Soal Kampanye Pilpres 2024 Satu Putaran, LKSP: Berdasarkan Survei, Sulit Membenarkan Itu

Reporter

Ricky Juliansyah

Editor

Juli Hantoro

Rabu, 7 Februari 2024 19:00 WIB

Peneliti LKSP Subhan Akbar menjelaskan hasil survei dalam Diskusi Publik LKSP-GeRAK Indonesia-RETas bertajuk 'Menanti Kejutan Pemilu 2024' dan paparan hasil survei nasional di salah satu resto di bilangan Margonda, Depok, Rabu, 7 Februari 2024. TEMPO/Ricky Juliansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga Kajian Strategis dan Pembangunan atau LKSP menggelar survei untuk menjawab apakah Pilpres 2024 akan berlangsung satu atau dua putaran. Peneliti LKSP Subhan Akbar mengatakan, belakangan ada kampanye mengenai Pilpres satu putaran oleh salah satu pasangan calon presiden dan wakil presiden lewat berbagai media.

"Kami mencoba melakukan validasi ke masyarakat, apakah kondisinya sesuai dengan apa yang diklaim salah satu paslon. Itulah kenapa kita melakukan survei secara nasional," kata Subhan usai Diskusi Publik LKSP-GeRAK Indonesia-RETas bertajuk 'Menanti Kejutan Pemilu 2024' dan paparan hasil survei nasional di salah satu resto di bilangan Margonda, Depok, Rabu, 7 Februari 2024.

Setelah melakukan survei, ternyata hasilnya berbeda, dan data yang didapat LKSP dari aspirasi masyarakat berdasarkan angka-angka agak sulit untuk membenarkan pilpres akan berlangsung 1 putaran.

"Ini bukan ngomongin soal hemat anggaran atau tidak hemat anggaran, karena realitasnya seperti itu," tutur Subhan.

Berdasarkan survei itu, elektabilitas pasangan capres dan cawapres Anies-Muhaimin unggul tipis dibangin Prabowo-Gibran.

Advertising
Advertising

Adapun presentasenya Anies-Muhaimin meraih angka 32,41 persen, sedangkan Prabowo-Gibran 32,02 persen, dan Ganjar-Mahfud 19,52 persen, sedangkan responden yang belum menentukan pilihan ada 16,05 persen.

Subhan juga mengatakan, secara aturan agak sulit, karena menyelenggarakan pilpres 1 putaran itu tidak cukup hanya 50 persen + 1, tapi harus menang di 20 persen di beberapa kota atau daerah Dapil.

"Itu kan juga agak sulit, berdasarkan apa yang kita lihat ternyata ada paslon yang menang di daerah tertentu, tapi kalah di daerah lain, demikian juga sebaliknya, itu yang kita potret seobjektif mungkin," kata Subhan.

Berdasarkan hasil survei LKSP pun selisih antar paslon tipis dan itu yang dikonfirmasi di lapangan bahwa aktivitas kampanye di media dan di lapangan ternyata berkaitan.

"Bahwa ada yang populer melalui aktivitas media atau kampanye media itu memang membentuk presepsi orang untuk memilih salah satu paslon," katanya.

Namun realitanya, kata Subhan, ada juga paslon lain yang secara lapangan mendapatkan dukungan yang masif, tidak kalah dengan paslon yang menggunakan strategi kampanye lewat media atau pengaruh-pengaruh kekuasaan.

"Bisa lihat sendiri, masing-masing paslon ketika berkunjung ke setiap daerah, masing-masing bisa sesuai dengan angka-angka yang bisa tergambar," katanya.

Selanjutnya peluang di putaran 2

<!--more-->

Ditanya peluang untuk 2 putaran akan head to head antara Paslon 01 dan 02, Subhan mengatakan hal tersebut berada di ranah elit, sebab LKSP hanya memotret aspirasi publik.

"Bahwa masyarakat itu dari 3 alternatif paslon yang ada lebih cenderung ke mana, di sana kita bisa lihat ternyata rata jumlahnya, tidak seperti yang dikampanyekan selama ini angkanya bisa mencapai 57 persen," ujar Subhan.

Menurut dia, setelah putaran pertama bakal ada koalisi antara kubu paslon 01 dengan 03 atau 02 dan 03, itu sudah di ranah elite serta berbicara dengan kesamaan ideologi, pembagian kekuasaan dan sebagainya.

"Nanti kesepakatan elite itu yang ditawarkan ke masyarakat, baru kita survei lagi dari 2 pilihan itu mana yang mau dipilih," ucap Subhan.

Politik Dinasti

Pada survei terkait persepsi pemilih atas isu-isu strategis, juga terpotret isu politik dinasti diketahui oleh 32,20 persen responden yang sebagian besar berpendidikan SMA ke atas atau 65,63 persen.

Kemudian Putusan MK tentang batas usia capres/cawapres, terdapat 55,40 persen masyarakat tidak setuju terhadap Putusan MK.

Selanjutnya netralitas Presiden, sebesar 86,70 persen responden berpendapat Presiden Jokowi seharusnya menjaga netralitas dalam pelaksanaan pilpres 2024.

Mengenai isu bantuan sosial atau bansos, ada 28,35 persen responden pernah menerima bansos dan 71,65 persen tidak menerima bansos. Dari responden yang pernah menerima bansos, 72,08 persen menyatakan bahwa bantuan yang diterima tidak mempengaruhi pilihan capres dan parpol.

