Pemuda Tewas Setelah DItangkap Polresta Banyumas, Keluarga Buat Aduan ke Polda Jawa Tengah

Editor

Febriyan

Jumat, 7 Juli 2023 20:57 WIB

Ilustrasi Penyiksaan Oleh Polisi

TEMPO.CO, Semarang - Keluarga Oki Kristodiawan, pemuda yang tewas setelah ditangkap Polresta Banyumas, membuat aduan ke Polda Jawa Tengah pada hari ini, Jumat, 7 Juli 2023. Dalam aduannya, pihak keluarga menduga Oki mendapatkan penyiksaan selama berada di tahanan.

Keluarga Oki melaporkan masalah ini dengan didampingi Lembaga Bantuan Hukum Yogyakarta. Pihak keluarga Oki menuntut kejelasan penyebab kematian pemuda berusia 26 tahun tersebut. Selain itu, mereka juga melaporkan anggota polisi yang terlibat dalam penangkapan hingga pengawasan Oki selama berada di tahanan.

"Kami melaporkan orang yang terlibat penangkapan, penahanan, pemeriksaan, dan dari pengawas di tahanan. Sekitar sepuluh orang," ujar Puteri Titian, pengacara dari LBH Yogyakarta yang mendampingi keluarga Oki.

Dalam laporannya, keluarga Oki menyatakan telah terjadi dugaan tindak pidana penyiksaan dan pembunuhan dalam proses penangkapan dan penahanan Oki. LBH Yogyakarta pun menilai hal ini merupakan sebagai pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM).

Kronologi penangkapan hingga kematian Oki

Laporan tersebut juga menceritakan kronolgi penangkapan hingga kematian Oki menurut versi keluarga. Oki ditangkap oleh sekitar enam orang polisi berpakaian sipil pada 17 Mei 2023. Keluarga menyatakan polisi tak memberitahukan apa sangkaan terhadap Oki atau pun menyerahkan surat perintah penangkapan saat itu.

Advertising
Advertising

Keluarga baru menerima surat penangkapan Oki pada 20 Mei 2023 malam sekitar pukul 19.30 WIB. Surat itu diserahkan oleh dua orang polisi yang datang ke kediaman keluarga Oki.

Selain surat penangkapan, polisi tersebut juga menyerahkan Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP) tertanggal 17 Mei 2023. Dalam SPDP yang ditandatangani oleh Kapolresta Banyumas, Kompol Agus Supriadi itu, Oki ditetapkan sebagai tersangka kasus pencurian dengan pemberatan.

Menurut keterangan tersebut, dua orang polisi itu juga memberitahukan kepada keluarga untuk tidak menjenguk Oki hingga 20 hari kedepan.

Keluarga pun mengikuti saja arahan dari kedua polisi itu hingga akhirnya kabar tak mengenakkan datang pada 2 Juni 2023 sekitar pukul 10.00 WIB. Seorang anggota polisi beserta jajaran pengurus desa menyambangi kediaman di Desa Purwosari RT 01 RW 02, Kecamatan Baturaden dengan kabar bahwa Oki tengah kritis dan dirawat di RSUD Margono Soekarjo Banyumas karena penyakit ginjal dan liver.

Bersama polisi tersebut, pihak keluarga pun meluncur ke rumah sakit tersebut. Kejanggalan mulai tercium setelah polisi itu mengubah keterangannya dalam perjalanan. Dia menyatakan Oki sebenarnya telah tewas pada pagi hari.

Sesampainya di RSUD Margono Soekarjo, keluarga langsung diarahkan menuju ruang jenazah dan diminta untuk membuat pernyataan. Ayah Oki, Jakam, akhirnya membuat dan menandatangani pernyataan yang isinya bahwa pihak keluarga tidak akan menuntut kepolisian dan tidak akan mempermasalahkan kematian itu lebih lanjut.

Selanjutnya, tak diperbolehkan melihat dan memandikan jenazah serta penjelasan dokter

<!--more-->

Selama berada di RSUD Margono Soekarjo, pihak keluarga mengaku tak diperbolehkan untuk melihat, mengafankan hingga menyalatkan jenazah Oki. Alasan jajaran Polresta Banyumas saat itu adalah karena jenazah Oki sudah dimandikan hingga dishalatkan oleh pihak rumah sakit.

Heran dengan penyebab kematian Oki, pihak keluarga pun meminta untuk bertemu dengan dokter yang menanganinya. Kepada pihak keluarga, dokter tersebut lantas menyatakan bahwa Oki meninggal karena mengonsumsi minuman keras dan obat-obatan dengan menunjukkan rekam medis.

Sempat terjadi perdebatan antara pihak keluarga dan dokter tersebut. Perdebatan itu berakhir setelah keluarga Oki meminta agar jenazah diantarkan ke rumah duka.

