Kelebihan 5 Beras Analog, Sumber Karbohidrat Alternatif saat Harga Beras Naik

Jumat, 23 Februari 2024 11:00 WIB

Aktivitas bongkar muat beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, Rabu, 22 Februari 2023. Menjelang bulan Ramadan, harga beras di masyarakat semakin melambung tinggi. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Kenaikan harga beras membuat banyak pihak was-was. Tak hanya masyarakat, pemerintah juga khawatir kenaikan makanan pokok itu bisa mengerek inflasi. Penyebab harga beras naik disinyalir akibat dari cuaca ekstrim El Nino yang menyebabkan musim kemarau lebih panjang. Alhasil pasokan atau suplai beras terus berkurang. Sementara faktor permintaan yang meningkat di tengah masa kampanye. Namun, terdapat alternatif dari pengganti beras dengan memanfaatkan beras non padi atau beras analog.

Seperti yang dikutip dari Science Techno Park Institut Pertanian Bogor (STP IPB), beras Analog merupakan salah satu pangan alternatif sebagai pengganti beras, terbuat dari pati yang bukan berasal dari padi. Beras Analog dibuat di industri dengan memanfaatkan bahan-bahan pangan yang tumbuh melimpah di Indonesia seperti sagu, sorgum, dan jagung.

Dari segi rasa dan cara memasak, beras Analog ini tidak berbeda dengan cara pengolahan beras biasa, namun warnanya tidak seputih beras asal padi. Selain itu, berbeda dengan beras biasa, Beras Analog lebih tahan lama dan tidak perlu dicuci saat akan dimasak.

Beras Analog ini diciptakan untuk pemenuhan kebutuhan gizi seseorang dan dapat disesuaikan dengan kondisi kesehatan konsumen. Kandungan gizi dan komposisi bahannya dapat disesuaikan dengan bahan baku lokal daerah. Seperti, sumber karbohidrat dapat diperoleh dari tepung ubi kayu, ubi jalar, talas, garut, ganyong, hotong, dan sagu aren. Sumber protein dapat ditambahkan dari tepung kedelai, kacang merah, atau jenis kacang-kacangan lain. Serat makanan bisa diperoleh dari bekatul.

Beras Analog berfungsi sebagai pangan alternatif pengganti beras sehingga bisa dijadikan produk diversifikasi pangan. Bentuk fisiknya yang mirip butiran beras dapat membantu ketika dikonsumsi layaknya beras (bersama lauk pauk) sehingga tidak merubah kebiasaan makan masyarakat agar tetap merasa seperti makan nasi dari beras padi yang ditanam.

Advertising
Advertising

Dilansir dari jurnal Universitas Riau berjudul Karakteristik Beras Analog karya Amanda Ariela Kalungga dan kawan-kawan, inilah sejumlah beras analog yang populer dikonsumsi:

1. Beras jagung

Jagung menjadi salah satu bahan pangan kaya karbohidrat. Jagung mengandung nutrisi yang baik untuk tubuh. Komposisi dari kandungan nutrisi pada jagung meliputi pati 54,1 sampai 71,7 persen, protein 11,1 hingga 26,6 persen, lemak 5,3 sampai 19,6 persen, serat 2,6 hingga 9,5 persen, dan abu 1.4 hingga 21 pesen. Komposisi tersebut mungkin akan berbeda tergantung pada faktor genetik, varietas, dan kondisi penanaman.

2. Beras sorgum

Jenis beras analog lainnya yang cukup mudah dijumpai yaitu beras sorgum. Sesuai dengan namanya, bahan pangan ini terbuat dari sorgum. Biji sorgum diketahui mengandung protein, vitamin B, dan zat B yang tinggi. Biji sorgum menghasilkan karbohidrat yang bebas gluten, sehingga lebih menyehatkan. Kandungan pati dalam sorgum diketahui tidak mudah dicerna, sehingga membuat rasa kenyang lebih lama. Maka dari itu, sorgum sangat cocok dikonsumsi saat diet.

3. Beras Sagu

Pati yang berasal dari sagu dan tapioka juga dapat digunakan sebagai sumber karbohidrat dan bahan perekat yang bertujuan untuk mendapatkan butiran beras yang kokoh sehingga beras tidak mudah hancur dan tidak rapuh saat dimasak. Secara umum pati tidak memberikan bau apapun serta tidak memiliki rasa, tetapi ada beberapa faktor yang mempengaruhi ciri fisik pati hasil ekstraksi dari umbi-umbian.