Selain itu, 67,17 persen responden berpandangan bahwa bansos yang telah diberikan pemerintah sebagian besar responden menyatakan tidak tepat sasaran.

Survei LKSP ini dilaksanakan 1-8 Januari 2023. Dilengkapi dengan FGD pakar (25 Januari 2024) untuk memvalidasi temuan, dengan sumber data berasal dari DPT pemilu 2024.

Adapun penarikan sampel dilakukan secara acak menggunakan metode multi stage random sampling, jumlah Sampel & MoE Jumlah sampel sebesar 2.185 dengan Margin of Error (MoE) 2,0 persen, tingkat kepercayaan 95 persen dan control response rate 95 persen.

Pilihan Editor: Timnas Klaim Elektabilitas Anies-Muhaimin Naik Pascadebat Pilpres 2024

Berita terkait

Anies Pastikan Tak Bakal Gabung Partai Usai Pilpres 2024

1 jam lalu

Anies Pastikan Tak Bakal Gabung Partai Usai Pilpres 2024

Mantan calon presiden Anies Baswedan, memastikan dirinya tidak akan bergabung dengan partai mana pun usai Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Siapkan APBN 2025 untuk Prabowo-Gibran, Pertumbuhan 5,1 dan Defisit 2,45 Persen

4 jam lalu

Sri Mulyani Siapkan APBN 2025 untuk Prabowo-Gibran, Pertumbuhan 5,1 dan Defisit 2,45 Persen

Menteri Keuangan Sri Mulyani menyiapkan APBN 2025 untuk dijalankan pemerintahan Prabowo-Gibran dengan pertumbuhan 5,1 persen dan defisit 2,45 persen

Baca Selengkapnya

Silaturahmi Kebangsaan Usai Pilpres 2024, Pimpinan MPR Temui Wapres ke-6 Try Sutrisno

7 jam lalu

Silaturahmi Kebangsaan Usai Pilpres 2024, Pimpinan MPR Temui Wapres ke-6 Try Sutrisno

Ketua MPR Bambang Soesatyo memulai silaturahmi kebangsaan ke kediaman Wapres ke-6 RI Try Sutrisno.

Baca Selengkapnya

Terkini: Elon Musk Bicara soal PLTS di World Water Forum, Jokowi Bakal Meninggalkan Utang Terbesar Pascareformasi?

8 jam lalu

Terkini: Elon Musk Bicara soal PLTS di World Water Forum, Jokowi Bakal Meninggalkan Utang Terbesar Pascareformasi?

Pemilik sekaligus CEO Tesla Inc. dan SpaceX, Elon Musk, menilai PLTS bisa menjadi salah satu solusi untuk menyelesaikan krisis ketersediaan air global

Baca Selengkapnya

Jokowi Tinggalkan Utang Terbesar setelah Reformasi, Ini PR Prabowo-Gibran

10 jam lalu

Jokowi Tinggalkan Utang Terbesar setelah Reformasi, Ini PR Prabowo-Gibran

Presiden Jokowi, yang akan lengser pada Oktober 2024, bakal menjadi Kepala Negara RI yang meninggalkan utang terbesar pascareformasi.

Baca Selengkapnya

Jelang Rakernas V PDIP: Api Abadi Mrapen, Tak Undang Jokowi, dan Sikap Politik ke Depan

13 jam lalu

Jelang Rakernas V PDIP: Api Abadi Mrapen, Tak Undang Jokowi, dan Sikap Politik ke Depan

PDIP akan menggelar Rakernas pada pekan ini. Berikut sederet fakta menariknya, mulai dari api abadi Mrapen, tak undang Jokowi, dan sikap politik PDIP.

Baca Selengkapnya

Respons Maruarar Sirait soal Tawaran Kursi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

1 hari lalu

Respons Maruarar Sirait soal Tawaran Kursi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Maruarar Sirait menyatakan mendukung Jokowi dan Prabowo bukan karena menteri, tapi percaya mereka orang yang baik dan benar.

Baca Selengkapnya

Bamsoet dan Maruarar Gagas Rekonsiliasi Nasional, Akan Pertemukan Anies, Prabowo dan Ganjar

1 hari lalu

Bamsoet dan Maruarar Gagas Rekonsiliasi Nasional, Akan Pertemukan Anies, Prabowo dan Ganjar

Ketua MPR Bambang Soesatyo alias Bamsoet menyebut akan membuat acara rekonsiliasi nasional untuk mempertemukan para calon presiden pada pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

TKD Prabowo-Gibran Aceh Syukuran Kemenangan: Tidak Terlalu KO Kita

1 hari lalu

TKD Prabowo-Gibran Aceh Syukuran Kemenangan: Tidak Terlalu KO Kita

Pasangan Prabowo-Gibran mendapatkan 27 persen suara di Aceh, pada Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Disebut Dukung Ide Koalisi Gagasan untuk Bangun Bangsa

2 hari lalu

Anies Baswedan Disebut Dukung Ide Koalisi Gagasan untuk Bangun Bangsa

Co-Founder Paramadina Public Policy Institute, Wijayanto Samirin, menyebut Anies Baswedan menyetujui ide soal koalisi gagasan.

Baca Selengkapnya