Kilas Balik Peristiwa Budiman Sudjatmiko Dipecat PDIP gegara Dukung Prabowo

Jumat, 27 Oktober 2023 09:14 WIB

Politikus Budiman Sudjatmiko menyatakan telah menerima surat pemecatan dirinya dari PDIP.

TEMPO.CO, Jakarta - Masih ingat dengan politikus Budiman Sudjatmiko yang dipecat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) gegara dukung Prabowo Subianto sebagai bakal calon presiden (capres)? Berikut kilas balik peristiwanya.

Dilansir dari Tempo, Budiman secara resmi mendeklarasikan dukungannya kepada Prabowo untuk maju pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 dalam acara deklarasi Prabowo Budiman Bersatu atau Prabu di Semarang, Jumat, 18 Agustus 2023. Saat itu, Budiman mengajak semua pihak untuk menatap masa depan supaya lebih cerah.

"Kita lupa jika ada masa depan. Oleh karena itu, kita harus melihat ke masa depan, sesekali kita bisa melihat ke belakang," kata Budiman.

Budiman mengaku dirinya sebagai seorang pribadi yang biasa mengambil risiko dalam melangkah berpesan kepada Prabowo agar memajukan kesejahteraan umum, koperasi, badan usaha milik desa (BUMDes), hingga menata jaminan sosial apabila nanti mendapat amanat menjadi Presiden RI di 2024.

Langkah Budiman itu pun menuai kecaman dari rekan satu partainya. Pasalnya, PDIP saat itu sudah mendeklarasikan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, sebagai bakal capres yang akan mereka usung pada Pilpres 2024.

Budiman dipecat PDIP

Advertising
Advertising

Masih melansir Tempo, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyatakan pihaknya akan memutuskan hukuman secepatnya. Menurut Hasto, hanya ada dua pilihan untuk Budiman, dipecat atau mundur dari PDIP.

Budiman sempat menjawab soal dua opsi itu. Dia menyatakan tak akan mundur dari PDIP dan berharap tidak dipecat. Dia pun sempat menjelaskan alasannya kenapa memberikan dukungan kepada Prabowo dan tak mau mundur.

Mantan aktivis 98 itu juga sempat meminta agar PDIP memberikannya kesempatan untuk menjelaskan alasan dukungannya itu. Akan tetapi, PDIP tampaknya tak memberikan kesempatan itu kepada Budiman dan memilih langsung memecatnya.

Pada Kamis, 24 Agustus 2023, Budiman mengungkapkan telah menerima surat pemecatan dirinya dari PDIP. Pemecatan itu merupakan buntut dari langkah Budiman memberikan dukungan kepada Prabowo.

“Saya cuma mau bilang bahwa saya sudah menerima suratnya dan terima kasih untuk semuanya," kata Budiman melalui pesan WhatsApp kepada Tempo pada Kamis malam, 24 Agustus 2023.

Bagi Budiman, pemecatan PDIP terhadap dirinya menjadi pengakhiran dari satu episode dalam hidupnya. Namun di sisi lain, dia akan memulai episode berikutnya.

"Ini bagian dari perjalanan saya sebagai manusia politik sejak saya remaja. Mengalir bersama sejarah," ujar Budiman.

Selanjutnya: Bagaimana dengan Gibran?

<!--more-->

Bagaimana dengan Gibran?

Sementara kader PDIP lainnya, Gibran Rakabuming Raka, hingga saat ini statusnya belum jelas terungkap. Diketahui, Gibran telah resmi diusung sebagai menjadi cawapres Prabowo di Komisi Pemilihan Umum (KPU). Lantas, kenapa Gibran belum dipecat sama seperti Budiman?

Ketua DPP PDIP Ahmad Basarah menanggapi status putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu dengan hanya menyinggung soal aturan main partai dan etika politik.

"Gini loh, dalam hal berorganisasi, organisasi apa pun, mulai dari organisasi negara, partai politik, termasuk keluarga, ada yang namanya rule of game, ada yang namanya aturan main," kata Basarah seusai menghadiri acara Konsolidasi relawan di Kompleks GBK, Jakarta pada Kamis, 26 Oktober 2023.

Basarah mempercayai, dalam konteks itu Gibran sudah mengetahui apa yang namanya rule of game dalam berpartai. Maka ketika Wali Kota Solo tersebut telah mengambil langkah di luar aturan main partai, semua hal tersebut menurutnya adalah etika politik.

"Etika politik itu lah yang sebenarnya sekarang harus dilaksanakan oleh Mas Gibran sendiri," ungkapnya.

Saat ditanya soal PDIP yang terkesan tidak tegas dalam menghadapi langkah Gibran, Basarah kembali mengungkit soal aturan dalam berorganisasi. Ia menjelaskan, organisasi apa pun, bahkan dari struktur yang paling kecil memiliki aturan mainnya sendiri.

Gibran, menurut Basarah, harusnya tahu persis aturan main di PDIP, mulai dari ADRT, maupun partai-partai politik lainnya.

Akibat ketidakjelasan statusnya ini, Gibran pun dituding bermain politik dua kaki. Tudingan dua kaki ini merujuk pada posisinya cawapres pendamping Prabowo, tapi Gibran masih terdaftar sebagai kader PDIP.

