Gandrung, Dari Kampungan Jadi Kebanggaan

Selasa, 19 September 2023 09:20 WIB

1.200 penari memeriahkan pagelaran kolosal Gandrung Sewu 2023, mengusung tema “Omprog, Seni Menuju Keagungan”, di Pantai Marina Boom, Kabupaten Banyuwangi, Sabtu 16 September 2023. (/Tempo/Lourentius EP)

INFO NASIONAL – Pertunjukan kolosal 1.200 penari dan 150 talenta pendukung pada Festival Gandrung Sewu 2023 sukses membuat decak kagum puluhan ribu wisatawan di Pantai Boom berlatar Selat Bali, Sabtu, 16 September 2023.

Setiap tahun, sejak 2012, Tari Gandrung semakin dikenal masyarakat Indonesia bahkan hingga mancanegara. Sementara di Kabupaten Banyuwangi semakin banyak anak muda yang kembali belajar tarian ini semenjak Azwar Anas, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, yang sebelumnya menjabat Bupati Banyuwangi, mewajibkan Tari Gandrung jadi ekstrakulikuler wajib di sekolah SD hingga SMA/SMK.

Wimbi Serli Okila, tokoh sentral dalam gelaran Gandrung Sewu 2023, mulai menari sejak kelas 4 SD dan setiap tahun terpilih jadi salah satu penampil di pagelaran kolosal ini, hingga sekarang sudah kuliah dan menjadi pelatih Tari Gandrung.

Contoh lainnya Aura Syeira. Serupa Wimbi, juga kerap tampil ketika Festival Gandrung Sewu digelar. Ia juga mulai menari saat kelas 5 SD di 2016. Sementara pada Gandrung Sewu 2023 muncul lagi bibit baru, Raya Monika Budi, siswa kelas 3 SD Lemahbangdewo, Kecamatan Rogojampi. Ia bahkan mulai belajar menari sejak PAUD dan telah tampil di pergelaran ini dua kali sejak 2022.

Kisah tiga perempuan muda di atas cukup menggambarkan misi Azwar Anas agar anak muda Banyuwangi tetap mencintai budaya lokal telah menunjukkan hasil. Namun, pada sisi lainnya, Azwar Anas secara tidak langsung juga berhasil mengubah stigma masyarakat, bahwa tarian kampung ini akhirnya naik status menjadi tarian yang agung.

Advertising
Advertising

“Tari Gandrung pada hakikatnya mirip Tayub atau Jaipongan, yakni tarian yang dipertontonkan untuk hiburan,” ujar Ketua Paguyuban Pelatih Tari Gandrung, Suko Prayitno kepada Tempo, Ahad, 17 September 2023.

Jika Tari Gandrung diposisikan sebagai tarian hiburan, Suko melanjutkan, maka Tari Seblang pada masyarakat Banyuwangi—penduduk asli yang disebut Suku Osing—merupakan tarian sakral. Sebagaimana kepercayaan masyarakat Jawa di masa lampau, Tari Seblang berkaitan dengan pemujaan pada Dewi Sri yang memberi kesuburuan kepada hasil panen, misalnya.

Para antropolog dan ahli budaya berpendapat Tari Gandrung adalah perkembangan dari Tari Seblang. Perbedaannya, Tari Seblang dikhususkan untuk ritual sedangkan Tari Gandrung sebagai hiburan semata.

Tari Gandrung dipercaya telah hadir pada masa kerajaan. Hal ini terlihat pada tulisan Johannes Scholte dalam “Gandroeng Van Banyuwangi 1926”. Dalam buku tersebut, Scholte menyebutkan, “Asalnya lelaki jejaka itu keliling ke desa-desa bersama pemain kendang dan terbang. Sebagai penghargaan mereka diberi hadiah beras yang mereka membawanya di dalam sebuah kantong.”

Tari Gandrung di masa tersebut diperankan oleh penari lelaki yang berdandan seperti perempuan, disebut juga sebagai Gandrung Lanang. Salah satu penari yang masyhur yaitu Marsan, yang disebut sangat piawai memerankan sebagai perempuan.

