PBNU Minta Khofifah Nonaktif sebagai Ketua Umum Muslimat NU, Ini Sejarah Organisasi Perempuan Nahdlatul Ulama

Sabtu, 20 Januari 2024 06:40 WIB

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa. Dok Muslimat NU

TEMPO.CO, Jakarta - Khofifah Indar Parawansa diminta nonaktif dari jabatannya sebagai Ketua Umum Muslimat Nahdlatul Ulama atau Muslimat NU setelah secara resmi bergabung dengan Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran. Hal itu disampaikan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Yahya Cholil Staquf dalam keterangannya di Jakarta, 18 Januari 2024.

"Kalau sekarang beliau mengumumkan bahwa beliau menjadi juru kampanye, nah kita lihat kalau sudah resmi masuk di dalam tim kampanye, ya, beliau harus non-aktif dari jabatannya sebagai Ketua Umum Muslimat NU," kata Gus Yahya.

Sebelumnya, Khofifah telah secara resmi menyatakan dukungannya pada pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Gus Yahya mengatakan bahwa tidak hanya Khofifah, tetapi juga para ketua cabang dan wilayah yang terlibat dalam pencalonan legislatif perlu mengundurkan diri dari jabatannya dan harus digantikan oleh orang lain.

Lantas bagaimanakah sejarah organisasi yang telah dipimpin Khofifah sejak 2000 itu?

Advertising
Advertising

Sejarah Muslimat NU

Muslimat Nahdlatul Ulama atau Muslimat NU didirikan pada 29 Maret 1946 di Purwokerto sebagai Badan Otonom dari Jam’iyah Nahdlatul Ulama. Gagasan pembentukan Muslimat NU muncul pada Muktamar NU ke-13 di Menes, Banten, pada tahun 1938.

Dua tokoh utama, Ny R Djuaesih dan Ny Siti Sarah, mewakili jamaah perempuan dan dengan penuh keyakinan menyuarakan urgensi kebangkitan perempuan dalam konteks organisasi, seiring dengan kaum laki-laki.

Dikutip dari MuslimatNU.or.id, Ny R Djuaesih menjadi perempuan pertama yang berbicara di forum resmi organisasi NU. Hal ini menggambarkan tekadnya dalam membuka ruang partisipasi perempuan dalam penentuan kebijakan.

Pada 29 Maret 1946, keinginan jamaah wanita NU untuk berorganisasi diterima oleh utusan Muktamar NU ke-16 di Purwokerto. Terbentuklah lembaga organik bidang wanita yang dikenal sebagai Nahdlatoel Oelama Moeslimat (NOM), yang lebih populer dengan nama Muslimat NU. Keputusan ini diambil dengan pertimbangan sejarah dan relevansi terhadap kebutuhan saat itu.

Kegiatan dan Peran Muslimat NU

Sebagai organisasi sosial keagamaan, Muslimat NU memiliki visi untuk mewujudkan masyarakat sejahtera berbasis ajaran Ahlusunnah Wal Jama’ah di bawah naungan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang diridhoi Allah SWT.

Misinya mencakup pembangunan masyarakat bertaqwa, berkualitas, mandiri, dan sadar akan hak serta kewajibannya sesuai ajaran Islam.

Muslimat NU juga telah memperoleh hak otonomi sejak Muktamar NU ke-19 di Palembang pada tahun 1952. Dengan otonomi ini, Muslimat NU dapat mengatur rumah tangganya sendiri dan mengembangkan kreativitasnya secara mandiri, terlepas dari NU sebagai lembaga Induk.

Keanggotaan Muslimat NU mencapai sekitar 32 juta yang tersebar di berbagai tingkatan, mulai dari Pimpinan Wilayah hingga Pimpinan Ranting.

Para Ketua Umum Muslimat NU

Sejak berdiri, Muslimat NU telah dipimpin oleh beberapa tokoh yang berdedikasi tinggi. Berikut adalah para Ketua Umum PP Muslimat NU dari masa ke masa:

  1. Ny. Chodijah Dahlan (1946-1947)
  2. Ny. Yasin (1947-1950)
  3. Ny. Hj. Mahmudah Mawardi (1950-1979)
  4. Hj. Asmah Syahruni (1979-1995)
  5. Hj. Aisyah Hamid Baidlawi (1995-2000)
  6. Hj. Khofifah Indar Parawansa (2000-2024)

Program dan Kegiatan

Muslimat NU memiliki beragam program dan kegiatan, seperti layanan sosial dan kesehatan, pendidikan, dakwah, koperasi, bimbingan haji, dan layanan ketrampilan. Mereka mengelola panti asuhan, asrama putri, panti jompo, dan pusat layanan kesehatan, menunjukkan komitmen mereka terhadap pembangunan masyarakat yang berkeadilan dan sejahtera.

Sebagai bagian integral NU, Muslimat NU tidak hanya mengembangkan potensi perempuan di dalam organisasi, tetapi juga aktif di berbagai forum nasional seperti Kongres Wanita Indonesia (Kowani), memberikan kontribusi positif pada perjuangan hak-hak perempuan.

