Letusan Dahsyat Gunung Agung 60 Tahun Lalu, Ribuan Orang Meninggal Dunia
Reporter
Ryzal Catur Ananda
Editor
Dwi Arjanto
Jumat, 17 Maret 2023 08:55 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Pada 60 tahun yang lalu, bencana dahsyat terjadi di Indonesia, yakni Gunung Agung meletus. Tepat pada 17 Maret 1963, Gunung Agung di Bali meletus dahsyat.
Letusan dahsyat ini mengakibatkan ribuan korban jiwa dan kerugian materiel.
Letusan Dahsyat Gunung Agung
Pada 17 Maret 1963, Gunung Agung meletus hebat. Langit siang Bali seketika berubah menjadi gelap. Seperti yang telah dimuat oleh Tempo, material vulkanik berupa aerosol sulfat terbang hingga 14.400 kilometer.
Sebenarnya, aktivitas Gunung Agung telah terjadi satu bulan sebelum letusan hebat. Pada 18 Februari 1963, masyarakat sekitar Gunung Agung mendengar dentuman keras diikuti dengan semburan abu panas dan gas dari kawah setinggi 20.000 meter. Sebulan kemudian, Gunung Agung meletus hebat. Rentetan letusan ini terus berlanjut hingga berhenti pada tahun 1964.
Di letusan ini, Gunung Agung mengeluarkan aliran piroklastik, yakni gas panas, abu vulkanik, dan batuan. Aliran piroklastik ini menghancurkan desa-desa di sekitarnya. Menurut Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Piroklastik berasal dari bahasa Yunani: pyro berarti api dan clastic berarti pecah.
Piroklastik ini adalah material klastik yang tersusun dari fragmen batuan yang dihasilkan dan dikeluarkan oleh erupsi gunung api yang bersifat eksplosif. Fragmen batuan individu dikenal sebagai piroklast. Batuan piroklastik merupakan salah satu jenis endapan vulkaniklastik, yakni endapan yang didominasi oleh partikel vulkanik.
Banyak korban jiwa dan kerugian materiel
Dengan letusan yang begitu dahsyat ini, jelas bahwa korban jiwa dan kerugian materiel cukup besar. Akibat letusan ini suhu bumi turun sekitar 0,4 derajat celcius. Abu belerang dari letusan Gunung Agung juga bersebaran hingga seluruh dunia. Lapisan es di Greenland, misalnya, sulfur acid terlihat. Letusan Gunung Agung mencapai Volcanic Explosivity Index tingkat lima.
Abu vulkanik dari letusan Gunung Agung juga menyebabkan pencemaran air. Pada saat itu, air sudah tak layak minum hingga berakibat kekurangan air. Hewan piaraan, seperti sapi, mati bergelimpangan. Hingga letusan Gunung Agung berhenti pada tahun 1964, setidaknya sekitar 1.900 orang meninggal dunia akibat letusan ini.
RYZAL CATUR ANANDA SANDHY SURYA
Pilihan editor : Cek 4 Destinasi Wisata di Sekitar Gunung Agung Bali
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.