Fakta-Fakta Pegasus, Spyware Canggih yang Disebut Masuk Indonesia

Editor

Amirullah

Selasa, 20 Juni 2023 04:17 WIB

Ilustrasi Hacker atau Peretas. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration

TEMPO.CO, Jakarta - Kolaborasi jurnalis investigasi global, Organized Crime and Corruption Reporting Project, serta Forbidden Stories mengungkap penyimpangan penggunaan spyware Pegasus. Alat sadar besutan perusahaan asal Israel, NSO Group Technologies itu disebut digunakan untuk memata-matai aktivis, jurnalis, dan politikus di berbagai belahan dunia.

Spyware Pegasus adalah aplikasi seluler yang dirancang untuk menyusup ke perangkat iOS, Android, Blackberry, Windows, hingga Symbian untuk diam-diam mengumpulkan informasi meski tanpa klik sekalipun. Pegasus memiliki kemampuan pengumpulan data yang luas. Membaca teks dan email, memantau penggunaan aplikasi, melacak lokasi, serta mengakses mikrofon dan kamera dari sebuah gadget.

Berikut informasi menarik mengenai spyware Pegasus:

1. Ditengarai masuk ke Indonesia

Konsorsium IndonesiaLeaks, di antaranya beranggotakan Tempo, bersama jaringan jurnalisme global Forbidden Stories serta Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP) menemukan indikasi operasi spyware Pegasus di Indonesia. Empat praktisi teknologi informasi intelijen memastikan Pegasus beroperasi di Indonesia sejak 2018.

Advertising
Advertising

Selain Polri, mereka yakin Badan Intelijen Negara (BIN) pernah menggunakan Pegasus. Salah seorang di antaranya bahkan mengaku pernah dimintai bantuan untuk mengoperasikan perangkat tersebut.

Selain di Indonesia, Meksiko, dan Amerika Serikat, keberadaan Pegasus juga terdeteksi di berbagai belahan dunia seperti Ghana, Thailand, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Kazakhstan, Bahrain, India, Maroko, Rwanda, serta Azerbaijan.

2. Tanggapan Polri dan BIN

Kepala Divisi Teknologi, Informasi, dan Komunikasi Polri Inspektur Jenderal Slamet Uliandi membantah bahwa lembaganya pernah membeli dan menggunakan Pegasus. Namun, ia mengakui lembaganya pernah menggunakan alat sadap bermetode zero-click.

Sementara itu, IndonesiaLeaks menyurati BIN untuk menanggapi dugaan tersebut. Tapi, hingga Sabtu, 10 Juni lalu, surat permohonan wawancara tersebut tak kunjung direspons.

3. Pengamat siber angkat tangan

Spyware Pegasus boleh dibilang ditakuti karena kemampuan bekerja terhadap perangkat target bagaikan hantu yang tidak terdeteksi. Kemampuan itu diamini praktisi dan pengamat keamanan siber dari Vaksincom, Alfons Tanujaya.

Dia mengaku tidak mengetahui jejak Pegasus di Indonesia seperti yang diindikasikan oleh konsorsium. “Tapi, memang, kalau bisa terdeteksi artinya itu tools nggak bagus,” kata Alfons lewat aplikasi perpesanan WhatsApp, pada Kamis, 15 Juni 2023.

Alfons mengungkap kemampuan Pegasus yang bisa menembus pengamanan perangkat termasuk iPhone yang terkenal konservatif dan aman. Alfons menduga perusahaan pembuat memiliki tim yang sangat ahli dan aktif melakukan pencarian zero day vulnerability untuk dieksploitasi.

4. Puluhan ribu nomor telepon jadi terget

Hasil uji forensik CitizenLab, komunitas platform daring yang berbasis di Toronto, Kanada, dan Amnesty International, setidaknya ada 50 ribu nomor telepon yang sudah menjadi target penyadapan Pegasus. Mereka mendeteksi ada 37 telepon seluler milik aktivis hak asasi manusia, pengusaha, dan jurnalis yang disusupi Pegasus.

5. Kemampuan spyware Pegasus

Spyware pegasus memiliki beberapa kemampuan. Alat sadap ini masuk ke perangkat elektronik berbasis Internet milik target tanpa terdeteksi. Setelah masuk, malware Pegasus akan menguasai perangkat dan semua akun media sosial target. Menyedot semua data perangkat dan akun media sosial target, lalu mengaktivasi kamera dan mikrofon serta GPS target.

Adapun keunggulannya yakni masuk lewat berbagai pintu target tanpa diketahui dan sulit sekali dideteksi jejaknya. Sedangkan data yang disedot yakni rekaman mikrofon, e-mail, short message service, pelacakan lokasi, detail jaringan, pengaturan perangkat, riwayat di mesin pencarian, detail kontak di telepon seluler, akun media sosial, riwayat panggilan telepon, rekaman kalender, pengambilan dokumen, serta foto dan screenshot.

