Mungkinkah Nasaruddin Umar Jadi Bacawapres Ganjar Pranowo? Ini Profil Imam Masjid Istiqlal

Kamis, 18 Mei 2023 11:02 WIB

Presiden Joko Widodo menyerahkan sapi kurban miliknya secara simbolik pada Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar usai menjalankan salat Idul Adha 1443 H di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Minggu, 10 Juli 2022. Sapi jenis Simental ini memiliki bobot 1 ton. TEMPO/ Febri Angga Palguna

TEMPO.CO, Jakarta - Imam Besar Masjid Istiqlal, Nasaruddin Umar, memberikan tanggapannya mengenai laporan yang menyebutkan bahwa ia dianggap sebagai calon potensial untuk menjadi calon Wakil Presiden mendampingi Ganjar Pranowo dalam Pemilihan Presiden 2024 mendatang. Dalam pernyataannya, Nasaruddin Umar mengungkapkan bahwa ia tidak pernah membayangkan dirinya menjadi bakal calon wakil presiden atau bacawapres dalam konteks pemilihan tersebut.

Nasaruddin Umar menegaskan bahwa aspirasinya adalah bekerja di belakang layar. Ia menyatakan kepuasannya dengan peran yang ia lakukan saat ini, yaitu menciptakan harmoni, kedamaian, dan ketenangan di antara umat manusia.

“Hahaha. Saya nggak pernah bermimpi ke arah situ. Saya hanya ingin bekerja di balik layar saja,” kata Nasaruddin saat dihubungi, Selasa, 16 Mei 2023.

Namun, 18 Mei 2023 ini Nasaruddin Umar akan bertemu dengan bakal calon presiden Ganjar Pranowo di Manado, Sulawesi Utara.

Nasaruddin menjelaskan, pertemuannya dengan Ganjar untuk silaturahim dan halal bihalal pasca lebaran. Dia menyebut tiap tahun memang diundang oleh Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey untuk menghadiri acara silaturahmi warga Sulut. Nasaruddin turut didapuk jadi penceramah dalam acara tersebut.

Advertising
Advertising

“Iya (ketemu Ganjar). Ada halal bihalal. Memang sejak tahun lalu juga diundang di Sulut ya, Manado. Kan itu rutin. Saya sering diundang beliau tiap habis lebaran,” kata Nasaruddin saat dihubungi, Selasa, 16 Mei 2023.

Profil Nasaruddin Umar

Prof. Dr. K.H. Nasaruddin Umar, M.A., lahir pada 23 Juni 1959, adalah seorang tokoh agama yang memiliki peran penting dalam bidang keagamaan di Indonesia. Saat ini, beliau menjabat sebagai Imam Besar Masjid Istiqlal di Jakarta. Sebelumnya, Nasaruddin Umar menjabat sebagai Wakil Menteri Agama Republik Indonesia dari tahun 2011 hingga 2014. Beliau juga dikenal sebagai pendiri organisasi lintas agama Masyarakat Dialog antar Umat Beragama.

Pengalaman Nasaruddin Umar dalam bidang agama tidak hanya terbatas pada pemerintahan. Beliau pernah menjabat sebagai Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam di Departemen Agama/Kementerian Agama Republik Indonesia. Selain itu, beliau adalah anggota dari Tim Penasehat Inggris-Indonesia yang didirikan oleh mantan perdana menteri Inggris, Tony Blair. Keahliannya dalam dialog antaragama telah diakui dan memberikan kontribusi yang berharga.

Melansir istiqlal.or.id, Nasaruddin Umar juga memiliki keterlibatan yang signifikan dalam organisasi-organisasi Islam di Indonesia. Beliau adalah salah satu anggota Rais Pengurus Besar Nahdlatul Ulama untuk masa khidmat 2022-2027. Pada tanggal 3 November 2019, beliau terpilih sebagai Ketua Umum BP4 (Badan Pembinaan dan Pengawasan Pesantren, Pendidikan Agama, dan Keagamaan) untuk periode 2019-2024 dalam Munas BP4 XVI di Jakarta. Selain itu, beliau juga terpilih sebagai Ketua Umum Pengurus Pusat Pondok Pesantren As'adiyah pada Muktamar As'adiyah ke XV di Sengkang tahun 2022.

Dengan pengalaman dan kontribusinya yang luas dalam bidang agama dan dialog antarumat beragama, Prof Dr K.H. Nasaruddin Umar, M.A. telah menjalin jejak prestasi yang luar biasa dalam memperkuat toleransi dan kerukunan antaragama di Indonesia.

Nasaruddin Umar menempuh studi pascasarjana di IAIN/UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, dan berhasil meraih gelar Magister pada tahun 1992 serta gelar doktoral (PhD) pada tahun 1998. Selama masa studi doktoralnya, beliau memiliki pengalaman sebagai mahasiswa di Program PhD di Universitas McGill, Montreal, Kanada, antara tahun 1993 dan 1994, serta di Program PhD di Universitas Leiden, Belanda, antara tahun 1994 dan 1995.

