NasDem, PKB, dan PKS Berpeluang Masuk Kabinet Prabowo, Anies Ditinggalkan?
Reporter
Daniel A. Fajri
Editor
Devy Ernis
Selasa, 20 Februari 2024 07:45 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat politik Ujang Komaruddin menilai Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), hingga NasDem berpeluang masuk kabinet Prabowo Subianto. Ujang menyebut ada perbedaan alasan mengapa dua partai muslim dengan akar rumput berbeda itu berpotensi merapat ke Prabowo.
Ujang mengatakan PKB selama ini tidak memiliki DNA oposisi. Sedangkan PKS, kata Ujang, memiliki kedekatan dengan Prabowo. Kedua pihak pernah bekerja sama dalam Pilpres 2014, pemilihan gubernur Jakarta 2017, dan pemilihan presiden 2019.
"Yang kelihatannya beroposisi hanya Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan," kata Ujang yang merupakan dosen ilmu politik di Universitas Al Azhar Indonesia saat dihubungi pada Senin, 19 Februari 2024.
Sejauh ini, Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menyatakan partainya siap berada di luar pemerintahan. Pernyataan Hasto dilontarkan Kamis, 15 Februari 2024 atau satu hari setelah penyelenggaraan pencoblosan.
Hasto menyebut partai berlambang banteng moncong putih itu siap berjuang di luar pemerintahan, melalui parlemen untuk menjalankan tugas check and balance.
Sebelumnya, Jokowi bertemu dengan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh di Istana Merdeka, Jakarta pada Ahad, Senin, 18 Februari 2024. Partai NasDem pimpinan Surya Paloh mengusung Anies Baswedan sebagai calon presiden di Pilpres 2024.
"Ini dilihat sebagai indikasi NasDem gabung kubu Prabowo dalam pertemuan dengan Jokowi karena selama hampir 10 tahun partai itu ada dalam pemerintahan," ujarnya. Jokowi, menurut Ujang, berdampak besar sebagai king maker Prabowo yang berpasangan dengan putra sulungnnya, Gibran Rakabuming Raka.
Jokowi mengatakan pertemuannya dengan Surya merupakan persamuhan politik biasa. Namun, dia mengharapakan pertemuannya dengan Surya dapat sangat bermanfaat.
Presiden menyebut komunikasi dia dan Surya masih tahap awal. Dia mengatakan politik adalah urusan partai. Meski begitu, Jokowi ingin menjadi 'jembatan'.
"Ya (jembatan) semuanya. Saya ingin menjadi jembatan untuk semuanya," kata Jokowi usai peresmian Rumah Sakit Pertahanan di kawasan Bintaro, Jakarta Selatan, pada Senin, 19 Februari 2024.
Politik Dinamis Bisa Tinggalkan Anies
Di Pilpres 2024, Anies berpasangan dengan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar. Anies sudah menyatakan kepada para pendukungnya bahwa dirinya tetap berada di gerakan perubahan tanpa bergeser sedikitpun.
"Saya sampaikan seluruh pejuang perubahan. Bahwa saya berada dalam gerakan perubahan ini tak bergeser sedikit pun," kata Anies Rabu, 14 Februari 2024.
<!--more-->
Ujang Komaruddin, yang juga Direktur Eksekutif Indonesia Political Review menganggap peta politik saat ini masih sangat dinamis. Namun, dia memberi catatan bahwa Anies yang teguh pada gerakan perubahan dapat ditinggalkan."Anies bukan ketua umum partai," kata Ujang.
Adapun Wakil Ketua Umum Partai NasDem Ahmad Ali mengaku pihaknya belum menerima tawaran dari pasangan Prabowo-Gibran. Ini disampaikan Ali saat dihubungi pada Sabtu, 17 Februari, sehari sebelum pertemuan Jokowi dan Surya.
Ketua Fraksi PKB di DPR Cucun Ahmad Sjamsurijal mengatakan partainya belum menentukan sikap soal akan bergabung dengan koalisi pemerintah atau menjadi oposisi usai Pemilu 2024. "Sampai sekarang DPP PKB belum berpikir bagaimana langkah-langkah terkait koalisi atau apapun," kata Cucun di Kantor DPP PKB, Jakarta Pusat, Ahad, 19 Februari 2024.
Juru Bicara PKS Muhammad Kholid mengatakan pihaknya sedang fokus mengawal suara Pemilu. Iamenyebut PKS menghargai langkah politik partai lain, merespons pertemuan Surya Paloh dengan Presiden Joko Widodo .
"Jangan buru-buru, ojo kesusu, perjuangan kami mengawal suara rakyat belum tuntas. Izinkan kami tuntaskan perjuangan kawal suara ini dengan sebaik-baiknya," kata Kholid dikutip dari keterangan tertulis pada Senin, 19 Februari 2024.
DANIEL A. FAJRI
Pilihan Editor: Cerita Caleg PSI Ogah Kampanye dan Mundur karena Dana Tak Cair