Trah Sukarno di PDIP dari Megawati, Puan Maharani, Prananda Prabowo hingga Puti Guntur Soekarno
Reporter
Hendrik Khoirul Muhid
Editor
S. Dian Andryanto
Rabu, 14 Juni 2023 07:51 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP hadir setelah runtuhnya Orde Baru pada 1998. Sebelumnya partai ini dibentuk dari hasil penggabungan sejumlah partai pada 1973. Termasuk partai buatan Sukarno aau Bung Karno, Partai Nasional Indonesia atau PNI.
Darah PNI di PDIP mengalir deras. Trah Sukarno menjadi bagian penting yang menghidupi partai berlambang kepala banteng bermoncong putih ini. Mulai dari Megawati Soekarnoputri, Puan Maharani, Prananda Prabowo, Guruh Soekarnoputra, hingga Puti Guntur Soekarno.
1. Megawati Soekarnoputri
Megawati Soekarnoputri bergabung dengan PDI, kini PDIP, pada 1987 dan mencalonkan diri sebagai Dewan Perwakilan Rakyat. Untuk mendongkrak citra sebagai “partainya Soekarno”, PDI menerima putri dari Bung Karno dengan Fatmawati ini. Terbukti, berkat sosok Megawati, PDI menjadi populer. Bahkan, meski PDI kalah telah dalam Pemilu, Megawati tetap naik jadi DPR.
Sempat terjadi seteru di dalam partai. Pemerintah menyusupkan pion untuk merecoki urusan internal PDI. Untuk meredam pertikaian, dilakukanlah Kongres Nasional pada 1993. Secara mengejutkan Megawati terpilih menjadi Ketua Umum dalam kongres tersebut.
Namun pemerintah masih berupaya ikut campur. Hingga akhirnya Megawati sempat dijegal pada 1996. Keterlibatan Megawati di politik pun dibatasi. Setelah Orde Baru jatuh, Megawati bangkit. PDI dirombaknya menjadi PDIP dan memantapkan diri sebagai Ketua Umum. Hingga kini, jabatan Ketua Umum PDIP masih dipegang sosok Megawati.
2. Puan Maharani
Puan Maharani adalah putri Megawati Soekarnoputri dengan Taufiq Kiemas. Dia mulai terlibat di PDIP sejak 1998 setelah kejatuhan pemerintah Soeharto. Selama tiga tahun kepresidenan Megawati, Puan acap menemani ibunya dalam kunjungan dinas dalam dan luar negeri. Pada 2008, Megawati mengumumkan Puan sebagai penggantinya. Setelah itu, Puan mencalonkan diri di Pemilu 2009 di dapil Jawa Tengah. Dia memenangkan 242.504 suara, tertinggi kedua calon anggota parlemen.
Puan lalu menjabat sebagai Ketua Fraksi PDI-P sejak 2012, menggantikan Tjahjo Kumolo yang kemudian menjadi Menteri Dalam Negeri. Ia ditugaskan di komisi VI DPR, meliputi investasi dan UKM. Selama periode ini, dia menentang kebijakan kenaikan harga bahan bakar pada tahun 2013. Dia juga sempat diajukan sebagai calon presiden PDIP pada Pilpres 2014.
Namun pencalonannya itu gagal karena PDIP memutuskan Joko Widodo atau Jokowi yang maju. Saat Jokowi menjabat, Puan dipercaya menjadi Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia ke-16 masa jabatan 27 Oktober 2014 – 1 Oktober 2019. Saat ini Puan menjabat sebagai Ketua DPR RI periode 2019 hingga 2024.
3. Prananda Prabowo
Prananda Prabowo merupakan putra kedua Megawati dengan Letnan Satu Penerbang Surindro Supjarso. Ayahnya meninggal dalam tugas membuatnya yatim sejak usia 7 tahun. Megawati kemudian menikah dengan Kiemas. Dia merupakan kakak tiri Puan Maharani.
Pemilik nama lengkap Muhammad Prananda Prabowo Sura Megendra Karna Djaja ini menjabat sebagai Ketua DPP PDIP Bidang Ekonomi Kreatif periode 2019–2024. Sebelumnya, dia berkedudukan sebagai Kepala Ruang Pengendali dan Analisis Situasi di PDIP.
Mas Nanan, sapaannya, dikenal sebagai peminat teknologi komunikasi dan informasi serta ideolog. Dia pertama kali muncul saat Megawati mengajaknya dalam konferensi pers bersama sang adik, Puan Maharani, menjelang pembukaan Kongres III PDIP 2010 di Bali. Prananda dianggap sebagai sosok penerus Bung Karno, kakeknya.
Selanjutnya: Ada Guruh Soekarnoputra dan Puti Guntir Soekarno