PUTRI SAFIRA PITALOKA I KUKUH S WIBOWO

Pilihan Editor: Harlah Muslimat NU Digelar Mulai Malam Ini, Khofifah Minta Maaf Buat Macet Sekitar GBK

Berita terkait

Yusril Yakini Prabowo Tidak Mengulangi Kabinet 100 Menteri Era Soekarno

1 jam lalu

Yusril Yakini Prabowo Tidak Mengulangi Kabinet 100 Menteri Era Soekarno

Yusril meyakini Kabinet 100 Menteri di era Presiden Soekarno tak akan berulang dalam pemerintahan Prabowo-Gibran

Baca Selengkapnya

Rumah Dinas Menteri di IKN Bisa Ditambah Jika Prabowo Bentuk Kementerian Baru, Pengamat: Pemborosan Anggaran

2 jam lalu

Rumah Dinas Menteri di IKN Bisa Ditambah Jika Prabowo Bentuk Kementerian Baru, Pengamat: Pemborosan Anggaran

Satgas Pelaksana Pembangunan Infrastruktur IKN menyebut rumah dinas menteri di IKN bisa ditambah jika presiden terpilih Prabowo Subianto membentuk kementerian baru. Pengamat menilai hal ini sebagai bentuk pemborosan anggaran.

Baca Selengkapnya

3 RUU dalam Sorotan Publik: RUU Penyiaran, RUU MK, dan RUU Kementerian Negara

2 jam lalu

3 RUU dalam Sorotan Publik: RUU Penyiaran, RUU MK, dan RUU Kementerian Negara

Dalam waktu berdekatan tiga RUU DPR mendapat sorotan publik yaitu RUU Penyiaran, RUU MK, dan RUU Kementerian Negara. Apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Setelah Diusung Golkar, Khofifah Berharap Dukungan Gerindra dan PAN di Pilgub Jawa Timur

2 jam lalu

Setelah Diusung Golkar, Khofifah Berharap Dukungan Gerindra dan PAN di Pilgub Jawa Timur

Wakil Ketua Umum PAN Viva Yoga Mauladi membenarkan Koalisi Indonesia Maju mendukung Khofifah-Emil di Pilgub Jawa Timur.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Disebut Dukung Ide Koalisi Gagasan untuk Bangun Bangsa

2 jam lalu

Anies Baswedan Disebut Dukung Ide Koalisi Gagasan untuk Bangun Bangsa

Co-Founder Paramadina Public Policy Institute, Wijayanto Samirin, menyebut Anies Baswedan menyetujui ide soal koalisi gagasan.

Baca Selengkapnya

Soal Isu Kementerian Bertambah Jadi 40, Yusril: Saya Belum Dengar Resmi dari Prabowo

4 jam lalu

Soal Isu Kementerian Bertambah Jadi 40, Yusril: Saya Belum Dengar Resmi dari Prabowo

Yusril Ihza Mahendra menyebut belum ada pembicaraan resmi soal wacana jumlah kementerian bertambah dalam Koalisi Indonesia Maju

Baca Selengkapnya

PPP Persilakan Khofifah Silaturahmi ke DPW, Awiek: Kita Tidak Halangi

5 jam lalu

PPP Persilakan Khofifah Silaturahmi ke DPW, Awiek: Kita Tidak Halangi

Khofifah sebelumnya mengklaim dia akan mendapatkan surat rekomendasi dari PPP untuk maju di Pilkada Jawa Timur.

Baca Selengkapnya

Yusril Sebut Adanya Kader di Eksekutif Bisa Bantu Dongkrak Suara di Pemilu Berikutnya

5 jam lalu

Yusril Sebut Adanya Kader di Eksekutif Bisa Bantu Dongkrak Suara di Pemilu Berikutnya

Yusril mengatakan perlu strategi yang jitu untuk menempatkan kadernya sebagai kepala daerah dan kabinet untuk dongkrak suara di pemilu berikutnya

Baca Selengkapnya

Waketum PAN Benarkan Partai KIM Sepakat Dukung Khofifah - Emil di Pilgub Jatim

6 jam lalu

Waketum PAN Benarkan Partai KIM Sepakat Dukung Khofifah - Emil di Pilgub Jatim

Viva Yoga membenarkan adanya dukungan dari partai-partai Koalisi Indonesia Maju (KIM) mendukung Khofifah dan Emil Dardak, di Pilkada Jatim 2024

Baca Selengkapnya

PPP Bantah Akan Beri Surat Rekomendasi untuk Khofifah Maju di Pilkada Jawa Timur Hari Ini

8 jam lalu

PPP Bantah Akan Beri Surat Rekomendasi untuk Khofifah Maju di Pilkada Jawa Timur Hari Ini

Khofifah Indar Parawansa mengklaim dirinya akan mendapatkan surat rekomendasi untuk maju di Pilkada Jawa Timur dari PPP, hari ini.

Baca Selengkapnya