Respons BP2MI soal 7 ABK Indonesia Tenggelam di Korsel, 2 Dilaporkan Meninggal Dunia

Reporter

Antara

Senin, 11 Maret 2024 12:47 WIB

Tangkapan layar Kepala BP2MI Benny Rhamdani dalam konferensi pers terkait peristiwa tenggelamnya kapal PMI Indonesia di Korsel, diikuti dari Jakarta, Minggu (10/3/2024) (ANTARA).

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani menyampaikan duka cita terhadap Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang menjadi korban kapal tenggelam di perairan Korea Selatan (Korsel) pada Sabtu, 9 Maret 2024.

Kepala BP2MI Benny mengonfirmasi tujuh anak buah kapal (ABK) Indonesia berada di 2 Haesinho yang tenggelam di perairan 68 kilometer selatan Kota Tongyeong, Korsel.

"Kami turut bersedih dan berbela sungkawa. Kami mengucapkan innalilahi wa innailaihi rajiun, mereka pahlawan devisa, mudah-mudahan PMI yang meninggal dunia husnul khatimah dan semoga juga lima PMI yang masih proses pencarian ditemukan dalam keadaan selamat," kata Benny dalam konferensi pers, Ahad malam, 10 Maret 2024.

Dia mengatakan dua dari tenaga kerja Indonesia itu telah ditemukan dalam keadaan meninggal dunia. Sedangkan lima orang lain masih dalam proses pencarian yang dilakukan oleh penjaga pantai Korsel atau Korean Coast Guard.

Seluruh pekerja migran yang menjadi korban berada di Negeri Ginseng dengan skema penempatan antarswasta atau private to private lewat agensi penempatan untuk bekerja di sektor perikanan di negara tersebut.

Koordinasi dengan Kemenlu dan pemerintah Korsel

Advertising
Advertising

Benny memastikan bahwa pihak BP2MI akan terus berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI dan pemerintah Korsel terkait kelanjutan kasus tersebut.

"BP2MI sebagaimana mandat Undang-Undang 18 Tahun 2017 tentang Pelindungan Pekerja Migran Indonesia, tentu tidak akan berhenti untuk terus melakukan koordinasi dengan Pemerintah Korea Selatan dan kementerian dan lembaga terkait lainnya untuk terus mengawasi kasus ini hingga tuntas," kata Benny.

Terkait proses pemulangan para PMI yang menjadi korban, Benny menjelaskan, akan dilakukan oleh Kemenlu RI. Sementara pemulangan ke kampung halaman akan dilakukan oleh BP2MI.

"Proses pemulangan WNI menjadi kewenangan perwakilan Republik Indonesia di bawah komando Kementerian Luar Negeri. Sedangkan tugas untuk memastikan pekerja migran Indonesia tiba hingga kampung halaman menjadi tanggung jawab penuh dari BP2MI," jelas Benny.

Untuk itu, dia memastikan sinergi antara kementerian/lembaga akan terus dilakukan mengenai pemulangan para PMI yang menjadi korban tersebut untuk membuktikan negara hadir bagi warganya.

"Kami akan terus berkomunikasi secara intensif dengan stakeholder terkait untuk mendapatkan kabar terbaru dari lima orang warga negara Indonesia atau pekerja migran Indonesia lainnya yang masih dalam proses pencarian," jelasnya.

Pilihan Editor: Kapal Tenggelam di Korea Selatan, Enam Orang Hilang Termasuk WNI

Berita terkait

Dua Remaja di Tangerang Tewas Tenggelam saat Berenang di Lubang Galian

3 jam lalu

Dua Remaja di Tangerang Tewas Tenggelam saat Berenang di Lubang Galian

Dua remaja laki-laki berusia 11 tahun tewas tenggelam saat berenang di sebuah lubang galian di Kampung Ranca Balok, Tangerang

Baca Selengkapnya

Duka Wox Matta Band Saksikan Anak Tenggelam Terseret Ombak di Nusa Penida

4 hari lalu

Duka Wox Matta Band Saksikan Anak Tenggelam Terseret Ombak di Nusa Penida

Wox, drummer Matta Band bercerita saat anaknya terseret ombak di Pantai Kelingking, Nusa Penida.