Ketika Marsan mengakhiri kariernya sebagai penari pada 1895, periode Gandrung Lanang pun berakhir. Sebagian kalangan menyebut pengaruh Islam yang memandang lelaki berdandan sebagai perempuan merupakan hal tabu, menjadi penyebab hilangnya Gandrung Lanang.

Namun tak ada sumber tertulis menegaskan opini tersebut. Scholte hanya menuliskan bahwa Sami, anaknya Mak Midah tampil sebagai penari gandrung perempuan pertama, meneruskan kiprah Marsan.

Setelah era penari gandrung perempuan berlanjut ke masa setelah kemerdekaan, kesenian gandrung profesional dipandang sebelah mata. Gandrung hanya tumbuh di kalangan masyarakat marjinal yang lekat dengan isu-isu negatif seperti mabuk dan perselingkuhan.

Nurhadi, keturunan suku Osing bercerita kepada Tempo bahwa masyarakat di kampung-kampung terbiasa menyewa kelompok penari gandrung saat hajatan, seperti pernikahan dan khitanan.

“Para penari akan menari semalaman. Mabuk minum Khuntul (merek minuman keras lokal) sudah biasa. Ada nyawer juga seperti dangdutan. Bahkan kalau ada yang naksir penarinya maka bisa terus dibawa,” ucapnya.

Upaya mengembalikan Tari Gandrung kembali memiliki martabat luhur dimulai pada 1970. Dalam publikasi berjudul “Kebudayaan Using Konstruksi Identitas dan Pengembangannya” hasil Pusat Penelitian Budaya Etnik Lembaga Penelitian Universitas Jember, disebutkan bahwa Bupati Djoko Supaat Slamet menerbitkan surat keputusan SK nomor um/1698/50 yang mengatur bahwa semua bentuk dan organisasi kesenian daerah di Banyuwangi harus mendaftar di kepala seksi kesenian Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pemkab Banyuwangi.

Tujuan SK tersebut sebenarnya untuk memantau perkembangan kesenian daerah sekaligus sebagai kontrol politik agar kesenian tidak digunakan sebagai alat propaganda melawan kekuasaan Orde Baru. Pasalnya, Tari Gandrung sempat menjadi alat perjuangan melawan penjajahan Belanda.

Tujuan lainnya sebagai pelaksana amanat Presiden Soeharto yang bekunjung melihat peragaan kesenian ini di Desa Tapanrejo, Kecamatan Muncar. Saat itu Soeharto menganjurkan agar Joko melestarikan dan mengembangkan kesenian sebagai potensi daerah.

Implementasinya, Joko membentuk tim khusus yang bertugas memburu pengamen gandrung yang melakukan hal-hal negatif. Kelompok yang tertangkap dibawa ke kantor pemda untuk didaftar dan mendapat pembinaan.

“Ia juga melarang minuman keras saat pentas Gandrung Terop. Aparat TNI atau Polri akan langsung memasukkan pelaku ke dalam sel,” kata pencipta Tari Jejer Gandrung Sumitro Hadi dalam buku “Gandrung Sewu Mercu Suar Budaya” yang ditulis Eko Budi Setianto, 2022.

Setelah melewati masa-masa kelam tersebut, akhirnya Tari Gandrung kembali tampil berkilau di masa kepemimpinan Bupati Azwar Anas. Tahun 2012 menjadi tonggak kembalinya Tari Gandrung sebagai warisan luhur yang agung.

Anas menampilkan Tari Gandrung dalam kemasan baru. Menjadikannya sebagai alat untuk melawan gempuran budaya asing, kemudian menghimpun ribuan anak muda untuk menampilkan pertunjukan kolosal yang spektakuler.