Setelah meraih gelar doktoral, Nasaruddin Umar memiliki pengalaman sebagai sarjana tamu di beberapa universitas terkemuka. Beliau menjadi sarjana tamu di Sophia University, Tokyo pada tahun 2001, sarjana tamu di SOAS University of London antara tahun 2001 dan 2002, serta sarjana tamu di Georgetown University, Washington DC antara tahun 2003 dan 2004. Pengalaman beliau di universitas-universitas tersebut memberikan kesempatan untuk berinteraksi dan berkontribusi dalam diskusi ilmiah yang lebih luas.

Sebagai seorang penulis, Nasaruddin Umar telah menerbitkan 12 buku yang mencakup berbagai topik. Salah satu karyanya yang terkenal adalah "Argumen Kesetaraan Jender Perspektif Al-Quran" yang diterbitkan oleh Paramadina pada tahun 1999. Buku ini berisi hasil penelitian yang mendalam tentang isu bias gender dalam Al-Quran. Karya tersebut memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang perspektif Al-Quran terkait kesetaraan gender.

Dengan keahlian akademiknya dan karya-karyanya yang beragam, Nasaruddin Umar telah memberikan kontribusi signifikan dalam bidang studi keagamaan, terutama dalam kajian Al-Quran dan isu-isu gender.

RECHA TIARA DERMAWAN I IMA DINI SHAFIRA

Pilihan Editor: Nasaruddin Umar Mencuat Jadi Bacawapres Ganjar, Cak Imin Bagus Beliau Orang yang Cool

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

5 Hal tentang Ganjar Pranowo Setelah Berakhirnya Pilpres 2024 dan Putusan MK

2 jam lalu

5 Hal tentang Ganjar Pranowo Setelah Berakhirnya Pilpres 2024 dan Putusan MK

Ganjar Pranowo menegaskan sikap politiknya untuk tidak bergabung pemerintahan presiden dan wakil presiden terpilih periode 2024-2029, Prabowo-Gibran

Baca Selengkapnya

Ganjar Akui Tak Akan Gabung Pemerintahan, Bagaimana dengan PDIP?

17 jam lalu

Ganjar Akui Tak Akan Gabung Pemerintahan, Bagaimana dengan PDIP?

ganjar mengatakan dalam sistem pemerintahan juga penting adanya check and balances.

Baca Selengkapnya

Ganjar Ungkap Arah Politiknya Usai Kalah di Pilpres 2024

17 jam lalu

Ganjar Ungkap Arah Politiknya Usai Kalah di Pilpres 2024

Menurut Ganjar, masih banyak persoalan yang dipesankan oleh Megawati berkaitan dengan kondisi sosial ekonomi yang perlu jadi perhatian.

Baca Selengkapnya

Gibran Janji Beri Perhatian Khusus Daerah Padat Penduduk: Seperti Muara Baru

1 hari lalu

Gibran Janji Beri Perhatian Khusus Daerah Padat Penduduk: Seperti Muara Baru

Wakil Presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka menyebut daerah padat penduduk mendapatkan atensi khusus dari pemerintah.

Baca Selengkapnya

Prabowo-Gibran Diminta Penuhi Janji Selamatkan Garuda Indonesia

1 hari lalu

Prabowo-Gibran Diminta Penuhi Janji Selamatkan Garuda Indonesia

Serikat Karyawan Garuda Indonesia meminta Prabowo-Gibran bisa penuhi janjinya untuk menyelamatkan maskapai Garuda Indonesia.

Baca Selengkapnya

3 Perbedaan Gunung Ruang dan Gunung Raung

1 hari lalu

3 Perbedaan Gunung Ruang dan Gunung Raung

Dengan perbedaan signifikan dalam lokasi, aktivitas vulkanik, dan dampak lingkungan, Gunung Ruang dan Gunung Raung menunjukkan perbedaannya.

Baca Selengkapnya

Sekilas Nama Mirip, Jangan Salah Bedakan Gunung Ruang dan Gunung Raung

1 hari lalu

Sekilas Nama Mirip, Jangan Salah Bedakan Gunung Ruang dan Gunung Raung

Gunung Ruang dan Gunung Raung, meskipun memiliki nama yang mirip merupakan dua gunung berapi yang berbeda.

Baca Selengkapnya

Kasak-kusuk Koalisi Setelah Putusan MK

2 hari lalu

Kasak-kusuk Koalisi Setelah Putusan MK

Ada lobi-lobi disertai pembagian jatah menteri di kabinet. Rencana koalisi PDIP disertai syarat tertentu.

Baca Selengkapnya

Sepedaan di Yogyakarta, Ganjar Pranowo Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran

3 hari lalu

Sepedaan di Yogyakarta, Ganjar Pranowo Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran

Ganjar Pranowo mengaku tak diundang untuk menghadiri penetapan Prabowo-Gibran sebagai presiden dan wakil presiden.

Baca Selengkapnya

Soal Hak Angket Usai Putusan MK, Ganjar Pranowo: Itu Nanti di Parlemen, Saya Bukan Anggota Dewan

3 hari lalu

Soal Hak Angket Usai Putusan MK, Ganjar Pranowo: Itu Nanti di Parlemen, Saya Bukan Anggota Dewan

Ganjar Pranowo angkat bicara soal rencana hak angket DPR hingga gugatan PDI Perjuangan kepada KPU dalam kaitan Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya