Rasio Pajak di Era Orde Baru Sampai 14 Persen, Prabowo: Kenapa Sekarang Turun?
Reporter
Adinda Jasmine Prasetyo
Editor
Eko Ari Wibowo
Jumat, 22 Maret 2024 08:09 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Calon Presiden (Capres) nomor urut dua, Prabowo Subianto, terpilih dalam Pilpres 2024 berdasarkan hasil rekapitulasi Komisi Pemilihan Umum (KPU). Prabowo sempat membanggakan rasio penerimaan pajak (tax rasio) terhadap produk domestik bruto (PDB) era Orde Baru (orba) yang menyentuh 14 persen.
Pernyataan tersebut diungkap Prabowo saat menghadiri acara Buka Bersama DPP PAN di Kalibata, Jakarta Selatan, pada Kamis, 21 Maret 2024.
“Di Orde Baru pernah 14 persen. Kenapa sekarang turun? Sekarang Thailand kalau tidak salah sudah 16 persen, Malaysia sekitar itu 15 persen, Kamboja mungkin lebih,” tutur Prabowo.
Menteri Pertahanan itu juga menyinggung perihal penerimaan rasio pajak saat ini yang turun ke angka 10 persen. Dia bahkan membandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya.
“Nah kenapa kok kita hanya 10 persen, bedanya apa orang Thailand, Malaysia, Kamboja, sama kita? Bedanya apa? Kulit sama, warna rambut sama, jadi ada apa? Apa kita lebih bodoh? Atau lebih malas?,” imbuh Prabowo.
Melansir dari data rasio penerimaan pajak di laman Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan (DJP Kemenkeu), rasio penerimaan pajak Indonesia selama tiga tahun terakhir ini berada di rentang kurang dari 11 persen. Rinciannya, pada tahun 2021 mencapai 9,11 persen, tahun 2022 mencapai 10,39 persen dan tahun 2023 naik ke 10,21 persen.
Rabu, 20 Maret 2024 lalu, KPU telah resmi mengumumkan hasil Pilpres 2024. Paslon nomor urut dua, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sebagai Presiden dan Wakil Presidin terpilih. Mereka unggul di 36 provinsi dengan 96.214.691 suara. Di peringkat kedua ada Paslon nomor urut satu, Anies-Muhaimin dengan 40.971.906 suara dan memenangkan dua provinsi yakni Aceh dan Sumatera Barat. Kemudian dilanjut Paslon nomor urut tiga, Ganjar Pranowo-Mahfud Md meraih 27.040.878 suara tanpa memenangkan satu provinsi pun.
Pilihan Editor: Prabowo Kembali Singgung Nilai 11 dari 100, Ini Awal Mula Peristiwanya