4. Beras Singkong

Beras singkong merupakan produk pangan yang berasal dari singkong (Manihot Esculenta). Dilansir dari jurnal Universitas Negeri Yogyakarta berjudul Pengembangan Onigiri dengan Substitusi Beras Singkong, karya Feby Rahwanda dan kawan-kawan, beras singkong mampu menjadi sumber energi karena kandungan karbohidrat yang terdapat di dalamnya hampir sama dengan beras padi dan dapat dijadikan sebagai pengganti beras. Pembuatan beras singkong sebaiknya menggunakan singkong manis atau kuning yang rendah kandungan hidrogen sianida (HCN). Beras singkong merupakan salah satu jenis beras analog.

5. Kacang-kacangan

Selain menggunakan sumber karbohidrat pada beras analog juga dapat ditambahkan kacang-kacangan sebagai sumber protein, sehingga beras analog yang dihasilkan kaya akan protein. Kacang-kacangan seperti kedelai dapat memperkaya kandungan gizi protein pada beras analog.

Pilihan Editor: Sri Mulyani Waspadai Kenaikan Beras, Bisa Kerek Inflasi?

Berita terkait

Diyakini Membantu Siklus Menstruasi, Apa Itu Diet Ketogenik?

14 jam lalu

Diyakini Membantu Siklus Menstruasi, Apa Itu Diet Ketogenik?

Diet ketogenik adalah istilah untuk diet rendah karbohidrat. Diet ini sering digunakan untuk menurunkan berat badan.

Baca Selengkapnya

Penderita Diabetes Masih Bisa Mengkonsumsi Nasi Putih dengan Beberapa Catatan

19 hari lalu

Penderita Diabetes Masih Bisa Mengkonsumsi Nasi Putih dengan Beberapa Catatan

Meski dapat meningkatkan gula darah, penderita diabetes masih bisa mengkonsumsi nasi putih dengan beberapa catatan sebagai berikut.

Baca Selengkapnya

Konsumsi Nasi Putih Setiap Hari Berisiko Picu Diabetes Tipe 2, Kenapa?

19 hari lalu

Konsumsi Nasi Putih Setiap Hari Berisiko Picu Diabetes Tipe 2, Kenapa?

Konsumsi nasi putih setiap hari dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

7 Sayuran yang Sebaiknya Dihindari Penderita Diabetes

21 hari lalu

7 Sayuran yang Sebaiknya Dihindari Penderita Diabetes

Tidak semua sayuran bisa dikonsumsi oleh penderita diabetes.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Kedokteran Harvard Ini Makan 720 Butir Telur dalam Sebulan, Apa Kabar Kolesterolnya?

39 hari lalu

Mahasiswa Kedokteran Harvard Ini Makan 720 Butir Telur dalam Sebulan, Apa Kabar Kolesterolnya?

Nick Norwitz melakukan eksperimen dengan makan 720 butir telur dalam sebulan untuk melihat dampak pada kadar kolesterolnya, naik atau turun?

Baca Selengkapnya

Labirin di Ladang Jagung Ini Tampilkan Wajah Taylor Swift

41 hari lalu

Labirin di Ladang Jagung Ini Tampilkan Wajah Taylor Swift

Desain labirin itu menampilkan tanda tangan Taylor Swift, tangan berbentuk hati, 1989, dan dirinya dengan mikrofon

Baca Selengkapnya

Bapanas soal Harga Beras Tinggi: Petani Berhak Dapat Keuntungan

46 hari lalu

Bapanas soal Harga Beras Tinggi: Petani Berhak Dapat Keuntungan

Badan Pangan Nasional mengakui harga beras di dalam negeri saat ini tergolong tinggi. Kondisi ini disebut karena biaya produksi dari petani sudah tinggi.

Baca Selengkapnya

Tips dan Trik untuk Memulai Kebiasaan Jogging dengan Sukses

46 hari lalu

Tips dan Trik untuk Memulai Kebiasaan Jogging dengan Sukses

Ingin hidup sehat dengan berlari atau jogging, ini tips dan triknya.

Baca Selengkapnya

Tips Siapkan Fisik Sebelum Ikut Lari Maraton

52 hari lalu

Tips Siapkan Fisik Sebelum Ikut Lari Maraton

Apa persiapan fisik yang perlu dilakukan sebelum ikut lari maraton? Simak kata dokter.

Baca Selengkapnya

Pengajar Universitas Brawijaya Kembangkan Varietas Benih Jagung Unggul di NTT

59 hari lalu

Pengajar Universitas Brawijaya Kembangkan Varietas Benih Jagung Unggul di NTT

Pengajar Universitas Brawijaya mengembangkan varietas benih varietas jagung hibrida yang lebih produktif di NTT

Baca Selengkapnya