Gibran menepis telah bermain politik dua kaki. Dia justru tak merasa memasuki dua partai secara bersamaan.

"Dua kaki itu partai apa sama partai apa," kata Gibran saat ditemui di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta, Kamis, 26 Oktober 2023.

Namun, ketika ditanya ihwal kejelasan statusnya di PDIP, Gibran enggan menjawab secara lugas.

"Kan sudah saya jawab minggu lalu," kata dia. Gibran pun diam ihwal kabar dia akan bergabung dengan Partai Golkar.

HAN REVANDA PUTRA | NUR KHASANAH APRILIANI | TEMPO

Pilihan Editor: PDIP Didesak Beri Sanksi ke Jokowi dan Gibran Rakabuming

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

PDIP Sebut Pertemuan Jokowi dan Puan di World Water Forum Bali Bentuk Keteladanan

47 menit lalu

PDIP Sebut Pertemuan Jokowi dan Puan di World Water Forum Bali Bentuk Keteladanan

PDIP menilai pertemuan Puan Maharani dengan Presiden Joko Widodo atau Jokowi dalam rangkaian World Water Forum merupakan bentuk keteladanan

Baca Selengkapnya

Pilgub Jatim 2024, PDIP Akui Jalin Komunikasi Intens dengan Khofifah

1 jam lalu

Pilgub Jatim 2024, PDIP Akui Jalin Komunikasi Intens dengan Khofifah

Said Abdullah, mengakui, PDIP telah berkomunikasi dengan Khofifah Indar Parawansa untuk maju sebagai calon gubernur di Pilgub Jawa Timur 2024.

Baca Selengkapnya

Try Sutrisno soal Wacana Presidential Club: Jangan Hanya Omongan tapi dari Hati

3 jam lalu

Try Sutrisno soal Wacana Presidential Club: Jangan Hanya Omongan tapi dari Hati

Try Sutrisno memberi tanggapan perihal wacana Presiden terpilih Prabowo Subianto membentuk Presidential Club

Baca Selengkapnya

Hasil Kunjungan Kerja ke UEA dan Qatar, Gibran Sebut Bukan Hanya untuk Solo Saja, tapi Indonesia

3 jam lalu

Hasil Kunjungan Kerja ke UEA dan Qatar, Gibran Sebut Bukan Hanya untuk Solo Saja, tapi Indonesia

Wali Kota Solo Gibran Rakabuming menyebut kunjungan kerjanya ke Uni Emirat Arab (UEA) dan Qatar pekan lalu tidak hanya untuk Solo tapi Indonesia

Baca Selengkapnya

Daftar ke PDIP, Bupati Sukoharjo Akan Kembali Maju di Pilkada 2024

4 jam lalu

Daftar ke PDIP, Bupati Sukoharjo Akan Kembali Maju di Pilkada 2024

Bupati Sukoharjo, Etik Suryani akan kembali maju dalam kontestasi Pilkada Sukoharjo 2024. Etik resmi mendaftarkan diri ke PDIP.

Baca Selengkapnya

Pesan Try Sutrisno untuk Prabowo: Jangan Tonjolkan Kejelekan di Publik, Apalagi Media

4 jam lalu

Pesan Try Sutrisno untuk Prabowo: Jangan Tonjolkan Kejelekan di Publik, Apalagi Media

Wapres me-6 RI Try Sutrisno memberikan pesannya untuk Presiden terpilih Prabowo Subianto untuk lima tahun ke depan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Anies Pastikan Tak Bakal Gabung Partai Usai Pilpres 2024

6 jam lalu

Anies Pastikan Tak Bakal Gabung Partai Usai Pilpres 2024

Mantan calon presiden Anies Baswedan, memastikan dirinya tidak akan bergabung dengan partai mana pun usai Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Menanti Arah Politik PDIP setelah Puan Maharani Bilang Banyak Mengobrol dengan Jokowi dan Prabowo di Bali

6 jam lalu

Menanti Arah Politik PDIP setelah Puan Maharani Bilang Banyak Mengobrol dengan Jokowi dan Prabowo di Bali

Puan Maharani mengungkapkan isi pertemuannya dengan Presiden Jokowi pada Gala Dinner WWF di Bali. Ia mengaku juga berbicara dengan Prabowo.

Baca Selengkapnya

Luhut Siap Jadi Penasihat Prabowo, Dasco Gerindra: Saya Belum Dapat Informasi

9 jam lalu

Luhut Siap Jadi Penasihat Prabowo, Dasco Gerindra: Saya Belum Dapat Informasi

Ketua Harian DPP Gerindra Sufmi Dasco Ahmad mengaku belum mengetahui kabar soal Luhut yang siap menjadi penasihat Prabowo Subianto.

Baca Selengkapnya

Jika Semua Partai Gabung Pemerintahan Prabowo, Franz Magnis: Siapa yang Mewakili Rakyat?

9 jam lalu

Jika Semua Partai Gabung Pemerintahan Prabowo, Franz Magnis: Siapa yang Mewakili Rakyat?

Franz Magnis Suseno mempertanyakan masa depan demokrasi Indonesia apabila semua partai politik bergabung dalam pemerintahan Prabowo.

Baca Selengkapnya