Soal Usulan Koalisi Besar, PAN Sebut KIB Masih Terbuka terhadap Perubahan
Reporter
Ima Dini Shafira
Editor
Eko Ari Wibowo
Selasa, 28 Maret 2023 18:59 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Yandri Susanto menyebut Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) masih terbuka terhadap perubahan, termasuk melebur dengan Koalisi Perubahan menjadi koalisi besar. Adapun selain PAN, KIB digawangi oleh Partai Golkar dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Peluang peleburan kedua koalisi ini mencuat usai Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto menghadiri acara buka puasa yang digelar Partai NasDem. Partai NasDem bersama Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) bermitra dalam Koalisi Perubahan dengan mengusung Anies Baswedan sebagai calon presiden 2024.
“Apakah nanti akan ada perubahan? Terbuka untuk ada perubahan, bilamana pembicaraan itu menemui titik temu kan, ada kesepakatan-kesepakatan yang bisa dijadikan komitmen untuk dibawa ke KPU,” kata Yandri di Gedung DPR RI, Selasa, 28 Maret 2023.
Yandri menjelaskan, sebelum pendaftaran calon presiden dan calon wakil presiden 2024 dibuka, komunikasi antar parpol masih dangat dinamis. PAN, kata dia, juga membuka komunikasi dengan semua parpol, utamanya anggota KIB.
“Tidak ada hal yang tabu dalam proses Pilpres, semua masih sangat memungkinkan untuk mencapai sebuah kesepakatan,” kata dia.
Adapun politikus senior Golkar sekaligus bekas Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla alias JK memberikan arahan kepada Airlangga untuk mempertimbangkan membetuk koalisi besar. Salah satunya, dengan Koalisi Perubahan.
Menurut Yandri, arahan maupun ajak-mengajak berkoalisi merupakan hal lumrah dalam politik. Pasalnya, peta koalisi serta pasangan calon presiden dan calon wakil presiden yang akan diusung juga masih cair.
“Biasa itu. Sekali lagi ini masih sangat dinais, semua masih bisa terbuka, siapa bergabung dengan siapa,” kata dia.
Sebelumnya, Airlangga bertemu dengan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh di NasDem Tower, Sabtu, 25 Maret 2023 untuk menghadiri acara buka bersama. Dalam acara itu, hadir pula Wakil Presiden RI ke-10 dan 12 sekaligus bekas Ketua Umum Golkar, Jusuf Kalla.
Arahan senior
Wakil Ketua Umum Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia mengatakan bertemunya Airlangga Hartarto dengan JK merupakan momen silaturahmi dengan senior. Sebagai politikus senior, Doli menilai JK memberikan arahan kepada Airlangga untuk mempertimbangkan membentuk koalisi besar. Salah satunya, dengan Koalisi Perubahan.
“Saya kira pasti ya (ada arahan). Senior itu kan punya pandangan, saran, masukan. Tapi semua itu pada akhirnya akan dibicarakan secara resmi di rapat partai,” kata Doli di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin, 27 Maret 2023.
Dia menjelaskan, hubungan yang dijalin Partai Golkar dengan para seniornya berlangsung dengan baik hingga saat ini. Di antaranya dengan JK, Luhut Binsar Pandjaitan, Aburizal Bakrie, hingga Agung Laksono.
“Nah mereka-mereka ini sampai saat ini selalu bersama-sama kami, di dalam pengambilan keputusan juga mereka selalu kita libatkan,” kata dia.
Selanjutnya: Airlangga berbincang dengan Surya Paloh
<!--more-->
Adapun dalam acara buka bersama itu, Airlangga tinggal lebih lama pasca acara untuk berbincang dengan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh. Doli menjelaskan, salah satu bahasan dalam pertemuan ini adalah memperdalam kemungkinan bekerja sama.
“Memperdalam kemungkinan-kemungkinan untuk bisa melakukan kerja sama, itu aja,” kata Doli.
Menurut Doli, membangun kerja sama tidak bisa dilakukan hanya dengan sekali pertemuan. Dia menyebut ada banyak hal yang mesti didiskusikan untuk menyamakan visi dan platform.
Hal serupa disebut Doli dilakukan Airlangga saat hendak bermitra dengan PAN dan PPP dalam Koalisi Indonesia Bersatu. Dia mengatakan Menteri Perekonomian itu membutuhkan waktu 1,5 tahun untuk menjajaki komunikasi dengan semua parpol, sebelum akhirnya berkoalisi dengan PAN dan PPP.
“Ini juga sama, proses itu tetap sama seperti proses-proses sebelumnya,” kata Doli.
Pilihan Editor: Golkar Datang di Bukber NasDem, PAN: Hanya Penuhi Undangan dan Lepas Rindu