Viral Arsip Wawancara Tempo dengan Ayah Prabowo, Begini Isinya

Reporter

Andika Dwi

Editor

Juli Hantoro

Jumat, 19 Januari 2024 17:15 WIB

Sumitro Djojohadikusumo bersama Widjojo Nitisastro dan Radius Prawiro sesaat sesudah dilantik menjadi menteri kabinet pembangunan II di Istana Negara, Jakarta. TEMPO/Syahrir Wahab

TEMPO.CO, Jakarta - Beberapa hari terakhir, media sosial X (dulu Twitter) diramaikan oleh wawancara lama Majalah Tempo dengan ayah Prabowo, Sumitro Djojohadikusumo yang kembali viral. Artikel majalah Tempo halaman 30 edisi 04/28/ tertanggal 5 April 1999 itu menjadi perbincangan usai diunggah oleh seorang pegiat media sosial, Prihati Utami, di akun X pribadinya, @Prihati_utami.

“‘Saya bukan Godfather’ Ungkapan Sumitro Djojohadikusumo yang bisa dibilang disampaikan di akhir masa hidupnya itu harusnya bisa selalu menjadi pengingat. Menarik, membaca dan mencermati liputan khusus yang terbit di Tempo 5 April 1999 lalu ini. Sebuah tulisan QnA, yang mengulas banyak hal,” tulis Prihati Utami dalam keterangan unggahannya.

Dalam wawancara tersebut, Sumitro Djojohadikusumo menceritakan berbagai hal yang terjadi saat Orde Baru. Mulai dari bagaimana hubungannya dengan keluarga Soeharto sebagai besan, hingga hubungannya dengan sang anak, Prabowo Subianto.

Sumitro juga mengungkapkan kepribadian Prabowo menurut sudut pandangnya. Dia mengakui sifat Prabowo yang arogan dan cenderung temperamental. Bahkan, dia juga membenarkan Prabowo telah menculik sembilan orang aktivis pro demokrasi sebelum Reformasi 1998.

“Dalam tulisan itu, Sumitro tak menampik jika Prabowo arogan dan temperamental. Bahkan soal isu penculikan, ia mengatakan Prabowo memang menculik 9 orang itu atas perintah. Lalu, apa lagi yang mau disangkal? Semoga tulisan ini bisa mencerahkan…..,” kata Prihati Utama. Unggahannya itu telah menerima lebih dari 25 ribu tayangan dengan seribu suka, seribu kali kutipan, dan dua ribu komentar.

Isi Wawancara Sumitro Djojohadikusumo di Majalah Tempo

Advertising
Advertising

Wawancara lama Majalah Tempo berjudul “Wawancara Sumitro Djojohadikusumo: ‘Saya bukan Godfather’”. Percakapan dalam wawancara itu dilakukan antara Sumitro dengan tiga wartawan Tempo, yakni Setiyardi, Wicaksono, dan Hermien Y. Kleden. Berikut sekilas mengenai isi wawancaranya berdasarkan arsip Majalah Tempo tahun 1999.

Pertanyaan: Siapa atasannya?

Jawaban: Ada tiga: Hartono, Feisal Tanjung, dan Pak Harto. Banyak jenderal yang tahu, tapi tidak berani berbicara. Nanti di pengadilan bisa dibuka asalkan pengadilannya benar-benar adil. Dari segi kemanusiaan, penculikan memang tidak bisa diterima. Tapi, dari sudut ketentaraan, ini adalah perintah. Saya sendiri sulit melihatnya dari sudut pandang mana.

Pertanyaan: Apa sikap keluarga setelah Prabowo disalahkan?

Jawaban: Dalam didikan saya, seseorang harus berani bertanggung jawab. Jangan salahkan bawahan. Tanggung jawab itu yang akhirnya diambil alih Prabowo. Di depan Dewan Kehormatan Militer, Bowo mengambil dokumen dari tasnya, lalu menunjukkan sembilan orang yang diculik, yang ketika itu sudah dilepaskan.


Unggahan Prihati Utami mengenai wawancara lama Majalah Tempo dengan Sumitro itu menuai berbagai reaksi di media sosial. Sejumlah warganet pun memberikan beragam respon di kolom komentar unggahan Prihati Utami tersebut. Berikut beberapa di antaranya:

“Gilee…bapaknya mengakui sendiri,” komentar warganet dengan akun @Midu***.

“Bapaknya aja udah ngakuin, masa kita masih mau nyangkal,” kata @Nikmat*****.

“Seorang bapak kalau sudah mengakui itu tidak seharusnya disangkal, yap karena memang itu anaknya dan bapak tau dong,” tulis @PandamPam******.

“Fakta itu sampai kapanpun tidak memiliki kedaluarsa. Harus tetap disampaikan. Jasmerah,” kata @selfmi****.

“Bapaknya saja sudah bilang iya, masih ada yang berkelit,” tulis warganet @miku***

Tak hanya itu, ada juga warganet yang membagikan tangkapan layar unggahan Prabowo pada 2011 silam yang membenarkan bahwa dia terlibat dalam penculikan sembilan aktivis tersebut.

“Penculikan 9 orang itu, kata Prabowo memang dia terlibat. Pernyataannya inline dengan yang disampaikan oleh bapaknya,” tulis keterangan dalam unggahan warganet dengan akun @nark**** itu.

