Politikus PDIP Effendi Simbolon Condong Dukung Prabowo, Pernah Usulkan Panggil Paksa Menhan ke RDP DPR

Reporter

Tempo.co

Minggu, 9 Juli 2023 10:51 WIB

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto (tengah) berjabat tangan Ketua Umum PSBI Effendi MS Simbolon (ketiga kiri) usai membuka kegiatan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Punguan Simbolon Dohot Boruna Indonesia (PSBI) 2023 di Jakarta, Jumat 7 Juli 2023. PSBI merupakan organisasi masyarakat yang berbasis kekerabatan marga Simbolon yang dibentuk untuk melestarikan warisan nilai-nilai masyarakat adat Batak. ANTARA FOTO/Galih Pradipta

TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan bidang kehormatan partai segera memanggil Effendi Simbolon untuk menjelaskan pernyataan pribadinya yang memberi sinyal mendukung Prabowo Subianto dalam acara Rakernas Punguan Simbolon Dohot Boruna Indonesia (PSBI) 2023.

Menurut Hasto semua kader PDIP harus satu arah mendukung bakal calon presiden (bacapres) dari PDIP yaitu Ganjar Pranowo. "Seluruh kader PDI Perjuangan, setelah 21 April ketika keputusan sudah diambil oleh Ketua Umum Partai Ibu Megawati Soekarnoputri, semua harus satu arah, mendukung Pak Ganjar Pranowo," kata Hasto saat jumpa pers di Rumah Aspirasi Relawan, Jakarta, Sabtu, 9 Juli 2023.

Effendi Simbolon dalam acara rapat kerja nasional perkumpulan orang-orang Batak bermarga Simbolon (PSBI), organisasi yang dia pimpin sejak 2007 menilai Ketua Umum Partai Gerindra itu merupakan sosok yang pantas memimpin Indonesia ke depan menggantikan Joko Widodo.

“Saya pernah menyampaikan, saya melihat seyogianya yang bertarung sekarang itu ada Prabowo-Prabowo yang setara. Jadi, kelasnya itu sama. Kalau ada 3, ada 4 ya sekelas Prabowo sehingga kita memang mampu berkompetisi di dunia internasional, yang mampu merajut keharmonian dari Aceh hingga Papua,” kata Effendi Simbolon pada sela-sela acara Rakernas PSBI di Jakarta, Jumat, 7 Juli 2023.

Menurut dia Prabowo punya karakter dan kemampuan yang dapat memimpin Indonesia. “Saya secara jujur berharap Indonesia dinakhodai oleh pemimpin yang punya kehandalan, otherwise kita menjadi porak-poranda. Negara, yang tadi disampaikan Pak Prabowo, begitu besarnya aset bangsa, aset negara, aktiva negara, tetapi kita kemudian tidak mampu mengoptimalkan itu menjadi sesuatu yang bermanfaat. Tadi saya kira kita bisa membacalah, secara jujur, secara objektif, saya melihat itu ada di Pak Prabowo,” kata politikus kelahiran 1 Desember 1964 itu.

Walaupun demikian, Effendi menegaskan posisinya sebagai kader PDI Perjuangan tetap mendukung Ganjar Pranowo sebagai bakal calon presiden yang diusung oleh PDIP. “Ya saya kader partai, tetapi sekaligus saya punya tanggung jawab moral, punya tanggung jawab politik,” kata dia.

Usulkan Panggil Paksa Prabowo

Sikap melawan arus Effendy Simbolon sebenarnya tak hanya kali ini saja. Sebagai anggota Komisi I DPR, ia bahkan pernah mengusulkan agar Prabowo dipanggil paksa dalam kegiatan Rapat Dengar Pendapat Dewan Perwakilan Rakyat.Kala itu Effendi Simbolon mempertanyakan ketidakhadira Menhan Prabowo dan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi I DPR pada Senin siang, 31 Mei 2021.

