Menurut Suhanuddin, kejadian itu menimpa anaknya sekitar Febuari 2000, saat Tasman masih duduk di tingkat I. Berdasarkan pengakuan Tasman, dia dianiya, sekitar jam dua malam. Saat itu dia sedang tidur tiba-tiba dibangunkan tujuh orang seniornya lalu disuruh berjongkok. Para seniornya menendang bagian belakang Tasman dilanjutkan tendangan di bagian dada. Hanya saja Tasman tidak mengetahui siapa saja pelaku penganiayaan tersebut, karena kejadiannya pada malam hari. Tapi yang jelas penyiksaan itu terjadi bertepatan pada saat penyiksaan dialami rekannya Erik Rachman asal Sumedang yang meninggal dunia dan Fahmi dari Medan yang mengalami luka di bagian perut dan harus dirawat di Rumah Sakit Islam Sumedang. Ketika masih di STPDN, Tasman sebenarnya sudah sering dibawa ke rumah sakit terdekat. Waktu orang tua Tasman bertanya, pihak STPDN menyatakan Tasman menderita penyakit ginjal. Ternyata kondisi Tasman bukan tambah baik malah makin buruk. Dia harus mendapat perawatan serius, sehingga akhirnya dirawat di Rumah Sakit Islam Sumedang dan dilakukan foto sinar X. Dari sanalah baru diketahui tulang belakang anaknya sudah lepas. Ketika itu pula barulah Tasman menceritakan penyebab penderitaan dirinya. Akibat patah tulang belakang, syarafnya sempat terjepit. Akibatnya, Tasman sering mati rasa, kaki kanan sempat mengecil dan berat badannya terus menurun. "Syukurlah sekarang kondisi anak kami sudah mulai pulih, walau masih harus sering berobat ke Rumah Sakit Pertamina Jakarta," katanya. Masih menurut Suhanuddin, pada saat dirawat di Jakarta Tasman sempat mau diculik para seniornya. Mungkin merasa takut perbuatan mereka diketahui pihak luar. Untung saja pengawasan dari pihak keluarga ketika itu cukup ketat. "Kami sudah tahu gelagat sebelumnya," kata Suhanuddin. Atas rencana penculikan ini, orang tua Tasman sempat melaporkannya ke pembina STPDN, sambil menunjukkan hasil foto sinar X Tasman. Tapi awalnya mereka tidak mau menerima pengaduan tersebut, bahkan menghardik supaya jangan ngomong maca-macam. Bahkan Ketua STPDN , menanggapi pengaduan orang tua Tasman hanya dengan ringan menyatakan itu hanya musibah. Akhirnya ketua STPDN memberi rekomendasi kepindahan Tasman dari sekolah itu dan memberi keringanan supaya keluarga Tasman tidak usah membayar uang pendidikan selama dididik di sana. Tapi, pihak STPDN sepeser pun tak membantu biaya pengobatan anaknya. Keluarga korban memang tidak punya niat mengadukan permasalahan tersebut kepada polisi. Tasman kini menjadi mahasiswa Fakultas Tehnik Universitas Pakuan Bogor. Saat menceritakan masalah ini, Suhanuddin didamping istrinya Nurhayati, yang lebih banyak diam dan menangis. Hanya sekali Nurhayati buka mulut. Dia menyatakan sempat menjerit histeris melihat tayangan kematian Wahyu Hidayat di televisi. Syaipul Bakhori - Tempo News Room

Berita terkait

Usai Tak Hadiri Sidang Etik Dewas KPK, Nurul Ghufron Bilang Gugatan ke PTUN Bentuk Pembelaan

49 detik lalu

Usai Tak Hadiri Sidang Etik Dewas KPK, Nurul Ghufron Bilang Gugatan ke PTUN Bentuk Pembelaan

Wakil KPK Nurul Ghufron menilai dirinya menggugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta bukan bentuk perlawanan, melainkan pembelaan diri.

Baca Selengkapnya

Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

2 menit lalu

Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

Waktu konsultasi yang terbatas menyebabkan pasien kanker sering merasa bingung untuk memahami betul penyakitnya.

Baca Selengkapnya

Kurir Pabrik Ganja Sintetis Pinaca Mengaku Dijanjikan akan Dibayar Rp 80-Rp 100 Juta

5 menit lalu

Kurir Pabrik Ganja Sintetis Pinaca Mengaku Dijanjikan akan Dibayar Rp 80-Rp 100 Juta

GBH, kurir tempat produksi ganja sintetis di Sentul, Babakan Madang, Kabupaten Bogor, mengaku dijanjikan oleh pengendali imbalan Rp 80-100 juta.

Baca Selengkapnya

Hari Pendidikan Nasional: Universitas Jember Cetak Mahasiswa Kedokteran IPK 4,00

7 menit lalu

Hari Pendidikan Nasional: Universitas Jember Cetak Mahasiswa Kedokteran IPK 4,00

Peringatan Hari Pendidikan Nasional di Universitas Jember, Kamis 2 Mei 2024, diwarnai dengan pencapaian satu mahasiswanya yang lulus nilai sempurna.

Baca Selengkapnya

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

14 menit lalu

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron menjelaskan perihal laporan dugaan pelanggaran etik yang ditujukan kepadanya soal mutasi ASN di Kementan.

Baca Selengkapnya

Respons Sultan HB X soal Penjabat Kepala Daerah yang Ingin Maju di Pilkada 2024

20 menit lalu

Respons Sultan HB X soal Penjabat Kepala Daerah yang Ingin Maju di Pilkada 2024

Sejumlah partai telah merampungkan penjaringan kandidat untuk Pilkada 2024 di kabupaten/kota Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Baca Selengkapnya

Korea Selatan Tingkatkan Peringatan Terorisme di Kantor Diplomatiknya di Lima Negara

20 menit lalu

Korea Selatan Tingkatkan Peringatan Terorisme di Kantor Diplomatiknya di Lima Negara

Kementerian Luar Negeri Korea Selatan meningkatkan level kewaspadaan terorisme di kantor diplomatiknya di lima negara.

Baca Selengkapnya

Saran Psikolog agar Anak Berkembang di Bidang Seni

24 menit lalu

Saran Psikolog agar Anak Berkembang di Bidang Seni

Orang tua perlu memberikan kesempatan kepada anak untuk bereksplorasi di berbagai bidang, baik seni maupun bidang lain.

Baca Selengkapnya

Tak Hadiri Pembubaran Timnas Amin, Surya Paloh Mengaku Tidak Tahu

26 menit lalu

Tak Hadiri Pembubaran Timnas Amin, Surya Paloh Mengaku Tidak Tahu

Surya Paloh tidak tampak dalam acara yang digelar di kediaman Anies di Lebak Bulus itu.

Baca Selengkapnya

Cerita Peserta Disabilitas Ikut UTBK 2024 di UI

32 menit lalu

Cerita Peserta Disabilitas Ikut UTBK 2024 di UI

Begini cerita Makhsun Intikhon, penyandang disabilitas netra yang mengikuti UTBK untuk kedua kalinya di UI.

Baca Selengkapnya