Anas pun menjadikan Festival Gandrung sebagai perhelatan rutin setiap tahun, sehingga visinya untuk mengungkit pariwisata kian mudah tercapai. “Dulu gandrung paling di desa dan kampung. Begitu di-packaging, mereka (anak muda) berebut berparitispasi. Anak itu akan bangga, ternyata menari di kampung bisa dikenal luas,” ujarnya. (*)

Berita terkait

Bamsoet Kembali Dorong Peningkatan Kualitas Pendidikan

13 jam lalu

Bamsoet Kembali Dorong Peningkatan Kualitas Pendidikan

Bambang Soesatyo mendorong agar kualitas pendidikan di Indonesia terus ditingkatkan. Baik melalui perbaikan kurikulum ataupun peningkatan kapabilitas pengajar atau guru.

Baca Selengkapnya

Telkomsel Pastikan Akses Jaringan Broadband dalam WWF 2024

13 jam lalu

Telkomsel Pastikan Akses Jaringan Broadband dalam WWF 2024

Telkomsel telah memastikan kesiapan infrastruktur terdepan untuk mendukung kenyamanan aktivitas komunikasi dan pengalaman digital seluruh perwakilan delegasi World Water Forum 2024 dengan mengoptimalkan kapasitas dan kualitas jaringan dari 4G hingga 5G di 344 site eksisting.

Baca Selengkapnya

Mentan Sambut Baik Kelompok Tani Mahasiswa

14 jam lalu

Mentan Sambut Baik Kelompok Tani Mahasiswa

Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI), membentuk kelompok tani mahasiswa sebagai ujung tombak masa depan bangsa yang harus memiliki konsen terhadap sektor pertanian.

Baca Selengkapnya

Nikson Nababan Siap Maju Pilgub Sumut

14 jam lalu

Nikson Nababan Siap Maju Pilgub Sumut

10 tahun memimpin Taput dengan prinsip clean government, Nikson Nababan berniat maju hanya untuk kesejahteraan masyarakat.

Baca Selengkapnya

Taman Ismail Marzuki Gelar TIM Art Fest

14 jam lalu

Taman Ismail Marzuki Gelar TIM Art Fest

PT Jakarta Propertindo (Perseroda) (Jakpro) berkomitmen menjadikan TIM sebagai salah satu pusat seni dan budaya terbesar di Indonesia dan menjadikannya landmark penting dalam industri seni dan budaya nasional

Baca Selengkapnya

Nikson Nababan Daftar Bakal Calon Gubernur Sumut ke PPP

14 jam lalu

Nikson Nababan Daftar Bakal Calon Gubernur Sumut ke PPP

Nikson Nababan mengatakan, dirinya mengharapkan dukungan dari PPP.

Baca Selengkapnya

Tingkatkan Ekosistem Pendidikan, Pemkab Kediri Gandeng PSPK

14 jam lalu

Tingkatkan Ekosistem Pendidikan, Pemkab Kediri Gandeng PSPK

Bupati Kediri, Hanindhito Himawan Pramana atau Mas Dhito, menggandeng Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan (PSPK) untuk mengembangkan ekosistem pendidikan di Kabupaten Kediri.

Baca Selengkapnya

PNM Peduli Serahkan Sumur Bor untuk Warga Indramayu

15 jam lalu

PNM Peduli Serahkan Sumur Bor untuk Warga Indramayu

PT Permodalan Nasional Madani (PNM) melalui aksi PNM Peduli kembali menggelar kegiatan sebagai bentuk tanggung jawan sosial dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Tegaskan Hukum Harus Adaptif Terhadap Dinamika Zaman

15 jam lalu

Bamsoet Tegaskan Hukum Harus Adaptif Terhadap Dinamika Zaman

Norma hukum yang dianggap ideal pada hari ini, bisa jadi dipandang memiliki banyak celah di masa depan, sehingga harus disesuaikan, direvisi atau bahkan diganti.

Baca Selengkapnya

Lembaga Demografi FEB UI Rilis Hasil Studi Mengenai Kontribusi Penetrasi Internet Telkomsel

16 jam lalu

Lembaga Demografi FEB UI Rilis Hasil Studi Mengenai Kontribusi Penetrasi Internet Telkomsel

Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI) meluncurkan hasil studi komprehensif bertajuk 'Kontribusi Penetrasi Internet Telkomsel Terhadap Perekonomian Indonesia'.

Baca Selengkapnya