Dikawal belasan polisi hingga penemuan bekas luka-luka

Jenazah Oki tiba di rumah duka pada siang itu dengan dikawal belasan polisi dari Polresta Banyumas. Keluarga pun langsung memasukkan jenazah ke dalam dan mengunci rumah.

Keluarga syok ketika mereka membuka kain kafan dan mendapati tubuh Oki penuh dengan bekas luka. Mereka kemudian mendokumentasikan bekas luka tersebut.

"Saya dan keluarga histeris dan terkejut saat melihat kondisi jenazah penuh luka," tutur Purwoko, sepupu Oki yang ikut melihat kondisi jenazah.

"Setelah dimiringkan keluarga lebih histeris. Banyak luka di punggung, paha kiri, pergelangan kaki, kepala seperti memar. Luka bekas sabetan," kata dia.

Berdasarkan keterangan dalam laporan LBH Yogyakarta, keluarga mengaku sempat mendapatkan intimidasi saat mereka membuka kain kafan itu. Sejumlah anggota polisi yang mengantarkan Oki disebut menggedor-gedor pintu memerintahkan agar jenazah segera dimakamkan. Mereka pun akhirnya memakamkan jenazah Oki.

Selanjunya, Polresta Banyumas ubah pernyataan penyebab kematian Oki

<!--more-->

Pihak keluarga merasa kematian Oki ini janggal. Pasalnya, saat dibawa oleh polisi, pemuda yang sehari-hari bekerja sebagai buruh kasar itu dalam kondisi sehat wal afiat. Bahkan proses penangkapan Oki disebut sempat didokumentasikan oleh sebuah stasiun televisi swasta NetTV dan sudah ditayangkan dalam program Jatanras.

Dalam rekaman video acara itu, awalnya Oki terlihat dalam kondisi sehat saat dibawa dari kediamannya. Akan tetapi terdapat juga video yang memperlihatkan kondisi Oki sudah berada dalam mobil dan terlihat bekas luka di bagian pundak kanannya. Kini video tersebut telah dihapus.

Merasa ada kejanggalan dalam kematian Oki, pihak keluarga pun sempat membuat laporan ke Polresta Banyumas pada 5 Juni. Di sana, mereka ditemui oleh Kapolresta Banyumas, Kompol Agus Supriadi, yang kemudian mengubah penyebab kematian Oki.

Menurut Agus, Oki meninggal karena pengeroyokan oleh tahanan lainnya. Kepada pihak keluarga Oki, Agus disebut sempat menyatakan telah menetapkan tersangka dalam kasus ini.

Otopsi ulang jenazah Oki dan keterangan dari RSUD Margono Soekarjo

Atas desakan keluarga, jenazah Oki pun diotopsi kembali pada 8 Juni 2023 atau enam hari setelah dimakamkan. Otopsi itu, menurut laporan LBH Yogyakarta, dilakukan oleh dokter forensik Kombes Dr. dr Sumy Hastry Purwanty, DFM, Sp.F dan tim.

Keluarga sempat menyatakan dipertemukan dengan dokter forensik yang memeriksa jenazah Oki. Saat itu, dokter menyatakan menemukan temuan luka sayatan, benturan benda tumpul dan benda tajam yang mengakibatkan kerusakan organ dalam.

Selain itu, dokter tersebut juga menyatakan ada kerusakan dalam otak Oki karena benturan. Ada juga kerusakan liver karena kekurangan cairan elektrolit dan gagal ginjal akibat jaringan otot stress karena benturan. Akan tetapi pihak keluarga mengaku belum menerima laporan otopsi itu secara resmi hingga hari ini.

Pada tanggal 12 Juni 2023, pihak keluarga pun menerima bukti rekam medis Oki dari RSUD
Margono Soekarjo. Dalam rekam medis itu, Oki disebut masuk ke rumah sakit pada 18 Mei 2023 atau hanya sehari setelah dia ditangkap. Oki disebut masuk dalam kondisi Cedera Otak Sedang.

Berdasarkan pemeriksaan dokter pada keesokan harinya, pukul 04.47 WIB tanggal 19 Mei 2023, Oki disebut dalam kondisi koma. Kurang dari empat jam berselang Oki pun dinyatakan tewas.

"Korban diduga sudah meninggal sejak tanggal 19 Mei 2023 dan baru diberitahukan kepada keluarga pada tanggal 2 Juni 2023 (rentang waktu 15 hari)," tulis laporan LBH Yogyakarta tersebut.

Polda Jawa Tengah dan Polresta Banyumas belum menanggapi masalah ini. Tempo telah melayangkan permintaan konfirmasi kepada Kabid Humas Polda Jateng dan Kasatreskrim Polresta Banyumas namun belum mendapatkan jawaban hingga berita ini ditayangkan.