Sebab, salah satu agendanya membahas strategi dan kebijakan umum pertahanan negara 2020-2024. "Kami hampir setahun tidak pernah bertemu dengan Menhan di sini. Mohon maaf, dengan segala hormat, ini adalah masalah negara yang harus dibahas," kata Effendi di kompleks DPR, Jakarta

Effendi mengkritik alasan Menhan dan Panglima TNI yang memilih rapat terbatas dengan Presiden Joko Widodo namun tidak hadir dalam rapat Komisi Pertahanan. Ia mengaku heran mengapa Menhan tidak bisa izin kepada Presiden Jokowi agar bisa hadir dalam rapat di DPR.

Menurut Effendi, Menhan sebagai pengguna anggaran (PA) seharusnya hadir dalam rapat tersebut sehingga tidak bisa diwakilkan oleh Wakil Menteri Pertahanan. "Kalau yang PA dalam hal ini Menhan, sifat rapatnya adalah raker. Namun, kalau yang diwakilkan, rapatnya bukan raker," kata Effendi.

Politikus PDI Perjuangan itu menilai kehadiran Menhan sangat penting karena Komisi I akan mengambil keputusan politik terkait dengan isu pertahanan yang akan dibahas dalam rapat tersebut. Effendi bahkan sampai mengusulkan pemanggilan paksa jika Prabowo tidak juga hadir pada rapat kerja yang telah dijadwalkan pada Rabu lusa, 2 Juni 2021.

"Apa perlu kami panggil paksa. Kami memang punya ketentuan memanggil paksa, DPR bisa panggil paksa. Kami hampir setahun tidak bertemu dengan Menhan di sini," kata dia.

Setelah pernyataan Effendy, Menhan Prabowo dan Panglima Hadi Tjahjanto akhirnya hadir dalam RDP Komisi I di hari berikutnya.


Sebut TNI Seperti Gerombolan Ormas

Effendy Simbolon juga pernah membuat ‘gaduh’ lantaran ucapannya mengenai organisasi TNI seperti gerombolan organisasi kemasyarakatan (ormas). Setelah pernyataannya tersebut direspon keras oleh KSAD Jenderal Dudung Abdurachman dan jajaran prajurit, Effendy mengaku langsung mengirim pesan permohonan maaf ke Panglima TNI Andika Perkasa.

Menurut Effendi, Andika langsung merespon permintaan maaf itu dan menyatakan tak ada masalah. "Panglima menyampaikan tidak jadi masalah. Jadi clear, silakan teman-teman menanyakan langsung, lebih elok kalau yang bersangkutan menyampaikannya," ujar Effendi di Gedung DPR RI, Jakarta Pusat, Rabu, 14 September 2022.

Effendi mengatakan, dirinya juga mengirim pesan yang sama ke KSAD Dudung namun tidak ditanggapi oleh Dudung. Ia berencana menemui langsung Dudung untuk meminta maaf.

"Pak Dudung belum direspons, saya sudah minta waktu saya akan hadir sendiri, saya bertanggungjawab apa yang saya sampaikan saya bertanggungjawab apa yang menjadi sikap, apa yang saya sampaikan," kata Effendi.

Advertising
Advertising

Sebelumnya dalam RDP Komisi I dengan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa, Effendi Simbolon mempertanyakan ketidakhadiran KSAD di rapat tersebut. Effendi kemudian mengatakan bahwa ada disharmoni hubungan antara Andika dengan Dudung. Dia bahkan mengatakan sikap TNI melebihi ormas. "Jadi tidak ada kepatuhan," kata Effendi.

JULNIS FIRMANSYAH | IMA DINI SHAFIRA| ANTARA

Pilihan Editor: Prabowo Subianto Curhat 2 Kali Kalah Pilpres: Apa Mau Kita Dongkol Terus?




Berita terkait

Kata Pakar Soal Sri Mulyani Masuk Bursa Bakal Calon dari PDIP di Pilkada Jakarta

6 jam lalu

Kata Pakar Soal Sri Mulyani Masuk Bursa Bakal Calon dari PDIP di Pilkada Jakarta

Pakar menyayangkan apabila Sri Mulyani harus turun untuk mengurus pemerintahan daerah kalau maju di Pilkada Jakarta.

