Anies Baswedan Bilang Ketimpangan yang Melebar Harus Dikoreksi

Reporter

Ihsan Reliubun

Editor

Amirullah

Sabtu, 25 November 2023 17:47 WIB

Calon presiden dari Koalisi Perubahan, Anies Baswedan saat ditemui di sela-sela pertandingan perempat final Piala Dunia U-17 2023 antara Brasil U-17 vs Argentina U-17 di Jakarta International Stadium, Jumat, 24 November 2023. TEMPO/Randy

TEMPO.CO, Jakarta - Calon presiden Anies Baswedan mengatakan kepedulian anak muda yang diutarakan dalam Konferensi Orang Muda Pulihkan Indonesia, sejalan dengan gagasan yang dibawakan Koalisi Perubahan.

"Kami menginginkan Indonesia yang kesempatannya setara. Ketimpangan yang makin melebar sudah harus dikoreksi. Dan sekarang ini menjadi prioritas dalam penyusunan kebijakan," kata Anies seusai berpidato dalam konferensi di Balai Kartini, Jalan Gatot Subroto, Kuningan, Jakarta Selatan, Sabtu, 25 November 2023.

Anies mengatakan, perekonomian harus terus tumbuh. Namum pertumbuhan ekonomi itu harus ditambahkan dua aspek, yakni pemerataan, keberlanjutan. Jika ekonomi hanya tumbuh tanpa pemerataan, maka akan menimbulkan ketimpangan seperti dirasakan sekarang. "Tumbuh saja, tapi ekologinya rusak, maka menimbulkan masalah."

Masalah itu, yang dihadapi setiap hari, kata Anies, adalah krisis iklim yang luar biasa. Dia menjelaskan gagasan perubahan itulah yang dibawakan oleh capres-cawapwares Anies dan Muhaimin Iskandar. Menurut dia untuk menjalankan rencana program itu, akan digunakan pendekatan kolaboratif.

Pendekatan itu, yakni negara atau pemerintah mengajak masyarakat, baik itu lemabaga swadaya masyarakat (LSM) organisasi, kampus, supaya bekerja sama dalam proses penyusunan kebijakan. Supaya kewenangan yang dimiliki oleh pemerintah menghasilkan kebijakan sesuai fakta di lapangan.

Advertising
Advertising

"Dan bisa mengadopsi inovasi-inovasi yang sudah dilakukan masyarakat sipil," kata Anies. Dia mencontohkan gagasan Ekonomi Nusantara yang disampaikan Direktur Utama Nasional Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Zenzi Suhadi. "Sesungguhnya terobosan itu bisa diadopsi oleh negara."

Zenzi mengatakan, 41 tahun Walhi berusaha melindungi kerusakan, melindungi hak rakyat, melindungi kekayaan alam. Baru lima tahun ini, Walhi masuk mengidentifikasi dalam ruang ekonomi. Keterlibatan dalam ruang ekonomi itu memunculkan kesadaran bahwa setiap kehancuran sumber daya alam di Indonesia, perampasan hak rakyat, adalah karena kepentingan ekonomi.

"Kalau kita mau meng-address persoalan lingkungan, meng-address persoalan hak rakyat, maka harus dimulai dengan ekonomi. Ekonomi ini kami namakan Ekonomi Nusantara," kata Zenzi dalam pidatonya. "Karena ekonominya dibangun oleh manusia Nusantara yang beradaptasi dengan alamnya."

Zenzi mengatakan, proses itu dilakukan tanpa merusak dan memodifikasi alam. Namun yang dilakukan adalah untuk membentuk kehidupan dengan memanen hasil alam, mengenal bentuk dan corak ekosistem alamnya. Atau yang disebut sebagai ekonomi vertikal. "Semakin tinggi pohon cengkeh, maka produksinya semakin meningkat. Tidak butuh lahan yang lebih luas," ujar dia.

Dalam perhitungan Walhi, Zenzi mengatakan, kalau Ekonomi Nusantara diurus oleh negara, maka semakin panjang waktu ke depan, pertanian tidak terlalu membutuhkan lahan lebih luas. Setiap ekosistem di Indonesia menghasilkan corak ekonomi yang berbeda.

"Sayangnya sebagian dari ekonomi ini, digolongkan ekonomi underground. Ekonomi yang tidak masuk dalam akuntansi negara. Sehingga wilayah ini digolongkan sebagai wilayah tidak produktif. Diorientasikan untuk perkebunan kelapa sawit, hutan tanaman industri, dan tambak," katanya.

