Imparsial Nilai Prabowo Tak Tawarkan Perubahan yang Nyata dalam Penanganan Konflik Papua

Reporter

Yuni Rohmawati

Rabu, 13 Desember 2023 16:11 WIB

Wakil Direktur Imparsial, Gufron Mabruri (kedua kiri), Koordinator peneliti Imparsial, Ardi Manto Adiputra (paling kiri) dan peneliti senior Imparsial Anton Aliabbas (kedua kanan) saat jumpa pers terkait Peringatan HUT Ke-74 TNI, di Kantor Imparsial, Tebet, Jakarta Selatan, Jumat 4 Oktober 2019. Antara Foto/Syaiful Hakim

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Imparsial Gufron Mabruri menilai Calon Presiden nomor urut dua Prabowo Subianto tidak memiliki gagasan orisinal dalam menanggapi kasus Hak Asasi Manusia (HAM) dan Konflik Papua pada Debat Capres perdana. Ia mengatakan Prabowo belum dapat mengidentifikasi masalah di Papua. Menurut Gufron cara pandang persoalan Papua melalui kacamata Prabowo masih kuat dimensi state dan Jakarta sentris.

"Dengan cara pandang yang state dan Jakarta sentris, Capres Prabowo Subianto tidak menawarkan perubahan yang nyata dan signifikan dalam penyelesaian konflik, kekerasan dan pelanggaran HAM di Papua. Karena kecenderungannya melanjutkan strategi dan pendekatan negara dan pemerintah saat ini, khususnya pendekatan represif dalam menangani Papua," kata Gufron Mabruri saat dihubungi Tempo pada Rabu, 13 Desember 2023.

Gufron mengatakan, hal itu juga dapat dilihat dari identifikasi masalah Papua, yaitu masalah separatisme, ancaman disintegrasi, dan kesan yang menyalahkan adanya campur tangan asing.

"Prabowo tidak membaca akar konflik, kekerasan dan pelanggaran HAM di Papua yang sejatinya bersumber dari pendekatan pemerintah selama ini yang salah dan keliru dalam menangani persoalan Papua," kata Gufron.

Ia juga mengatakan, dalam konstruksi dan cara pandang ancaman separtisme, disintegrasi dan intervensi pihak asing, logika dan jalan penyelesaiannya tentu akan mengedepankan cara-cara keamanan dan militeristik. Sehingga akan melahirkan pelanggaran HAM baru.

Advertising
Advertising

"Jika kontruksi pandangannya adalah ancaran separatisme, disintegrasi dan intervensi pihak asing, maka akan menempuh cara-carw keamanan dan militeristik. Pengiriman dan penggunaan pasukan militer serta operasi-operasinya akan terus jalankan di Papua. Begitu juga rencana penambahan Kodam baru yang akan dibentuk di semua provinsi pemekerasan. Alih-alih membenahi ujungnya adalah melahirkan pelanggaran HAM baru," katanya.

Berita terkait

Maruarar Sirait Dipanggil Prabowo ke Bali Hari ini, Bahas Menteri?

1 jam lalu

Maruarar Sirait Dipanggil Prabowo ke Bali Hari ini, Bahas Menteri?

Maruarar Sirait mengklaim biasa berdiskusi membahas apapun bersama Prabowo Subianto.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Ingin Ada Forum yang Satukan Prabowo, Jokowi, Mega, dan SBY

2 jam lalu

Bamsoet Ingin Ada Forum yang Satukan Prabowo, Jokowi, Mega, dan SBY

Bamsoet menilai pertemuan presiden dan mantan presiden penting dilakukan untuk menunjukkan keharmonisan antara pemimpin-pemimpin Indonesia.

Baca Selengkapnya

Bamsoet dan Maruarar Gagas Rekonsiliasi Nasional, Akan Pertemukan Anies, Prabowo dan Ganjar

3 jam lalu

Bamsoet dan Maruarar Gagas Rekonsiliasi Nasional, Akan Pertemukan Anies, Prabowo dan Ganjar

Ketua MPR Bambang Soesatyo alias Bamsoet menyebut akan membuat acara rekonsiliasi nasional untuk mempertemukan para calon presiden pada pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

TKD Prabowo-Gibran Aceh Syukuran Kemenangan: Tidak Terlalu KO Kita

5 jam lalu

TKD Prabowo-Gibran Aceh Syukuran Kemenangan: Tidak Terlalu KO Kita

Pasangan Prabowo-Gibran mendapatkan 27 persen suara di Aceh, pada Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Satgas Damai Cartenz Tuding KKB Membunuh Boki Ugipa, Ada Luka Tembakan di Jenazah Warga Sipil

11 jam lalu

Satgas Damai Cartenz Tuding KKB Membunuh Boki Ugipa, Ada Luka Tembakan di Jenazah Warga Sipil

Satgas Damai Cartenz menyimpulkan KKB membunuh Boki Ugipa setelah melihat ancaman ke keluarganya.

Baca Selengkapnya

Wantim Golkar Rekomendasikan Ahmed Zaki Iskandar Jadi Bakal Cagub Jakarta, Apa Alasannya?

19 jam lalu

Wantim Golkar Rekomendasikan Ahmed Zaki Iskandar Jadi Bakal Cagub Jakarta, Apa Alasannya?

Wantim Golkar mengakui popularitas Ahmed Zaki Iskandar tak setinggi kandidat lain seperti Ridwan Kamil.

Baca Selengkapnya

Yusril Yakini Prabowo Tidak Mengulangi Kabinet 100 Menteri Era Soekarno

23 jam lalu

Yusril Yakini Prabowo Tidak Mengulangi Kabinet 100 Menteri Era Soekarno

Yusril meyakini Kabinet 100 Menteri di era Presiden Soekarno tak akan berulang dalam pemerintahan Prabowo-Gibran

Baca Selengkapnya

Rumah Dinas Menteri di IKN Bisa Ditambah Jika Prabowo Bentuk Kementerian Baru, Pengamat: Pemborosan Anggaran

23 jam lalu

Rumah Dinas Menteri di IKN Bisa Ditambah Jika Prabowo Bentuk Kementerian Baru, Pengamat: Pemborosan Anggaran

Satgas Pelaksana Pembangunan Infrastruktur IKN menyebut rumah dinas menteri di IKN bisa ditambah jika presiden terpilih Prabowo Subianto membentuk kementerian baru. Pengamat menilai hal ini sebagai bentuk pemborosan anggaran.

Baca Selengkapnya

3 RUU dalam Sorotan Publik: RUU Penyiaran, RUU MK, dan RUU Kementerian Negara

23 jam lalu

3 RUU dalam Sorotan Publik: RUU Penyiaran, RUU MK, dan RUU Kementerian Negara

Dalam waktu berdekatan tiga RUU DPR mendapat sorotan publik yaitu RUU Penyiaran, RUU MK, dan RUU Kementerian Negara. Apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Satgas Damai Cartenz Jelaskan Alasan Tuduh KKB Bunuh Warga Sipil di Intan Jaya

1 hari lalu

Satgas Damai Cartenz Jelaskan Alasan Tuduh KKB Bunuh Warga Sipil di Intan Jaya

Polisi menuding KKB atau TPNPB membunuh warga sipil bernama Boki Ugipa di Intan Jaya

Baca Selengkapnya