Polisi Tangkap Dukun Pengganda Uang di Yogyakarta, Ini Sederet Kasus Penipuan Modus Serupa

Selasa, 12 Desember 2023 14:40 WIB

Ilustrasi penggandaan uang. Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Eksistensi dukun pengganda uang ternyata masih dipercaya masyarakat. Terbaru, seorang dukun pengganda uang inisial AS alias Agus, umur 60 tahun, asal Kresnomulyo, Ambarawa, Pringsewu, Jawa Tengah dibekuk Jajaran Satreskrim Polresta Yogyakarta.

AS ditangkap karena lakukan penipuan Boniyati, warga Keraton Yogyakarta dengan modus bisa menggandakan uang. Korban percaya dengan pelaku yang mengaku bisa melipatgandakan uang menjadi Rp1,3 miliar. Akibat tipu daya tersebut, korban tertipu hingga Rp19 juta.

Kasat Reskrim Polresta Yogyakarta, AKP MP Probo Satrio mengatakan, aksi penipuan ini terjadi pada 15 Juli 2023 lalu. Kala itu pelaku datang ke rumah korban untuk mencari kerabatnya. Namun kerabat yang dimaksud tidak ada. Pelaku berbincang dengan korban dan meminta nomor ponsel korban.

Komunikasi pun berlanjut melalui gawai. Dari sanalah pelaku menawarkan penggandaan uang. Untuk meyakinkan korban, pelaku memperlihatkan ritual penggandaan uang di ponselnya. Dalam video, pelaku bisa menggandakan uang yang banyak.

Pelaku mengklaim bisa meminjam uang tersebut dari Bank Gaib Bu Dewi Lanjar. Kemudian pelaku menghubungi korban lewat WhastApp dan menjanjikannya apabila korban mentransfer Rp21 juta maka, akan dilipatkan menjadi Rp1,3 miliar. Pelaku juga melakukan panggilan video untuk meyakinkan korban.

Advertising
Advertising

AS hanyalah satu dari segelintir pelaku penipuan bermodus sebagai dukun berkemampuan menggandakan uang. Masyarakat tentu belum lupa dengan viralnya Kanjeng Dimas Taat Pribadi dari Purbalingga, Jawa Tengah. Kasus pada 2016 itu masih membekas di ingatan khalayak dan cukup menghebohkan kala itu.

Selain Kanjeng Dimas, kasus penipuan dukun pengganda duit juga masih hangat terjadi beberapa waktu lalu. Bukan hanya menipu, pelaku juga membunuh korbannya. Dia adalah Slamet Tohari dengan korban tewas 12 orang. Ada juga Wowon dan Duloh yang membunuh 9 korbannya.

Selanjutnya: Sejumlah penipuan berkedok dukun pengganda uang

<!--more-->

1. Slamet Tohari

Slamet Tohari alias Mbah Slamet, umur 45 tahun, menjadi tersangka pembunuhan berantai terhadap 12 orang. Dia menjebak para korbannya dengan mengaku sebagai dukun pengganda uang. Kemampuannya itu dia promosikan media sosial Facebook. Hal itu disampaikan Kabid Humas Polda Jawa Tengah Komisaris Besar Iqbal Alqudusy pada Selasa, 4 April 2023.

“Berisikan tentang keahlian tersangka sebagai orang pintar mampu menggandakan uang,” ujar Iqbal.

Para korban terpikat dan beberapa kali bertemu dengan tersangka. Dalam pertemuan tersebut korban menyerahkan sejumlah uang untuk digandakan. Namun, uang yang diserahkan kepada dukun abal-abal itu tak kunjung membuahkan hasil. Sehingga, kata Iqbal, korban merasa kecewa dan mendatangi tersangka. Kerap ditagih oleh korban, Tohari lantas membunuh pelanggannya dengan minuman beracun.

“Karena korban sering menagih janji pada pelaku terkait penggandaan uang miliknya yang belum diproses dan takut korban melaporkan pada aparat penegak hukum,” tuturnya.

2. Wowon dan Duloh

Wowon Erawan, 60 tahun, asal Cianjur dan Solihin alias Duloh, 60 tahun, asal Bekasi, Jawa Barat adalah pembunuh berantai orang-orang terdekatnya. Sembilan orang tercatat menjadi korban kekejian Wowon dan rekannya itu. Sebagian besar korban merupakan keluarga dari pelaku, mulai dari istri, anak, hingga mertua.

Siti, tenaga kerja asal Garut salah satu korbannya. Kepala Subdirektorat Kejahatan dan Kekerasan Direktorat Reserse dan Kriminal Polda Metro Jaya, Ajun Komisaris Besar Indrawienny Panjiyoga menjelaskan, Siti menagih hasil penggandaan uang dari Wowon dan kawan-kawannya. Wowon justru mengelabui Siti dengan tidak memberikan uang yang dijanjikan.

