Sederet Pembelaan soal Ganjar Pranowo Azan di TV Bukanlah Politik Identitas
Reporter
Tika Ayu
Editor
Andry Triyanto Tjitra
Senin, 11 September 2023 11:43 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Bakal calon presiden (capres) Ganjar Pranowo tampil dalam tayangan azan magrib di salah satu stasiun televisi (TV) menuai polemik. Tayangan itu diduga merupakan bentuk politik identitas. Namun, sederet pernyataan berikut ini justru menyebutkan apa yang dilakukan Ganjar bukanlah bentuk politik identitas.
Sandiaga: Kemunculan Ganjar hal yang baik
Ketua Badan Pemenangan Pemilu PPP Sandiaga Uno menilai kemunculan Ganjar di siaran azan magrib bukan hal yang perlu dipermasalahkan. Menurutnya, kemunculan itu adalah hal yang baik karena mengingatkan salat.
"Menurut saya, tentunya kembali kepada niat. Innamal a'malu binniyat. Semua kembali kepada niat. Kalau niat itu untuk yang baik, mari kita berhusnuzan," kata Sandiaga saat ditemui di Masjid At Taqwa, Jalan Jenggala, Jakarta Selatan, Ahad, 10 September 2023.
Ia pun mengatakan jika ada kandungan kampanye terselubung, maka tentu akan ditangani oleh Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).
"Silakan ada aparat yang menangani itu, Bawaslu. Misalnya memberikan masukan," katanya.
Namun, kata Sandiaga, PPP menilai video Ganjar tersebut merupakan ajakan berbuat baik. Sehingga, kata Sandiaga, tidak ada aturan yang dilanggar.
"Kami dari PPP, apalagi ini mengajak salat, ya, berazan selama ini positif tentunya dan tidak melanggar aturan, tidak melanggar dari segi koridor hukum, tentunya kami tanggapi dengan positif," ujarnya.
Adi Prayitno: Definisi politik identitas tak sederhana
Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno, juga menilai munculnya Ganjar Pranowo dalam tayangan azan di salah satu stasiun TV bukan sebagai bentuk politik identitas. Dia menilai kemunculan Ganjar seperti itu sama halnya seperti kemunculan tokoh politik dalam iklan ucapan hari-hari besar keagamaan lainnya.
"Jelas bukan politik identitas. Politik identitas tak sederhana begitu definisinya. Itu hanya tayangan orang salat. Mengajak kebaikan," kata Adi saat dihubungi, Ahad, 10 September 2023.
Adi kemudian mengatakan kemunculan elit politik di dalam video serupa adalah hal lumrah dan perkara biasa. Bukan hanya konteks azan, elite politik juga melakukan praktik tersebut saat iklan ucapan Ramadan atau perayaan hari besar.
"Banyak sekali elite negara yang tampil jelang dan saat buka puasa bilang marhaban ya Ramadan dan mengucapkan selamat berpuasa, dituding politik identitas? Padahal bukan politik identitas," kata Adi.
Selanjutnya: Hasto PDIP: Ganjar sosok yang religius
<!--more-->
Hasto PDIP: Ganjar sosok yang religius
Sebelumnya Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto menyatakan hal itu justru menunjukkan Ganjar sebagai sosok yang religius.
“Bukan (politik identitas), karena dari sisi Pak Ganjar Pranowo merupakan sosok yang religius, religiusnya tidak dibuat-buat,” kata Hasto di Jakarta, Sabtu 9 September 2023.
Ia menilai ajakan Ganjar kepada masyarakat untuk taat beribadah, merupakan hal yang positif. Untuk itu, dia meminta tampilan spiritualitas sebagai bangsa tak langsung dikaitkan dengan politik identitas.
“Kalau untuk mengajak masyarakat dengan senyum, untuk berdoa bersama untuk menjalankan salat lima waktu, itu merupakan hal yang positif. Bagi umat Kristen mengajak ke gereja, bagi umat Hindu di pura, itu merupakan sesuatu yang bagus. Karena itu jangan menampilkan identitas yang menunjukan spiritualitas sebagai bangsa, lalu kemudian dikatakan politik identitas,” ujar Hasto.
Selain itu, menurut Hasto, religiusitas juga terlihat dari keluarga Ganjar dan istrinya Siti Atiqoh yang berasal dari kalangan pesantren.
“Ganjar dan istrinya, Siti Atiqoh, menampilkan kehidupan spiritualitas yang mencerminkan sebagai manusia yang bertakwa kepada Tuhan, bukan sesuatu yang dibuat-buat. Sosok Ganjar yang rajin beribadah, baik, santun, merakyat, itu tidak dibuat-buat. Itu sesuatu yang original, keluar dari Pak Ganjar Pranowo,” kata Hasto.
Yusuf Lakaseng: Tuduhan sumir
Sementara Ketua DPP Partai Perindo Yusuf Lakaseng mengecam pernyataan beberapa pihak yang menyebutkan kalau Ganjar melakukan politisasi agama setelah muncul dalam video azan tersebut.
“Itu tuduhan sumir lawan politik saja. Di tayangan itu Ganjar terlihat netral, tidak ada unsur politik sama sekali apalagi kampanye,” ujarnya, seperti dilansir dari Tempo, Sabtu, 9 September 2023.
Menurut Yusuf, kalau Ganjar ada dalam tayangan saat azan, harus dilihat yang bersangkutan sedang apa. Dia menilai Ganjar dalam video itu terlihat mengikuti seruan azan, berwudu lalu salat.
“Menurut saya itu justru bagus, Ganjar sedang menjalankan sila pertama Pancasila,” ujar Yusuf.
TIKA AYU | TEMPO
Pilihan Editor: Gerindra Berhentikan Ketua DPC Kota Semarang, Habiburokhman: Karena Bentak Kader PDIP
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.