Polemik Yenny Wahid Vs Jansen Demokrat Kian Panas, Begini Kronologinya
Reporter
Tempo.co
Editor
Andry Triyanto Tjitra
Sabtu, 12 Agustus 2023 20:01 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Polemik antara Zannuba Ariffah Chafsoh alias Yenny Wahid dengan Wasekjen Partai Demokrat Jansen Sitindaon di media sosial Twitter, kini bernama X, kian panas saja. Teranyar, Yenny mengaku pusing membaca tanggapan Jansen, muter-muter kayak tong setan di pasar malam.
“Saya pusing Mas Jansen, baca tanggapannya. Muter-muter kayak tong setan di pasar malam,” kata Yenny dalam cuitannya seperti dilihat Tempo, Sabtu, 12 Agustus 2023. Cuitan putri Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid ini menanggapi penjelasan Jansen sebelumnya.
Kronologi polemik
Polemik antara Yenny dan Jansen ini bermula dari pernyataan Jansen yang tak sepakat Yenny menjadi calon wakil presiden (cawapres) Anies Baswedan. Menurut Jansen, Yenny merupakan bagian dari pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi saat ini.
"Mbak Yenny buat saya bagus. Bahkan lengkap sekali dengan segala atribusi yang melekat dalam diri beliau. Namun untuk posisi wapres di Koalisi Perubahan, buat saya beliau tidak pas, tidak cocok. Mungkin cocoknya di koalisi yang lain," kata Jansen dalam cuitan akun X-nya seperti dilihat Tempo, Kamis, 10 Agustus 2023.
Jansen menekankan Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP), yang dibesut partainya bersama NasDem dan PKS, mengusung perubahan dari pemerintahan saat ini. Dengan begitu, dia menghendaki figur cawapres Anies merepresentasikan hal itu.
"Karena jika koalisi ini menang, sebagaimana namanya perubahan, banyak hal yang ingin kami ubah. Dan idealnya cawapres Perubahan ini memang yang selama ini wajahnya merepresentasikan hal itu," katanya.
Jansen menduga para pendukung Anies akan bingung apabila figur cawapresnya tak sesuai dengan tagline poros koalisi. Jansen menyebut Yenny merupakan bagian dari rezim saat ini.
Selanjutnya: "Agar koalisi ini juga semakin kuat…
<!--more-->
"Agar koalisi ini juga semakin kuat posisi dan brandingnya di rakyat yang ingin perubahan. Di mana semakin hari semakin besar dan luas dukungannya. Tentu mereka akan bingung jika koalisi yang katanya mengusung perubahan malah mencalonkan tokoh yang bukan perubahan, apalagi dia tokoh 'status quo' atau bagian dari rezim ini. Baik dia bagian inti atau pinggiran rezim ini," ujarnya.
"Tentu jikapun saya misalnya jadi Pak Jokowi termasuk para pendukung rezim ini, pasti akan tidak sukalah: 'anda selama ini ikut menikmati rezim ini kok malah tiba-tiba mau mengkritiknya dan pindah ke barisan perubahan lagi," katanya.
Respons Yenny
Yenny lantas merespons pernyataan Jansen tersebut juga melalui akun X-nya. Yenny mengaku heran dengan Jansen yang langsung menolak dirinya.
"Kalau situ belum apa-apa udah menolak saya, pas bossmu butuh dukungan, saya emoh lho," kata Yenny dalam cuitannya, Kamis, 10 Agustus 2023. Cuitan Yenny ini menjawab cuitan penolakan Jansen.
Selanjutnya: Yenny juga menegaskan dirinya tidak pernah…
<!--more-->
Tak hanya itu, Yenny juga menegaskan dirinya tidak pernah menyodorkan diri menjadi cawapres Anies. Dia mengaku hanya menjawab lamaran yang datang. "Saya cuma merespons lamaran yang datang," ucapnya.
Dia juga mendukung jika pendamping Anies Baswedan di 2024 adalah Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY. "Justru saya mendukung mas AHY jadi cawapres Mas Anies," katanya.
Jansel tanggapi cuitan Yenny
Membaca respons dari Yenny, Jansen kemudian mencoba memberikan tanggapannya. "Hehe. Ampunn Mbak. Kalau soal dukung mendukung siapa --karena perdebatan ini terkait politik dan pemilu besok --ya kembali pada sikap, keyakinan dan pilihan jenengan, Mbak," cuit Jansen melalui akun X @jansen_jsp yang dikutip Sabtu, 12 Agustus 2023.
Selanjutnya: Dalam cuitan tanggapannya itu, Jansen menilai Yenny…
<!--more-->
Dalam cuitan tanggapannya itu, Jansen menilai Yenny menjadi bagian dari pemerintahan Presiden Jokowi. Untuk itu, Jansen merasa Yenny tidak membawa perubahan jika menjadi cawapres Anies.
"Idealnya menurut saya kandidatnya ya bukan bagian rezim. Biar kontras sekalian. Itulah sikap saya. Karena bagi saya itulah gunanya pemilu dan diharapkan terjadi di pemilu. Ada perbedaan jelas antarkandidat. Jika tidak, nama 'perubahan' ini diubah saja. Karena nama 'merek' itu vital, jadi panduan bagi pemilih, jadi pembeda dalam kebijakan yg akan diambil ke depan," ungkap dia.
Jansen menegaskan perbedaan pilihan dukungan merupakan hal yang wajar. Ia pun mengenang saat mendukung Prabowo Subianto pada Pilpres 2019 lalu.
"Sekarang Pak Prabowo yang saya dukung dulu sudah jadi bagian rezim dan pemerintahan. Jika koalisi perubahan ini terus lanjut dan maju sampai pendaftaran (tidak bubar di tengah jalan). Maka pilihan politik saya berikutnya tentunya bersebrangan dengan beliau termasuk dengan banyak kawan-kawan saya yang lain yang dulu satu barisan. Namun, namanya kawan ya tetap selamanya kawan, walau pilihan politik sekarang berbeda dan nanti mungkin kami akan berdebat keras tentang banyak hal di banyak tempat," ungkap Jansen.
Jansen pun menutup obrolan dengan mendoakan Yenny ikut berkontestasi di Pilpres 2024 dengan menjadi cawapres di koalisi lain.
Tanggapan Jansen inilah yang kemudian menuai balasan dari Yenny tadi. “Saya pusing Mas Jansen, baca tanggapannya. Muter-muter kayak tong setan di pasar malam,” kata Yenny.
Pilihan Editor: Sederet Manuver Projo, Benarkah Relawan Jokowi Ini Dukung Prabowo?
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.