Prabowo Sependapat dengan Anies di Forum KPK: Political Will Harus dari Atas

Kamis, 18 Januari 2024 08:31 WIB

Calon presiden nomor urut satu, Anies Baswedan, bersalaman dengan calon presiden nomor urut dua, Prabowo Subianto, dalam forum dialog KPK di Jakarta Selatan pada Rabu, 17 Januari 2024. TEMPO/Sultan Abdurrahman

TEMPO.CO, Jakarta - Calon presiden (capres) nomor urut 2 Prabowo Subianto menyatakan dirinya sependapat dengan capres nomor urut 1 Anies Baswedan bahwa upaya pemberantasan korupsi harus dipimpin dari level paling atas.

Hal itu disampaikan Prabowo saat berbicara di acara Penguatan Antikorupsi Untuk Penyelenggara Negara Berintegritas (Paku Integritas) yang diselenggarakan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Rabu malam, 17 Januari 2024.

Sebelumnya, Anies menghampiri Prabowo dan berjabat tangan usai memaparkan gagasannya di panggung Paku Integritas. Anies mendapatkan kesempatan pertama untuk menyampaikan gagasannya sebagai capres 2024.

KPK kemudian memberikan kesempatan kedua kepada Prabowo untuk menyampaikan gagasannya. Pada kesempatan inilah, Prabowo menyatakan sependapat dengan Anies.

"Menurut saya kehendak politik, political will. Tadi saya sependapat dengan Pak Anies tadi, harus dari atas. Political will, kehendak politik, kehendak politik untuk menegakkan pemberantasan korupsi," ujar Prabowo di gedung KPK.

Advertising
Advertising

Prabowo lantas memberi contoh ketika dirinya masih aktif menjadi prajurit. Dia mengatakan, jika memberi contoh jelek kepada anak buahnya, maka bawahannya itu bisa lebih jelek lagi darinya.

"Jadi kita harus selalu memimpin dengan contoh, transparan, dan selalu menegakkan, walaupun mungkin berat," kata Prabowo.

Prabowo pun menyatakan dirinya mendukung semua upaya pemberantasan korupsi yang dilakukan KPK. Namun, Prabowo mengingatkan bahwa pendekatan sistemik yang menjadi paling utama.

Pendekatan sistemik tersebut adalah peningkatan kesejahteraan penyelenggara negara sehingga tidak ada ruang untuk melakukan korupsi. Peningkatan kesejahteraan itu dilakukan dengan cara meningkatkan gaji penyelenggara negara.

"Kita perbaiki sistemnya. Setelah sistem diperbaiki, dengan political will kita tindak sekeras-kerasnya, yang menyimpang dari ketentuan kita," ujar Prabowo. "Korupsi adalah yang bisa rusak Indonesia, bisa gagalkan Indonesia, dengan cepat tingkat meningkat jadi negara maju. Dan itu yang kita inginkan dan bisa kita capai. Negara kita sangat kaya, negara kita sangat potensial, negara kita sangat mungkin lompat jadi negara hebat."

Selanjutnya: Momen berjabat tangan

<!--more-->

Momen berjabat tangan

Momen saling berjabat tangan antara Prabowo dan Anies menjadi perhatian setelah mereka sebelumnya tidak bersalaman usai debat capres kedua yang dilaksanakan KPU pada Ahad, 7 Januari 2024.

Pantauan Tempo di lokasi, Anies dan Prabowo sempat masih tak saling sapa saat tiba di forum Program Penguatan Anti Korupsi untuk Penyelenggara Berintegritas (Paku Integritas) KPK.

Anies, yang datang setelah Prabowo, terlihat tidak menyapa Ketua Umum Partai Gerindra itu saat akan duduk di kursinya. Prabowo pun tidak menyambut kedatangan Anies.

Namun, Anies menghampiri Prabowo usai memberikan pemaparannya di panggung Paku Integritas. Dia didampingi wakilnya, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin, mendatangi Prabowo yang duduk bersama cawapresnya Gibran Rakabuming Raka.

Mereka pun bersalaman di momen tersebut. Setelah menyalami Prabowo dan Gibran, Anies dan Cak Imin juga menyapa pasangan calon nomor urut tiga, Ganjar Pranowo dan Mahfud Md.

Anies dan Prabowo juga sempat bercengkrama seusai forum Paku Integritas. Usai berfoto bersama di panggung, para capres dan cawapres menyalami satu sama lain. Anies dan Prabowo pun terlihat mengobrol singkat dan tersenyum sebelum kembali ke kursi masing-masing.

Diketahui, Prabowo dan Anies sebelumnya tak berjabat tangan usai debat capres di Istora Senayan, Jakarta Pusat, Ahad, 7 Januari 2024. Mereka berdua mengkonfirmasi hal itu dalam konferensi pers terpisah usai debat.

Anies mengatakan, dia berusaha mencari Prabowo setelah debat berakhir. Namun, dia mengaku tak menemui Menteri Pertahanan itu. "Sesudah selesai, saya mencari, tetapi sudah tidak ada. Jadi tidak tahu ke mana harus salaman," ujar Anies ketika itu.

