Respons MK Setelah Anies-Cak Imin Serahkan Gugatan Hasil Pilpres 2024

Kamis, 21 Maret 2024 14:51 WIB

Tim Hukum Nasional (THN) calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 1, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar saat melayangkan gugatan Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) ke Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Kamis 21 Maret 2024. Kedatangan mereka untuk mendaftarkan permohonan pembatalan Keputusan Komisi Pemilihan Umum (KPU) nomor 360/2024 tentang penetapan hasil pemilu. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta - Mahkamah Konstitusi (MK) merespons permohonan Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) untuk Pilpres 2024 oleh tim paslon 01 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar alias Anies-Cak Imin.

"Terkait dengan permohonan PHPU Pilpres yang masuk ke MK, kami perlakukan sama sebagaimana permohonan perkara pada umumnya, sesuai dengan hukum acara," kata Hakim MK Enny Nurbaningsih kepada Tempo lewat pesan tertulis, Kamis, 21 Maret 2024.

Selanjutnya, Enny mengatakan perkara tersebut dicatat dalam Buku Registrasi Perkara Konstitusi alias e-BRPK sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. "Kemudian salinannya disampaikan kepada KPU (termohon) dan Bawaslu sesuai dengan jadwal," ujarnya.

Seperti diketahui, Komisi Pemilihan Umum alias KPU menjadi pihak termohon. Sedangkan peserta Pemilu menjadi pihak pemohon dan Badan Pengawas Pemilihan Umum atau Bawaslu menjadi pemberi keterangan.

Sementara itu, Juru Bicara MK Fajar Laksono mengatakan permohonan dari pihak paslon 01 sudah masuk. Penyerahan permohonan tersebut sudah masuk ke MK secara online sejak Kamis dini hari pukul 01.00.

Advertising
Advertising

"Jadu tadi datang, kita serahkan AP3-nya (Akta Pengajuan Permohonan Pemohon)," ujar Fajar saat ditemui di Gedung MK, Jakarta Pusat pada Kamis siang.

Selanjutnya, pemohon tinggal menunggu registrasi. "Pilpres kan tidak ada perbaikan," kata Fajar.

Pada pagi hari ini, Tim Hukum AMIN melaporkan permohonan Perselisihan Hasil Pemilihan Umum atau PHPU ke Mahkamah Konstitusi. Lewat permohonan ini, kubu Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar menuntut agar diadakan pemungutan suara ulang.

"Kami mengharapkan diadakan pemungutan suara ulang tanpa diikuti oleh calon wakil presiden nomor 02 (Gibran Rakabuming Raka) saat ini," kata Koordinator Tim Hukum AMIN Ari Yusuf.

Dia menyebut, Gibran bisa digantikan oleh siapa saja. Ari Yusuf menjelaskan, permintaan ini adalah imbas dari permasalahan pencalonan Gibran yang sudah bermasalah sejak awal.

Pilihan Editor: Gugat Hasil Pilpres 2024, Anies Harap Proses di MK Jadi Pembelajaran

Berita terkait

Babak-Belur Mahkamah Konstitusi

5 jam lalu

Babak-Belur Mahkamah Konstitusi

Demokrasi Indonesia makin terancam. Kali ini lewat revisi keempat Undang-Undang Mahkamah Konstitusi.

Baca Selengkapnya

3 RUU dalam Sorotan Publik: RUU Penyiaran, RUU MK, dan RUU Kementerian Negara

1 hari lalu

3 RUU dalam Sorotan Publik: RUU Penyiaran, RUU MK, dan RUU Kementerian Negara

Dalam waktu berdekatan tiga RUU DPR mendapat sorotan publik yaitu RUU Penyiaran, RUU MK, dan RUU Kementerian Negara. Apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Wahiddudin Adams Minta Hakim Konstitusi Tak Takut Jika Revisi UU MK Benar Disahkan

3 hari lalu

Wahiddudin Adams Minta Hakim Konstitusi Tak Takut Jika Revisi UU MK Benar Disahkan

Wahiduddin Adams meminta hakim MK tak takut jika perubahan keempat UU Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi, benar-benar disahkan DPR.

Baca Selengkapnya

Ketua MKMK Heran Revisi UU MK Selalu Utak-atik Syarat Umur hingga Jabatan Hakim

3 hari lalu

Ketua MKMK Heran Revisi UU MK Selalu Utak-atik Syarat Umur hingga Jabatan Hakim

Palguna heran mengapa setiap revisi UU MK yang dipermasalahkan adalah persoalan yang tak ada relevansinya dengan penguatan MK sebagai peradilan yang berwibawa dan merdeka.

Baca Selengkapnya

Hamdan Zoelva Nilai Revisi UU MK Jadi Ancaman Bagi Eksistensi Indonesia sebagai Negara Hukum

3 hari lalu

Hamdan Zoelva Nilai Revisi UU MK Jadi Ancaman Bagi Eksistensi Indonesia sebagai Negara Hukum

Revisi UU MK tak hanya menjadi ancaman bagi independensi lembaga peradilan, namun ancaman yang sangat serius bagi Indonesia sebagai negara hukum.

Baca Selengkapnya

Reaksi Internal MK dan Ketua MKMK soal Revisi UU MK Bergulir di DPR

3 hari lalu

Reaksi Internal MK dan Ketua MKMK soal Revisi UU MK Bergulir di DPR

Pembahasan revisi UU MK antara pemerintah dan DPR menuai reaksi dari kalangan internal MK dan Ketua MKMK. Apa reaksi mereka?

Baca Selengkapnya

MK Batasi 6 Saksi dan Ahli di Sidang Sengketa Pileg, Apa Alasannya?

3 hari lalu

MK Batasi 6 Saksi dan Ahli di Sidang Sengketa Pileg, Apa Alasannya?

MK hanya membolehkan para pihak menghadirkan lima orang saksi dan satu ahli dalam sidang sengketa pileg.

Baca Selengkapnya

Suap demi Predikat WTP dari BPK

3 hari lalu

Suap demi Predikat WTP dari BPK

Suap demi mendapatkan predikat WTP dari BPK masih terus terjadi. Praktik lancung itu dinilai terjadi karena kewenangan besar milik BPK.

Baca Selengkapnya

Respons Hakim Mahkamah Konstitusi soal Revisi UU MK

3 hari lalu

Respons Hakim Mahkamah Konstitusi soal Revisi UU MK

Mahkamah Konstitusi menanggapi perubahan keempat revisi UU MK yang baru saja disepakati pemerintah dan DPR.

Baca Selengkapnya

PSHK Ungkap 5 Masalah Prosedural Revisi UU MK, Salah Satunya Dibahas Secara Senyap

3 hari lalu

PSHK Ungkap 5 Masalah Prosedural Revisi UU MK, Salah Satunya Dibahas Secara Senyap

Perencanaan perubahan keempat UU MK tidak terdaftar dalam daftar panjang Program Legislasi Nasional alias Prolegnas 2020-2024.

Baca Selengkapnya