Adapun nilai ekonomi dari setiap ekosistem di Indonesia, dibandingkan dengan ekonomi ekstraktif apapun, kata Zenzi, nilai ekonominya di atas dua kali lipat. "Kami tidak mau mengatakan pembangunan ekonomi kita ngawur atau gagal. Tapi kami mau mengatakan pembangunan ekonomi kita dirumuskan dengan kegagalan memahami alam dan potensi rakyatnya," ucap dia.

Pilihan Editor: Jokowi Singgung Puncak Bonus Demografi di HUT PGRI

Berita terkait

Kontroversi Pameran Sungai Citarum di World Water Forum Bali, Pengamat: Pemulihan Berjangka Panjang

3 jam lalu

Kontroversi Pameran Sungai Citarum di World Water Forum Bali, Pengamat: Pemulihan Berjangka Panjang

Walhi Jabar tidak setuju dengan rencana pameran karena kondisi Sungai Citarum masih rusak dan tercemar tinggi.

Baca Selengkapnya

Benarkah Pernah Diperingatkan Berulang Akan Bencana di Lembah Anai? Ini Jawab BKSDA Sumbar

13 jam lalu

Benarkah Pernah Diperingatkan Berulang Akan Bencana di Lembah Anai? Ini Jawab BKSDA Sumbar

Terpisah, Bupati Tanah Datar Eka Putra mengaku sudah sering memberikan peringatan kepada pengusaha yang berada di kawasan Lembah Anai.

Baca Selengkapnya

Momen Prabowo Kenalkan Gibran ke Presiden UEA dan Direspons He's So Young oleh PM Qatar

1 hari lalu

Momen Prabowo Kenalkan Gibran ke Presiden UEA dan Direspons He's So Young oleh PM Qatar

Prabowo menemui PM Qatar dan Presiden UEA, sekaligus memperkenalkan Gibran. Berikut rekaman momen peristiwanya.

Baca Selengkapnya

KLHK Tangkap Buron Tersangka Korlap Penambangan Pasir Timah Ilegal di Belitung

1 hari lalu

KLHK Tangkap Buron Tersangka Korlap Penambangan Pasir Timah Ilegal di Belitung

KLHK saat ini memburu 58 buron tersangka pidana lingkungan hidup. Bentuk tim khusus bernama Satgasus Cakra.

Baca Selengkapnya

Mengenal Sarekat Hijau Indonesia, Cikal Bakal Partai Hijau Indonesia

2 hari lalu

Mengenal Sarekat Hijau Indonesia, Cikal Bakal Partai Hijau Indonesia

Partai Hijau Indonesia batal mengusung Haris Azhar sebagai cagub Jakarta jalur ndependen. Ini profil Sarekat Hijau Indonesia, cikal bakal Partai Hijau Indonesia.

Baca Selengkapnya

Walhi Sudah Peringatkan Bencana di Lembah Anai, Tuntut BKSDA Bertanggung Jawab

3 hari lalu

Walhi Sudah Peringatkan Bencana di Lembah Anai, Tuntut BKSDA Bertanggung Jawab

Bencana berulang di Lembah Anai, Sumatera Barat, sudah diprediksi sebelumnya. Bagaimana Walhi bisa melakukan itu?

Baca Selengkapnya

Pemerintah Mau Pamer Proyek Citarum Harum di World Water Forum, Walhi Jabar: Sungainya Masih Rusak

3 hari lalu

Pemerintah Mau Pamer Proyek Citarum Harum di World Water Forum, Walhi Jabar: Sungainya Masih Rusak

Walhi Jabar menanggapi rencana pemerintah Indonesia yang ingin pamer proyek Citarum Harum di ajang World Water Forum ke-10 di Bali pada 18-25 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik Warga, Begini Kritik dari Walhi

3 hari lalu

Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik Warga, Begini Kritik dari Walhi

Walhi menyoroti kebijakan layanan persampahan dari Pemerintah Kabupaten Sleman yang tak lagi melakukan layanan angkut sampah organik untuk masyarakat.

Baca Selengkapnya

Pertemuan Prabowo-Gibran dan Presiden UEA: Dari Perkenalan hingga Diberi Medali

3 hari lalu

Pertemuan Prabowo-Gibran dan Presiden UEA: Dari Perkenalan hingga Diberi Medali

Prabowo dan Gibran menemui Presiden UEA MBZ di Istana Al Shati, Abu Dhabi, pada Senin, 13 Mei, 2024. Berikut hal-hal terkait pertemuan tersebut.

Baca Selengkapnya

Sandiaga Sebut Duet Ahok-Anies Sebagai Dream Team, tapi Terganjal UU

4 hari lalu

Sandiaga Sebut Duet Ahok-Anies Sebagai Dream Team, tapi Terganjal UU

Ahok-Anies santer disebut bakal disandingkan dalam Pilgub DKI. Namun, duet keduanya bakal melanggar UU Pilkada.

Baca Selengkapnya