Baca Selengkapnya

Sindiran Sukarno Bukan Milik Satu Partai Bisa jadi Batu Sandungan Pertemuan Prabowo dan Megawati

8 jam lalu

Sindiran Sukarno Bukan Milik Satu Partai Bisa jadi Batu Sandungan Pertemuan Prabowo dan Megawati

Pernyataan Prabowo bisa menjadi hambatan psikologi politik yang serius di kemudian hari, untuk menjalin hubungan dengan Megawati.

Baca Selengkapnya

Wacana Pembentukan Kementerian Baru Prabowo, Pengamat: Jika Kabinet Gemuk, Anggaran akan Gemoy

9 jam lalu

Wacana Pembentukan Kementerian Baru Prabowo, Pengamat: Jika Kabinet Gemuk, Anggaran akan Gemoy

Wacana pembentukan kementerian baru di pemerintahan Prabowo-Gibran menuai kritik karena dianggap boros anggaran.

Baca Selengkapnya

Prabowo Sesumbar Sejahterakan Indonesia dalam 4 Tahun, Ini Catatan Janjinya Saat Kampanye Pilpres 2024

10 jam lalu

Prabowo Sesumbar Sejahterakan Indonesia dalam 4 Tahun, Ini Catatan Janjinya Saat Kampanye Pilpres 2024

Prabowo mengatakan dirinya hanya butuh 3-4 tahun untuk menyejahterakan Indonesia. Ini janji Prabowo-Gibran saat kampanye pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Kata Pengamat soal Prabowo Sebut Ada Partai Klaim Miliki Bung Karno

10 jam lalu

Kata Pengamat soal Prabowo Sebut Ada Partai Klaim Miliki Bung Karno

Pengamat Politik Ujang Komarudin tidak melihat pernyataan Prabowo terkait Bung Karno milik satu partai sebagai sindiran terhadap PDIP.

Baca Selengkapnya

Ketum Golkar soal Jatah Kursi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran: Tunggu Tanggal Mainnya

10 jam lalu

Ketum Golkar soal Jatah Kursi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran: Tunggu Tanggal Mainnya

Airlangga Hartarto meminta semua pihak menunggu proses pembentukkan kabinet Prabowo.

Baca Selengkapnya

Prabowo Ingatkan agar Pemerintahannya Tak Diganggu, PKS dan PPP Bilang Begini

10 jam lalu

Prabowo Ingatkan agar Pemerintahannya Tak Diganggu, PKS dan PPP Bilang Begini

PPP menyinggung pengalaman Prabowo di luar pemerintahan sebagai oposisi selama 10 tahun.

Baca Selengkapnya

PKS Soal Rencana Penambahan Kementerian: Jangan Sampai Uang Habis untuk Gaji Karyawan

12 jam lalu

PKS Soal Rencana Penambahan Kementerian: Jangan Sampai Uang Habis untuk Gaji Karyawan

Respons PKS soal rencana Presiden terpilih Prabowo Subianto yang ingin menambah jumlah kementerian.

Baca Selengkapnya

PPP Tak Sepakat Pernyataan Prabowo Minta Pihak yang Ogah Kerja Sama Jangan Ganggu

12 jam lalu

PPP Tak Sepakat Pernyataan Prabowo Minta Pihak yang Ogah Kerja Sama Jangan Ganggu

Respons PPP soal pernyataan presiden terpilih Prabowo Subianto yang meminta pihak yang tak mau kerjasama agar tidak menganggu pemerintahan mendatang.

Baca Selengkapnya

Respons Senada PKS dan Ganjar soal Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu

12 jam lalu

Respons Senada PKS dan Ganjar soal Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu

Politikus PKS Mardani Ali Sera mengingatkan Prabowo mengenai fungsi kontrol yang harus tetap dilakukan dalam pemerintahannya.

Baca Selengkapnya