Sementara itu, Prabowo mengatakan dia merasa lebih tua dari Anies. Namun, Prabowo mengatakan Anies tak mendatanginya. "Dia enggak datang ke saya. Saya lebih tua dari dia. Saya lebih senior dari dia," ucap Prabowo.

Dalam debat itu, Anies dan Prabowo memang beberapa kali beberapa kali saling melempar argumen dan bantahan. Anies sempat menanyakan hubungan etik dengan kebijakan pertahanan. Dia mengatakan banyak orang dalam diselundupkan di berbagai PT Teknologi Militer Indonesia dan food estate di bawah Prabowo.

Prabowo menyatakan, dia keberatan dengan pertanyaan Anies. Dia menilai Anies menyesatkan. "Saya boleh berpendapat kan. Saya menilai Anda tidak berhak bicara soal etik karena Anda memberi contoh yang tidak baik soal etik," ucap Prabowo.

SULTAN ABDURRAHMAN | ANDRY

Pilihan Editor: Anies dan Prabowo Akhirnya Berjabat Tangan di Forum KPK

Berita terkait

Wantim Golkar Rekomendasikan Ahmed Zaki Iskandar Jadi Bakal Cagub Jakarta, Apa Alasannya?

4 jam lalu

Wantim Golkar Rekomendasikan Ahmed Zaki Iskandar Jadi Bakal Cagub Jakarta, Apa Alasannya?

Wantim Golkar mengakui popularitas Ahmed Zaki Iskandar tak setinggi kandidat lain seperti Ridwan Kamil.

Baca Selengkapnya

Khawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak

5 jam lalu

Khawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak

Novel Baswedan, mengomentari proses pemilihan panitia seleksi atau Pansel KPK.

Baca Selengkapnya

Yusril Yakini Prabowo Tidak Mengulangi Kabinet 100 Menteri Era Soekarno

7 jam lalu

Yusril Yakini Prabowo Tidak Mengulangi Kabinet 100 Menteri Era Soekarno

Yusril meyakini Kabinet 100 Menteri di era Presiden Soekarno tak akan berulang dalam pemerintahan Prabowo-Gibran

Baca Selengkapnya

Rumah Dinas Menteri di IKN Bisa Ditambah Jika Prabowo Bentuk Kementerian Baru, Pengamat: Pemborosan Anggaran

7 jam lalu

Rumah Dinas Menteri di IKN Bisa Ditambah Jika Prabowo Bentuk Kementerian Baru, Pengamat: Pemborosan Anggaran

Satgas Pelaksana Pembangunan Infrastruktur IKN menyebut rumah dinas menteri di IKN bisa ditambah jika presiden terpilih Prabowo Subianto membentuk kementerian baru. Pengamat menilai hal ini sebagai bentuk pemborosan anggaran.

Baca Selengkapnya

3 RUU dalam Sorotan Publik: RUU Penyiaran, RUU MK, dan RUU Kementerian Negara

8 jam lalu

3 RUU dalam Sorotan Publik: RUU Penyiaran, RUU MK, dan RUU Kementerian Negara

Dalam waktu berdekatan tiga RUU DPR mendapat sorotan publik yaitu RUU Penyiaran, RUU MK, dan RUU Kementerian Negara. Apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Disebut Dukung Ide Koalisi Gagasan untuk Bangun Bangsa

8 jam lalu

Anies Baswedan Disebut Dukung Ide Koalisi Gagasan untuk Bangun Bangsa

Co-Founder Paramadina Public Policy Institute, Wijayanto Samirin, menyebut Anies Baswedan menyetujui ide soal koalisi gagasan.

Baca Selengkapnya

Pengacara Jelaskan Kondisi Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Usai Dilaporkan ke KPK

8 jam lalu

Pengacara Jelaskan Kondisi Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Usai Dilaporkan ke KPK

Bekas Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy Hutahaean disebut butuh waktu untuk beristirahat usai dilaporkan ke KPK

Baca Selengkapnya

Soal Isu Kementerian Bertambah Jadi 40, Yusril: Saya Belum Dengar Resmi dari Prabowo

10 jam lalu

Soal Isu Kementerian Bertambah Jadi 40, Yusril: Saya Belum Dengar Resmi dari Prabowo

Yusril Ihza Mahendra menyebut belum ada pembicaraan resmi soal wacana jumlah kementerian bertambah dalam Koalisi Indonesia Maju

Baca Selengkapnya

Istri akan Dampingi Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Klarifikasi LHKPN di KPK

11 jam lalu

Istri akan Dampingi Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Klarifikasi LHKPN di KPK

KPK menjadwalkan pemanggilan Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta, Rahmady Effendy Hutahaean, untuk memberikan klarifikasi soal kejanggalan LHKPN

Baca Selengkapnya

Yusril Sebut Adanya Kader di Eksekutif Bisa Bantu Dongkrak Suara di Pemilu Berikutnya

11 jam lalu

Yusril Sebut Adanya Kader di Eksekutif Bisa Bantu Dongkrak Suara di Pemilu Berikutnya

Yusril mengatakan perlu strategi yang jitu untuk menempatkan kadernya sebagai kepala daerah dan kabinet untuk dongkrak suara di pemilu berikutnya

Baca Selengkapnya