“Jadi, TKW ini diiming-imingi penggandaan uang oleh tersangka Solihin alias Duloh. Tapi Siti dieksekusi oleh Noneng atas perintah Wowon,” kata Panjiyoga.

3. IS

Kasus penipuan berkedok dukun pengganda uang berakhir pembunuhan juga terjadi pada 2021 lalu. Pelaku bernama IS, 57 tahun, warga Sutopati, Kajoran, Magelang, Jawa Tengah. Hingga September tahun itu, sedikitnya ada empat korban yang meregang nyawa di tangan IS. Kesadisan dukun palsu ini terungkap setelah dua mayat korban, yakni Lasma, 31 tahun, dan Wasdiyanto, 38 tahun, ditemukan.

Jasad dua bersaudara warga Sukomakmur, Kajoran itu ditemukan masyarakat berada di dalam mobil yang berhenti di pinggir jalan di Desa Sutopati, tidak jauh dari rumah tersangka, pada 10 November 2021. Kasat Reskrim Polres Magelang AKP M Alfan mengungkapkan, dari hasil pemeriksaan intensif, terungkap bahwa korban tewas diracun menggunakan apotas.

Sebelum dibunuh, dua korban berniat menggandakan uang Rp 25 juta kepada tersangka. Ternyata korban dan tersangka sudah bertemu sebanyak 4 kali sebelumnya. Awalnya korban melipatandakan uang Rp 200 ribu dan konon berhasil menjadi Rp 300 ribu. Korban percaya dan langsung tergiur untuk melipatgandakan uang lebih banyak lagi.

“Yakni Rp 25 juta hasil menggadaikan mobil milik salah satu korban,” jelas Alfan, dalam gelar perkara di mapolres Magelang, Jumat, 19 September 2021.

4. Ustaz Herman

Pada Maret 2021 lalu, seorang bernama Ustaz Herman ditangkap polisi gara-gara mengaku bisa menggandakan uang. Videonya saat mempraktikkan kemampuannya pun tersebar di media massa. Dalam video viral itu, memperlihatkan pria berambut gondrong tersebut melakukan ritual penggandaan uang pecahan Rp100 ribu. Video berdurasi 12 menit tersebut juga menunjukkan Herman memakai media jenglot dan kotak ajaib.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Yusri Yunus mengatakan ratusan lembar uang pecahan Rp 100 ribu yang digandakan oleh dukun bernama Herman di Babelan, Bekasi, yang sempat viral adalah palsu. “Semua benda dalam video tersebut diduga uang palsu, sudah diserahkan ke mertuanya dan dibakar oleh istrinya,” ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Yusri Yunus di kantornya, Jakarta Selatan, Senin, 22 Maret 2021.

Tim penyidik dari Polresta Bekasi yang datang ke rumah Herman, juga menemukan sisa-sisa uang yang terbakar. Penyidik juga menemukan kotak dan jenglot yang digunakan sebagai properti Herman menggandakan uang. “Dia mengaku untuk iseng saja, karena itu hanya trik sulap. Saudara H (Herman) dikenal penjual benda antik dan mistik, bisa mengobati banyak penyakit. Pengunjungnya banyak dari luar kota,” ujar Yusri.

Akan tetapi, sebelum video viral itu, rumah pelaku penggandaan uang itu memang kerap didatangi orang. Rumah Herman berada di Gang Veteran, RT 01 RW 03, Kelurahan Bahagia, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi.

5. Dimas Kanjeng Taat Pribadi

Dimas Kanjeng Taat Pribadi adalah salah satu kasus penggandaan uang paling fenomenal. Ada sejumlah modus dugaan penipuan penggandaan uang yang dilakukan oleh Taat Pribadi. Salah satu modusnya, para pengikut padepokan tersebut diberi peti ajaib berukuran kecil seperti kotak amal.

“Kotaknya terbuat dari kayu dan ada ukiran bagus,” kata warga Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, yang dengan alasan keamanan minta jati dirinya tidak diungkap, Rabu, 28 September 2016. Kotak tersebut dilengkapi dengan kunci gembok. “Hanya boleh dibuka sewaktu-waktu dan sudah ditentukan tanggal pembukaannya,” katanya.

Namun nyatanya, uang yang dipercaya muncul secara gaib itu tak ada. “Hasilnya nihil,” kata sumber ini lagi. Anehnya, saat itu masih ada pengikut Taat yang percaya ihwal kotak ajaib tersebut. Di Situbondo diperkirakan ada ratusan pengikut Dimas Taat. “Jumlah uang yang mereka setorkan sudah mencapai puluhan miliar,” katanya.