Baca Selengkapnya

Profil SsangYong, Produsen Komponen Maung asal Korsel yang Pernah Dituding Jual Mobil Cacat

5 hari lalu

Profil SsangYong, Produsen Komponen Maung asal Korsel yang Pernah Dituding Jual Mobil Cacat

Mengenal SsangYong Motor, pabrikan otomotif asal Korea Selatan yang menyumbang hampir 30 persen komponen Maung Pindad

Baca Selengkapnya

Kementerian Ketenagakerjaan Tidak Lagi Urusi Pekerja Migran Setelah Dibentuknya Kementerian PPMI

11 hari lalu

Kementerian Ketenagakerjaan Tidak Lagi Urusi Pekerja Migran Setelah Dibentuknya Kementerian PPMI

Direktur Bina Penempatan dan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P3MI) Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker), Rendra Setiawan, mengatakan bahwa kemnaker tidak lagi mengurusi persoalan pekerja migran.

Baca Selengkapnya

Korea Selatan Panggil Dubes Rusia terkait Pengiriman Pasukan Korut

15 hari lalu

Korea Selatan Panggil Dubes Rusia terkait Pengiriman Pasukan Korut

Kemlu Korea Selatan memanggil duta besar Rusia untuk memprotes pengiriman pasukan Korea Utara guna mendukung perang di Ukraina

Baca Selengkapnya

Menunggu Kabar Pengungkapan Inisial T, Sosok Terduga di Balik Bisnis Judi Online di Indonesia

50 hari lalu

Menunggu Kabar Pengungkapan Inisial T, Sosok Terduga di Balik Bisnis Judi Online di Indonesia

Perbincangan ihwal sosok inisial T yang disebut-sebut sebagai dalang bisnis judi online di Indonesia tiba-tiba hilang sejak awal Agustus lalu.

Baca Selengkapnya

Upaya Berantas Judi Online Senilai Rp 600 Triliun pada Triwulan I 2024, Bentuk Satgas hingga Muncul Inisial T

50 hari lalu

Upaya Berantas Judi Online Senilai Rp 600 Triliun pada Triwulan I 2024, Bentuk Satgas hingga Muncul Inisial T

Maraknya judi online membuat Jokowi akhirnya membentuk Satgas Judi Online di bawah pimpinan Menko Polhukam Hadi Tjahjanto. Apa hasilnya?

Baca Selengkapnya

Mengenang Mike Lynch, Miliarder Inggris yang Tewas Usai Kapal Pesiarnya Tenggelam

24 Agustus 2024

Mengenang Mike Lynch, Miliarder Inggris yang Tewas Usai Kapal Pesiarnya Tenggelam

Jasad miliarder Mike Lynch, milarder asal Inggris tewas ditemukan di bangkai kapal pesiar miliknya yang tenggelam diterjang badai.

Baca Selengkapnya

Mayat Miliarder Inggris Akhirnya Ditemukan di Dalam Kapal Super Mewahnya

22 Agustus 2024

Mayat Miliarder Inggris Akhirnya Ditemukan di Dalam Kapal Super Mewahnya

Kapal miliarder Inggris Mike Lynch tenggelam di Italia. Mayatnya ditemukan setelah beberapa hari tenggelam.

Baca Selengkapnya

Nur Ungkap Derita Suami yang Jadi Korban TPPO di Hpalu Myanmar, Dimintai Tebusan Rp 80 Juta

21 Agustus 2024

Nur Ungkap Derita Suami yang Jadi Korban TPPO di Hpalu Myanmar, Dimintai Tebusan Rp 80 Juta

Nur, seorang warga Bekasi, mengungkapkan penderitaan suaminya, Pepen (54 tahun), yang menjadi korban TPPO di Myanmar.

Baca Selengkapnya