MOH KHORY ALFARIZI | SYAHDI MUHARRAM | RIO ARI SENO

Pilihan Editor: SBY dan Megawati Sama-sama Titip Pesan sebelum Pertemuan AHY-Puan Maharani

Berita terkait

Ketua KIP: BIN Tak Perlu Keterbukaan Informasi Publik

1 hari lalu

Ketua KIP: BIN Tak Perlu Keterbukaan Informasi Publik

Badan Intelijen Negara atau BIN tak perlu melakukan keterbukaan informasi publik. Alasannya, BIN merupakan lembaga intelijen.

Baca Selengkapnya

Ibu Kota Nusantara, Wajah Baru Indonesia Menyongsong Era Global

6 hari lalu

Ibu Kota Nusantara, Wajah Baru Indonesia Menyongsong Era Global

Pembangunan tahap pertama IKN Nusantara mencapai 80,82 persen. Klaster pendidikan untuk mendukung kebutuhan pertumbuhan dan inovasi dalam klaster ekonomi di masa depan.

Baca Selengkapnya

Polri dan BSSN Diduga Impor Alat Sadap atau Spyware dari Israel, SAFENet Minta Transparansi

8 hari lalu

Polri dan BSSN Diduga Impor Alat Sadap atau Spyware dari Israel, SAFENet Minta Transparansi

SAFENet mengingatkan Polri dan BSSN untuk transparan dalam dugaan impor alat sadap atau spyware dari sejumlah perusahaan Israel.

Baca Selengkapnya

World Water Forum, BIN dan PLN Pastikan Pasokan Listrik di Bali Aman

8 hari lalu

World Water Forum, BIN dan PLN Pastikan Pasokan Listrik di Bali Aman

World Water Forum (WWF) akan digelar di Bali. BIN dan PLN memastikan pasokan listrik aman.

Baca Selengkapnya

BIN Ungkap Kemungkinan Sistem Keamanan IKN Pakai Kecerdasan Buatan

10 hari lalu

BIN Ungkap Kemungkinan Sistem Keamanan IKN Pakai Kecerdasan Buatan

BIN menyatakan siap membantu Otorita IKN untuk memperkuat sistem pertahanan dan keamanan di IKN Nusantara.

Baca Selengkapnya

Amnesty International Ungkap Polri Impor Alat Sadap, Ini Kata Pakar Kepolisian Soal SOP Penyadapan

10 hari lalu

Amnesty International Ungkap Polri Impor Alat Sadap, Ini Kata Pakar Kepolisian Soal SOP Penyadapan

Amnesty International Security Lab mengungkap adanya pengadaan alat penyadapan melalui Singapura sepanjang 2019 hingga 2021.

Baca Selengkapnya

Mabes Polri Diduga Impor Belasan Alat Sadap, Pengamat Sebut Pengadaannya Harus Transparan

11 hari lalu

Mabes Polri Diduga Impor Belasan Alat Sadap, Pengamat Sebut Pengadaannya Harus Transparan

Pengamat kepolian mengatakan alat sadap tidak termasuk teknologi alutsista sehingga pengadaanya harus transparan dan terbuka ke publik.

Baca Selengkapnya

Penggunaan Alat Sadap oleh Lembaga Negara Berpotensi Melanggar Hak Asasi Manusia

11 hari lalu

Penggunaan Alat Sadap oleh Lembaga Negara Berpotensi Melanggar Hak Asasi Manusia

Penggunaan alat sadap oleh sejumlah lembaga negara antara lain Polri, Kejaksaan Agung, KPK, berpotensi melanggar HAM.

Baca Selengkapnya

Cara Kerja IMSI Catcher, Alat Sadap yang Diduga Diimpor oleh Mabes Polri dari Singapura

12 hari lalu

Cara Kerja IMSI Catcher, Alat Sadap yang Diduga Diimpor oleh Mabes Polri dari Singapura

Alat sadap IMSI Catcher berfungsi mengetahui lokasi seseorang lewat telepon seluler dengan cara intersepsi, metode yang lazim digunakan intelijen.

Baca Selengkapnya

Amnesty International Ungkap Polri Impor Belasan Alat Sadap, CEO Polus Tech Swiss Buka Suara

12 hari lalu

Amnesty International Ungkap Polri Impor Belasan Alat Sadap, CEO Polus Tech Swiss Buka Suara

Dokumen Amnesty International Security Lab mencatat kantor Staf Logistik Polri memsan 19 alat sadap. CEO Polus Tech Swiss bicara soal produk mereka.

Baca Selengkapnya