HENDRIK KHOIRUL MUHID | M JULNIS FIRMANSYAH | JAMAL ABDUN NASHR | PUTRI SAFIRA PITALOKA

Pilihan Editor: Mengapa Dukun Pengganda Uang Masih Dipercaya Masyarakat, Ini Kata Psikolog UGM

Berita terkait

Pegawai Kemenkomdigi Kawal Judi Online, Polda Metro Jaya Ungkap 3 Dalangnya

8 jam lalu

Pegawai Kemenkomdigi Kawal Judi Online, Polda Metro Jaya Ungkap 3 Dalangnya

Polda Metro Jaya menyatakan komplotan pegawai Kemenkomdigi yang mengawal judi online didalangi 3 orang.

Baca Selengkapnya

Hari Keempat Usai Kebakaran Pabrik Pakan Ternak di Bekasi Masih Terdapat Titik Api

9 jam lalu

Hari Keempat Usai Kebakaran Pabrik Pakan Ternak di Bekasi Masih Terdapat Titik Api

Polisi masih belum bisa melakukan olah TKP di lokasi kebakaran pabrik pakan ternak di Bekasi yang terjadi Jumat kemarin

Baca Selengkapnya

Tersangka Kasus Judi Online Libatkan Pegawai Komdigi Bertambah, Total Kini 15 Orang

9 jam lalu

Tersangka Kasus Judi Online Libatkan Pegawai Komdigi Bertambah, Total Kini 15 Orang

Dari 15 tersangka kasus judi online, 11 di antaranya merupakan pegawai Kementerian Komdigi, sedangkan 4 lainnya warga biasa.

Baca Selengkapnya

Gondongan Lagi Mewabah di Yogya, Ketahui Gejala dan Fakta Pengobatannya

10 jam lalu

Gondongan Lagi Mewabah di Yogya, Ketahui Gejala dan Fakta Pengobatannya

Berikut ini penjelasan mengenai penyakit gondongan, dari cara penularan, gejala, sampai mitos pengobatannya.

Baca Selengkapnya

Pukat UGM: Penuntasan Kasus Firli Bahuri Tolok Ukur Kinerja Kapolda

12 jam lalu

Pukat UGM: Penuntasan Kasus Firli Bahuri Tolok Ukur Kinerja Kapolda

Kondisi penanganan perkara Firli Bahuri menjadi kondite untuk mengukur kinerja Irjen Karyoto, jika tidak selesai selama ia menjabat, ada kegagalan

Baca Selengkapnya

ISESS Ingatkan Polda Metro Jaya Bongkar Mafia Judi di Komdigi Hingga Aktor Intelektualnya

12 jam lalu

ISESS Ingatkan Polda Metro Jaya Bongkar Mafia Judi di Komdigi Hingga Aktor Intelektualnya

Polda Metro Jaya telah menangkap dan menetapkan total 16 tersangka dalam kasus buka blokir situs judi online.

Baca Selengkapnya

Pelaku Mutilasi di Muara Baru Penggal Kepala Korban dalam Dua Menit

13 jam lalu

Pelaku Mutilasi di Muara Baru Penggal Kepala Korban dalam Dua Menit

Fauzan Fahmi memutilasi kepala mantan istri sirinya hanya dalam dua menit.

Baca Selengkapnya

Cara Pemkot Yogyakarta Biasakan Pedagang Pasar Lansia Bayar Retribusi secara Digital

15 jam lalu

Cara Pemkot Yogyakarta Biasakan Pedagang Pasar Lansia Bayar Retribusi secara Digital

Pemerintah Kota Yogyakarta memiliki cara khusus agar pedagang pasar tradisional terutama yang Lansia terbiasa membayar retribusi secara digital.

Baca Selengkapnya

Densus 88 Tangkap 3 Terduga Teroris di Jawa Tengah, Geledah 1 Rumah Kos di Sukoharjo

16 jam lalu

Densus 88 Tangkap 3 Terduga Teroris di Jawa Tengah, Geledah 1 Rumah Kos di Sukoharjo

Polda Jateng sebut Densus 88 Mabes Polri menangkap 3 orang di Kudus, Demak, dan Karanganyar Solo.

Baca Selengkapnya

Pemda Yogyakarta Tetapkan Kasus Gondongan sebagai Kejadian Luar Biasa, Warga Diimbau Tak Terjebak Mitos

18 jam lalu

Pemda Yogyakarta Tetapkan Kasus Gondongan sebagai Kejadian Luar Biasa, Warga Diimbau Tak Terjebak Mitos

Sebagian warga lokal percaya gondongan bisa diobati bila pasiennya memakai kalung buah mengkudu.

Baca Selengkapnya