Berita terkait

Polda Metro Jaya Tembak Mati 1 Pelaku Begal terhadap Calon Siswa Bintara Polri

6 jam lalu

Polda Metro Jaya Tembak Mati 1 Pelaku Begal terhadap Calon Siswa Bintara Polri

5 orang mencoba begal calon siswa bintara Polri di Kebun Jeruk, Jakarta Barat. Para begal itu asal Pandeglang, Banten.

Baca Selengkapnya

Tim Jatanras Polda Metro Tindak Tegas Satu Begal Terhadap Calon Siswa Bintara Polri, Ditembak Hingga Mati

10 jam lalu

Tim Jatanras Polda Metro Tindak Tegas Satu Begal Terhadap Calon Siswa Bintara Polri, Ditembak Hingga Mati

Tim Jatanras Polda Metro Jaya mengambil tindakan tegas terhadap satu begal yang melawan saat hendak ditangkap.

Baca Selengkapnya

Bara Reformasi Terus Dihidupkan: Aksi Kamisan Demi Keadilan Mereka Korban Penculikan

1 hari lalu

Bara Reformasi Terus Dihidupkan: Aksi Kamisan Demi Keadilan Mereka Korban Penculikan

Bulan Mei dikenang sebagai penanda lahirnya Reformasi. Namun, bagi sebagian masyarakat, bulan ini dikenang dengan duka mendalam dari kasus penculikan.

Baca Selengkapnya

26 Tahun Tragedi Trisakti, Bagaimana Perkembangan Pengusutan Pelanggaran HAM Berat Ini?

2 hari lalu

26 Tahun Tragedi Trisakti, Bagaimana Perkembangan Pengusutan Pelanggaran HAM Berat Ini?

Genap 26 tahun Tragedi Trisakti, bagaimana perkembangan pengusutan pelanggaran HAM berat ini? KontraS sebut justru kemunduran di era Jokowi

Baca Selengkapnya

Menolak Lupa Tragedi Trisakti 1998, Mereka Tewas Ditembak di Dalam Kampus

2 hari lalu

Menolak Lupa Tragedi Trisakti 1998, Mereka Tewas Ditembak di Dalam Kampus

Tragedi Trisakti pada 12 Mei 1998 merupakan peristiwa berdarah menjelang reformasi. Empat mahasiswa Trisakti tewas ditembak di dalam kampus.

Baca Selengkapnya

Kerusuhan 13 Mei 1969 Terjadi di Malaysia dan Penjarahan 13 Mei 1998 di Indonesia Jadi Kenangan Kelam

3 hari lalu

Kerusuhan 13 Mei 1969 Terjadi di Malaysia dan Penjarahan 13 Mei 1998 di Indonesia Jadi Kenangan Kelam

Indonesia dan Malaysia punya kenangan kelam pada kerusuhan dan penjarahan pada 13 Mei, pada 1969 dan 1998. Berikut kejadiannya.

Baca Selengkapnya

Televisi Belgia Boikot Kontestan Israel di Eurovision

5 hari lalu

Televisi Belgia Boikot Kontestan Israel di Eurovision

Stasiun televisi Belgia VRT menghentikan siaran kontes lagu Eurovision untuk mengutuk pelanggaran hak asasi manusia oleh Israel di Gaza

Baca Selengkapnya

Whistleblower Israel Ungkap Penyiksaan Tahanan Palestina dari Gaza di Penjara Negev

6 hari lalu

Whistleblower Israel Ungkap Penyiksaan Tahanan Palestina dari Gaza di Penjara Negev

Para pengungkap fakta atau whistleblower Israel mengungkapkan kondisi tahanan Palestina di sebuah pangkalan militer yang digunakan sebagai penjara

Baca Selengkapnya

31 Tahun Lalu Marsinah Ditemukan Meninggal, Salah Satu Pelanggaran HAM Berat yang Belum Tuntas

8 hari lalu

31 Tahun Lalu Marsinah Ditemukan Meninggal, Salah Satu Pelanggaran HAM Berat yang Belum Tuntas

Marsinah, buruh perempuan yang ditemukan meninggal karena siksaan. Siapa pelaku yang membunuhnya dengan luka tembak?

Baca Selengkapnya

Bertemu Pemerintah Belanda, JATAM Kaltim Beberkan Dugaan Pelanggaran HAM di IKN

10 hari lalu

Bertemu Pemerintah Belanda, JATAM Kaltim Beberkan Dugaan Pelanggaran HAM di IKN

JATAM Kaltim berharap negara lain tak menanam modal di IKN lantaran menilai pembangunan IKN telah banyak melanggar HAM.

Baca Selengkapnya