Dalam tangkapan layar itu Prabowo berkata, “Ya, waktu itu saya memang terlibat, karena ada beberapa rencana aktivis yang membahayakan orang banyak”.

Selain itu, ada juga tangkapan layar untuk unggahan Prabowo di 2014 yang menyebutkan bahwa sembilan aktivis yang diamankan telah dibebaskan dengan selamat. “Aktivis yang saya ketahui diamankan karena membahayakan telah dibebaskan semua dalam keadaan selamat,” tulis Prabowo kala itu.

Baca Selengkapnya: Wawancara MAJALAH TEMPO dengan Soemitro Djojohadikusumo

RADEN PUTRI

Berita terkait

Yusril Yakini Prabowo Tidak Mengulangi Kabinet 100 Menteri Era Soekarno

2 jam lalu

Yusril Yakini Prabowo Tidak Mengulangi Kabinet 100 Menteri Era Soekarno

Yusril meyakini Kabinet 100 Menteri di era Presiden Soekarno tak akan berulang dalam pemerintahan Prabowo-Gibran

Baca Selengkapnya

Rumah Dinas Menteri di IKN Bisa Ditambah Jika Prabowo Bentuk Kementerian Baru, Pengamat: Pemborosan Anggaran

3 jam lalu

Rumah Dinas Menteri di IKN Bisa Ditambah Jika Prabowo Bentuk Kementerian Baru, Pengamat: Pemborosan Anggaran

Satgas Pelaksana Pembangunan Infrastruktur IKN menyebut rumah dinas menteri di IKN bisa ditambah jika presiden terpilih Prabowo Subianto membentuk kementerian baru. Pengamat menilai hal ini sebagai bentuk pemborosan anggaran.

Baca Selengkapnya

3 RUU dalam Sorotan Publik: RUU Penyiaran, RUU MK, dan RUU Kementerian Negara

3 jam lalu

3 RUU dalam Sorotan Publik: RUU Penyiaran, RUU MK, dan RUU Kementerian Negara

Dalam waktu berdekatan tiga RUU DPR mendapat sorotan publik yaitu RUU Penyiaran, RUU MK, dan RUU Kementerian Negara. Apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Soal Isu Kementerian Bertambah Jadi 40, Yusril: Saya Belum Dengar Resmi dari Prabowo

5 jam lalu

Soal Isu Kementerian Bertambah Jadi 40, Yusril: Saya Belum Dengar Resmi dari Prabowo

Yusril Ihza Mahendra menyebut belum ada pembicaraan resmi soal wacana jumlah kementerian bertambah dalam Koalisi Indonesia Maju

Baca Selengkapnya

Yusril Sebut Adanya Kader di Eksekutif Bisa Bantu Dongkrak Suara di Pemilu Berikutnya

6 jam lalu

Yusril Sebut Adanya Kader di Eksekutif Bisa Bantu Dongkrak Suara di Pemilu Berikutnya

Yusril mengatakan perlu strategi yang jitu untuk menempatkan kadernya sebagai kepala daerah dan kabinet untuk dongkrak suara di pemilu berikutnya

Baca Selengkapnya

Prabowo Akan Tambah Kementerian pada Kabinetnya, Faisal Basri: Menteri Sekarang Sudah Kebanyakan

1 hari lalu

Prabowo Akan Tambah Kementerian pada Kabinetnya, Faisal Basri: Menteri Sekarang Sudah Kebanyakan

Ekonom Faisal Basri mempertanyakan alasan pemerintahan Prabowo-Gibran berencana menambah sejumlah kementerian baru dalam kabinetnya mendatang.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Siap Dorong Pemerintahan Prabowo - Gibran Lakukan Legislatif Review

1 hari lalu

Bamsoet Siap Dorong Pemerintahan Prabowo - Gibran Lakukan Legislatif Review

Bambang Soesatyo menegaskan PADIH UNPAD siap membantu pemerintahan Prabowo - Gibran dalam pembangunan hukum di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Santer Isu Prabowo Tambah Kementerian, Rumah Dinas Menteri di IKN Bakal Ditambah?

1 hari lalu

Santer Isu Prabowo Tambah Kementerian, Rumah Dinas Menteri di IKN Bakal Ditambah?

Bagaimana pembangunan rumah tapak jabatan menteri di IKN di tengah bergulirnya isu penambahan kementerian di kabinet Prabowo?

Baca Selengkapnya

Prabowo akan Anggarkan Rp 16 Triliun per Tahun untuk IKN, Kementerian PUPR: Sisanya dari Investor

1 hari lalu

Prabowo akan Anggarkan Rp 16 Triliun per Tahun untuk IKN, Kementerian PUPR: Sisanya dari Investor

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tanggapi rencana Prabowo Subianto alokasikan Rp 16 triliun per tahun untuk IKN.

Baca Selengkapnya

Tak Undang Jokowi, PDIP Bakal Tentukan Sikap Politiknya di Rakernas V

1 hari lalu

Tak Undang Jokowi, PDIP Bakal Tentukan Sikap Politiknya di Rakernas V

PDIP tidak mengundang Jokowi dalam acara Rakernas V di Jakarta. Djarot Saiful Hidayat mengungkapkan PDIP juga bakal menentukan sikap politiknya.

Baca Selengkapnya