Jokowi Alumnus Paling Memalukan, BEM UGM: Amblesnya Demokrasi, Ambruknya Konstitusi, Kokohnya Politik Dinasti
Reporter
Rachel Farahdiba Regar
Editor
S. Dian Andryanto
Sabtu, 9 Desember 2023 17:12 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Eksekutif Mahyasiswa Universitas gadjah Mada atau BEM UGM melangsungkan acara diskusi publik dan mimbar bebas yang bertajuk “Rezim Monarki Sang Alumni: Amblesnya Demokrasi, Ambruknya Konstitusi, dan Kokohnya Politik Dinasti”.
Menurut Menteri Aksi dan Propaganda BEM UGM, Mochamad Zidan Darmawan, acara tersebut merupakan kolaborasi yang dikerjakan Kementerian Analisis Isu Strategis bersama Aksi dan Propaganda. Acara ini dilakukan di Bundaran UGM yang dilakukan pada Jumat, 8 Desember 2023, dimulai pukul 15.30 dan dihadiri elemen masyarakat serta mahasiswa.
BEM UGM membuat acara ini sebagai bagian dari tanggapan atas kondisi politik Indonesia yang sedang terjadi sekarang. Selain itu, dengan memilih bentuk diskusi, acara ini menghadirkan wacana kritis dari hasil diskusi publik dengan para narasumber. Kegiatan tersebut juga hadir sebagai bentuk kemarahan dan peringatan warga UGM, terutama para adik mahasiswa kepada sang kakak yang merupakan alumni kampus.
“Acara ini menjadi bagian dari kami (adik-adik mahasiswa UGM) untuk menghormati seorang kakak (Jokowi),” kata Zidan pada 9 Desember 2023. kepada Tempo.co.
Diskusi publik dan mimbar bebas itu dimulai dengan melakukan diskusi yang dipantik oleh tiga narasumber. Mereka adalah Haris Azhar, Fatia Maulidiyanti, dan Zainal Arifin Mochtar. Topik utama diskusi oleh tiga narasumber tersebut terkait amblesnya demokrasi, ambruknya konstitusi, dan kokohnya politik dinasti.
Pemilihan topik utama dalam diskusi karena kondisi politik Indonesia sekarang bukan problem etis politik dan Pemilu, melainkan sistem politik dan demokrasi telah “diacak” oleh rezim Jokowi.
Pemerintah Jokowi sudah menurunkan indeks demokrasi. Selain itu, selama rezim Jokowi berkuasa, kebebasan berpendapat dibatasi dan kepercayaan publik terhadap Mahkamah Konstitusi menurun. Kondisi tersebut memberikan karpet merah atas semakin tegaknya politik dinasti.
“Acara ini memang menjadi kritik kepada Jokowi sekaligus rapor merah atas kerjanya selama satu dekade,” kata Zidan.
Setelah diskusi, salah seorang mahasiswa bernama Dani dari Fakultas Filsafat UGM 2023 menampilkan puisi yang membahas tentang sosok pemimpin gila. Lalu, acara diakhiri dengan penyerahan nominasi “Alumnus Paling Memalukan'' kepada Jokowi oleh para narasumber. Penyerahan nominasi disertai penandatanganan maklumat Bulaksumur.
Selama diskusi publik dan mimbar bebas berlangsung, semua penonton dan narasumber dapat menjaga ketertiban sesuai perizinan dengan tim keamanan di kampus. Akibatnya, tidak ada gesekan panas antara individu sampai acara berakhir.
Melalui acara tersebut, Zidan berpesan kepada publik bahwa Jokowi merupakan alumni yang memalukan. Sebab, selama menduduki jabatan sebagai presiden, Jokowi gagal menyelesaikan permasalahan sederhana. Bahkan, Jokowi malah menghadirkan banyak bencana dan situasi yang menguntungkan kekuasaan keluarga serta koalisi.
Pesan ini pun sudah tercermin jelas melalui baliho besar yang menunjukkan setengah tubuh Jokowi dengan latar belakang istana dan sisi lainnya menggunakan almamater berlatar Gedung pusat UGM. selain itu, baliho tersebut juga bertuliskan “Indonesia Darurat Demokrasi” yang menjadi pesan utama BEM UGM dalam acara ini.
Pilihan Editor: Nobatkan Jokowi Alumnus UGM Paling Memalukan, BEM UGM: Saatnya Turun ke Jalan