Cerita Warga Yogya Terimbas Gempa, Berhamburan ke Jalan di Tengah Malam
Reporter
Tempo.co
Editor
Andry Triyanto Tjitra
Kamis, 8 Juni 2023 11:14 WIB
TEMPO.CO, Yogyakarta - Gempa bumi berkekuatan 6.0 Skala Richter yang terjadi sekitar pukul 00:04:55 WIB pada Kamis, 8 Juni 2023. Gempa yang berpusat 117 kilometer Barat Daya Pacitan, Jawa Timur, atau sekitar 154 kilometer itu terasa cukup lama getarannya di Kota Yogyakarta.
Warga Yogya pun turut panik. Mereka berhamburan ke jalan di tengah malam. Seorang pekerja bangunan di area Wirobrajan Kota Yogyakarta, Zaki, 33 tahun, menceritakan pengalamannya.
"Ini benar-benar lama gempanya, dan sangat terasa, sekitar 30 detik lebih mungkin," kata Zaki, seperti dikutip Tempo, Kamis, 8 Juni 2023.
Mereka yang sebagian besar sudah terlelap, kata Zaki, tampak berlarian keluar rumah dalam kondisi sempoyongan karena telah tertidur.
Hal serupa diungkap Purnomo, 39 tahun, warga Godean Kabupaten Sleman. "Terasa lama sekali tadi gempanya. Dari lantai dua (rumah) sangat terasa getarannya, dinding, pintu, jendela seperti goyang semua," kata ayah dua anak itu.
9 kali gempa bumi susulan
Menurut Kepala Pusat BMKG Daryono, hasil monitoring menunjukkan telah terjadi sembilan kali aktivitas gempa bumi susulan.
“Hingga pukul 00.47 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan telah terjadi sembilan kali aktivitas gempa bumi susulan dengan magnitudo terbesar M4,1,” katanya melalui pesan singkat, Kamis dini hari, 8 Juni 2023.
Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M5,8.
Selanjutnya: Episenter gempa bumi terletak pada…
<!--more-->
Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 9,15 derajat LS ; 110,64 derajat BT atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 128 km arah Selatan Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta pada kedalaman 46 km.
Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia.
Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault).
Gempa bumi dirasakan di Kota Daerah Istimewa Yogyakarta dengan skala intensitas V MMI, yaitu getaran dirasakan oleh hampir semua penduduk, orang banyak terbangun, gerabah pecah, barang-barang terpelanting, tiang-tiang dan barang besar tampak bergoyang, bandul lonceng dapat berhenti.
Sementara itu, di daerah Ponorogo skalanya mencapai IV MMI. Yakni gempa dirasakan orang banyak dalam rumah, di luar oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela/pintu berderik dan dinding berbunyi.
Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut. Hasil pemodelan gempa tersebut menunjukkan bahwa tidak berpotensi Tsunami.
MUTIA YUANTISYA | PRIBADI WICAKSONO
Pilihan Editor: Empat Rumah Rusak dan Jalan Tertutup Longsor di Cianjur Usai Gempa Magnitudo 5,1
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.